상처 > sangcheo
.
.
.
Sejak pertemuan terakhir Safeaa dengan anggota BTS hari itu, ia tidak bertemu dengan mereka lagi. Safeaa juga menjalani kehidupan sehari-harinya seperti biasa. Kuliah, bekerja, belajar, menulis atau kumpul bersama anggota organisasi.
Melihat sekali lagi penampilannya, Safeaa mengangguk dan segera meraih ransel beserta buku-buku tebal yang akan dia gunakan untuk presentasi hari ini.
Lina dan Hyuna belum bangun dari tidurnya. Mereka masuk siang hari ini. Keluar dari asrama dan segera menuju kampus yang jaraknya tidak lebih dari sepuluh menit itu, Safeaa menyempatkan diri membuka ponsel yang semakin jarang ia gunakan tersebut.
"Selamat pagi, Safeaa-ssi!" Safeaa mendongak dan tersenyum mendapati Min Hyuk menyapanya.
"Selamat pagi, Min Hyuk-ssi." balas Safeaa mengantongi ponselnya dan memfokuskan diri pada lawan bicaranya.
"Kau selalu siap dan serius ya dalam melakukan pekerjaan" ucap Min Hyuk. Tangannya masuk ke dalam saku celana miliknya.
"Eh?" heran Safeaa.
Min Hyuk menatap buku tebal dalam pelukan Safeaa. Membuat gadis itu ber-'oh' dan merenges menunjukkan deretan giginya.
"Hei. Kenapa Min Hyuk dekat sekali dengan gadis asing itu, sih? Apa dia tidak takut, kalau-kalau gadis itu adalah seorang mata-mata?"
Min Hyuk dan Safeaa jelas bisa mendengar obrolan orang di belakang mereka. Safeaa yang sadar kalau Min Hyuk merasa tidak enak dengannya hanya tersenyum dan mengangguk kecil.
"Lagipula, dia tidak tinggi. Tidak begitu cantik. Yah, walau ku akui kecerdasan otaknya lebih baik dari kita"
Safeaa bisa mendengarnya lagi. Dan Min Hyuk menatapnya khawatir.
Barulah setelah sampai di gedung Departement mereka, Safeaa dan Min Hyuk tidak lagi mendengar obrolan gadis-gadis tadi.
Yah, tentu saja. Ahn Min Hyuk seorang anggota Band kampus dengan visualnya yang di atas rata-rata. Suaranya yang tidak sekedar bagus dan kemampuan dance yang juga tidak bisa hanya di lihat sekali, menjadikan pria itu bukan hanya cukup populer. Namun, sangat populer. Di banding dengan Safeaa yang hanya gadis biasa. Tidak cantik dan tinggi seperti standar kecantikan pada umumnya di Korea. Jelas tidak bisa di bandingkan dengan Min Hyuk. Di tambah fakta bahwa ia adalah seorang muslim dan terang-terangan menggunakan hijab di kampus yang bahkan mahasiswa muslim lebih memilih diam-diam berstatus muslim karena takut mendapat deskriminasi.
Walaupun kebijakan kampus menyatakan tidak boleh ada deskriminasi dan sebagainya dengan kaum minoritas seperti pemegang beasiswa atau golongan muslim. Tapi, tetap saja. Dari 40.000 lebih mahasiswa yang ada, tentu ada orang-orang yang masih sengaja melakukan deskriminasi. Namun, bukan berarti sepenuhnya salah mereka. Islamopobhia yang menjadi momok mengerikan di negara-negara dengan minoritas muslim adalah penyebab utama. Berita-berita yang menyatakan tentang aksi teror dan sebagainya dimana di lakukan kau muslim, membuat sebagian besar non-muslim menganggap bahwa segala bentuk kengerian bersumber dari umat muslim.
Kenyataannya, hal-hal semacam itu justru adalah sebuah adu domba yang di lakukan oknum-oknum kurang bertanggung jawab untuk memecah belah toleransi agama.
Hampir dua bulan berada di negara tersebut, Safeaa menyadari hal-hal kecil. Fakta-fakta mengejutkan tentang sinkronitas nasib dan kenyataan di laoangan para warga muslim.
"Fe, kau sudah sarapan?" tanya Min Hyuk membuyarkan segala pemikiran Safeaa.
"Sudah. Kau belum? Aku membawa roti kalau kau mau." Safeaa hendak mengeluarkan roti dari dalam ransel namun segera di hentikan Min Hyuk.
"Ini" Min Hyuk memberikan sebuah kotak makan berwarna abu-abu. "Kau sering melewatkan makan siang kalau hari senin dan kamis, aku pikir karena menu di kampus kita adalah bukan daging ayam. Jadi, aku membawakan ini untukmu." ucap Min Hyuk.
Safeaa tersenyum dan mengangguk sambil berterimakasih. Walaupun alasan sebenarnya dia tidak makan bukan karena menu makan siangnya. Melainkan karena dia melakukan puasa sunah.
"Kapan-kapan akan ku buatkan kau sesuatu." senyum Safeaa.
Memasukkan makanan pemberian Min Hyuk kedalam tas, Safeaa mulai memfokuskan diri mengikuti mata kuliah yang akan di sampaikan.
Setelah melakukan presentasi dan pembelajaran selama hampir dua jam, Safeaa melambai pada Min Hyuk yang berpamitan lebih dulu karena harus bertemu dengan anggota klub-nya.
Menelungkupkan wajah, Safeaa menghela nafas panjang. Dia tidak bisa jujur dengan orang lain, kalau dua bulan ini terasa berat sekali.
Pandangan orang-orang kepadanya. Perlakuan di asingkan dan sebagainya. Bukan luka luar yang bisa di lihat kasat mata dan sembuh dalam satu minggu. Tapi, sakit dalam batinnya. Semua itu menimbulkan gejolak dalam dirinya. Safeaa tidak bohong kalau dia seringkali takut pada pandangan orang-orang. Dia khawatir dan bahkan tidak bisa tidur nyenyak. Tapi, sekali lagi. Dia tidak bisa bicara dengan siapapun. Yang bisa dia lakukan sekarang hanya berbuat baik kepada siapapun. Menunjukkan bahwa muslim tidak selalu seperti yang orang-orang pikirkan.
Brakk!!
Safeaa terkejut bukan main ketika pintu di banting dengan keras. Ia mendongak dan melihat seorang gadis dengan seorang pria tengah memperdebatkan sesuatu. Safeaa hanya bisa menangkap kalau si pria menuduh si gadis berselingkuh. Aksen yang berbeda membuat Safeaa kesulitan memahami percakapan keduanya. Tidak ingin terkesan ikut campur, Safeaa baru saja akan melangkah keluar sebelum pandangannya melihat si pria hendak memukul gadis tersebut.
"Stopp!!" teriak Safeaa.
Keduanya jelas terkejut. Tidak menyadari kalau di ruangan itu ada orang lain selain mereka.
"Semarah apapun kamu, jangan memukul perempuan. Bisa saja dia mengalami trauma karena hal itu. Di banding bertengkar dan adu mulut, kenapa kalian tidak sama-sama mencari kebenaran tentang apa yang kalian debatkan? Maaf kalau aku ikut campur. Aku hanya tidak ingin melihat kekerasan. Dan tenang saja, aku tidak akan mengadukan ini pada siapapun selama kau tidak berbuat kekerasan." ucap Safeaa pada si pria. "Lagipula aku tidak punya teman. Kalian tidak perlu khawatir." Safeaa tersenyum ramah.
"Selesaikan masalah kalian baik-baik." Safeaa menepuk pelan punggung tangan si gadis sebelum meninggalkan kelas.
Sebab luka yang tidak terlihat, lebih mengerikan dan berbekas selamanya.
Seperti biasa, gadis itu akan berjalan seolah tidak melihat dan mendengar apapun. Di saat ia benar-benar tahu, kalau orang-orang di sekitar tengah memandangnya dengan tidak suka.
_
KAMU SEDANG MEMBACA
HELL-nO OPPA
Fanfic(BTS Taehyung) "aku terlampau tidak tahu malu jika menginginkanmu. jadi, akan lebih baik. seharusnya tidak pernah ada pertemuan itu. tidak pernah ada sapa, atau berbagi cerita. aku harusnya, menentang rencana Tuhan satu itu" dan pada akhirny, Taehyu...