김밥 : Kimbab atau pengucapan warga Korea adalah Gimbab. Merupakan makanan khas Korea yang berupa nasi dengan campuran sayur, daging, minyak wijen dan dan garam. Bentuknya bisa segitiga atau bulat dengan bungkus rumput lau kering.
.
.
.Safeaa melihat ponselnya sekali lagi untuk memastikan kalau kafe tersebut sesuai dengan alamat yang diberikan seniornya. Masuk kedalam, Safeaa mengamati sekitar dan sebuah suara memanggilnya.
"Fe !!" menoleh, Safeaa menemukan Lina-senior sekaligus sesama pelajar dari Indonesia- yang membantunya mendapat pekerjaan tersebut.
Tersenyum. Safeaa menghampiri Lina yang sudah seperti orang Korea tersebut. Dengan jeans sobek-sobek, snikers, serta T-shirt putih polos. Rambut panjangnya di cat pirang pada ujungnya dan di gerai. Memberikan kesan bad and sweet. Bahkan dalam sekali lihat, Safeaa bisa langsung menyimpulkan, kalau gadis itu pasti cukup populer di kampus.
"Kamu baru sampai? Maaf ya, aku langsung suruh kesini. Soalnya, bos harus segera pergi selepas jam 6" jelas Lina dengan nada menyesalnya.
"Gak papa kok, kak. Dapat pekerjaan saja, aku udah seneng" jawab Safeaa jujur.
Ia tidak berbohong kalau Safeaa sangat bersyukur mendapat pekerjaan tersebut. Dan Safeaa juga tidak bisa hanya mengandalkan uang beasiswa serta kiriman ayah-ibunya, sedang biaya hidup di Korea begitu mahal.
Sebelum ia memutuskan melanjutkan study di negeri gingseng tersebut, Safeaa sudah memikirkan semuanya matang-matang. Mulai dari biaya hidup, pekerjaan paruh waktu, hingga beasiswa. Ia mencari-cari informasi tentang pelajar Indonesia yang ada disana. Dan berakhir berteman dengan Lina. Sejujurnya, Safeaa dan Lina bahkan belum pernah bertemu satu kalipun. Ini merupakan pertemuan perdana mereka. Selebihnya, hanya komunikasi lewat ponsel saja. Namun, Safeaa bersyukur, sebab Lina bisa mengenalinya dengan cepat. Dan yang lebih beruntungnya adalah, Lina satu kamar dengannya.
"Yuk! Kita ketemu bos. Kamu pasti terkejut" ucap Lina menggandeng lengan Safeaa. Sedang Sarkas hanya mengangguk. Tidak peduli dengan apa yang akan membuatnya terkejut.
Safeaa melihat interior kafe sekali lagi. Dan turun ke bawah. Sedikit bingung karena ternyata, kantor pemiliknya berada di lantai bawah. Bersebelahan dengan toilet? Hanya di batasi dinding kaca. Kenapa dibawah?
Mengabaikan keheranannya, Safeaa mengekor pada Lina dan masih menunduk selagi Lina berucap.
"Bos! This is who I say will be new worker" ucap Lina.
"Anyeonghasseo. Safeaa Marwa Imni ... " Safeaa menggantung kalimatnya dan menutup mulut saking terkejutnya. "Kim Seokjin?!!" jerit Safeaa tanoa sadar.
"See. Aku udah bilang, kamu bakalan kaget" bisik Safeaa yang masih membeku melihat siapa pria yang tengah duduk di kursi yang jaraknya kurang dari satu meter di depannya tersebut.
Safeaa tidak pernah berani membayangkan pertemuannya dengan salah satu member idol yang di sukainya akan berakhir seperti apa. Ia bahkan tidak sekalipun membayangkan pertemuan-pertemuan sekalipun berada di satu tempat yang sama. Cukup tahu diri.
"Kamu ... Kim ... Kim ... Seok ... Jin? BTS?" gugup Safeaa. Jantungnya kini berdegup sangat cepat. Bahkan Safeaa menduga kalau Lina dan Jin bisa saja mendengarnya.
"Ya sudah. Aku akan mengambilkan teh dulu supaya kalian bisa mengobrol. Entah sebagai bos dan karyawan, atau idola dan penggemar" kekeh Lina meninggalkan ruangan tersebut.
"Jadi ... Safeaa ... Kamu bisa bekerja mulai dari jam 3 sore sampai 9 malam. Atau ketika libur kuliah kamu bisa bekerja full satu hari. Kafe libur di hari minggu, dan atau hari perayaan. Lina akan mengajari kamu cara menyajikan kopi dan pekerjaan lainnya. Kamu mengerti?" jelas Jin.
Safeaa mengangguk paham.
"Kamu bisa duduk, Fe ... Saya punya sesuatu untuk kamu" ucap Jin dan Safeaa mengangguk patuh. Ia melihat Jin merogoh laci meja kerjanya dan mengeluarkan kotak makan berisi kimbab.
"Ini kimbab. Lina mengatakan kalau temannya akan bekerja hari ini, dan dia penggemar BTS. Jadi, sebagai ucapan terimakasih saya, karena kamu masih mendukung kami, sebagai BTS. Dan percaya pada kafe ini. Saya membuatkan ini untuk kamu. Silakan." ucap Jin dan Safeaa mengulurkan tangan, mencomot satu potong kimbab.
"Nah ... Silakan teh-nya" ucap Lina masuk. "Silakan dilanjutkan ngobrolnya. Saya pamit keluar. Bos!" lanjut Lina dan di angguki oleh Jin.
"Bagaimana? Enak?" tanya Jin.
Safeaa mengangguk saja. Dia belum benar-benar fokus bahkan dengan rasa makanan di mulutnya. Masih terlalu terkejut dengan fakta yang ia dapati.
"Kamu sudah lama suka dengan BTS?" tanya Jin menyeruput teh di gelasnya.
"I-iya ... Sekitar 4 atau lima tahun lalu" jawab Safeaa masih gugup.
Jin tersenyum dan memberikan gelas teh milik Safeaa.
"Bisa kamu ceritakan, bagaimana awalnya kamu menyukai kami?" tanya Jin lagi. Kali ini dengan mata antusias, membuat Safeaa mendongak dan pikirannya mendadak bisa lebih di ajak kompromi.
"Saya tidak tahu kapan tepatnya mulai menyukai lagu-lagu BTS. Saat saya kelas dua SMA, teman-teman saya sedang hangat-hangatnya membicarakan Korea. Dan saya yang tidak terlalu tertarik dengan apapun berbau Korea, hanya cuek saja" Safeaa menarik sudut bibirnya kecil mengingat masa-masa sekolah menengahnya.
"Kemudian mereka mulai membicarakan EXO, SuJu, SNSD dan sederet idol lainnya. Entah kenapa saya tidak tertarik. Sampai suatu hari, saya lupa bagaimana tepatnya saya tahu tentang BTS." senyum Safeaa semakin lebar. "Salah seorang teman saya mengunggah foto BTS di akun social medianya. Dan mendadak, saya seperti seorang fangirl."
"Mungkin sejak hari itu saya menyukai BTS. Dan saat kalian mendapat penghargaan untuk single Blood Sweet and Tears. Melihat kalian menangis bersama di atas panggung, saat itu saya, yang belum tahu menahu tentang BTS ikut menangis tersedu-sedu" kekeh Safeaa.
"Woah ... Kamu unik ya" ucap Jin menyodorkan kembali kimbabnya dan langsung di ambil oleh Safeaa.
"Siapa bias pertama kamu?" tanya Jin lagi dengan mulut mengunyah kimbab.
Safeaa tersenyum dan meneguk sebentar teh-nya.
"Saya tidak menyukai satu orang saja. Tapi, pertama kali yang membuat saya tertarik dengan BTS adalah, J-hope. Dia punya aura yang ... Ringan. Dan ... Ringan." ringis Safeaa.
"Ah ... Kupikir, aku." ucap Jin menunduk membuat Safeaa segera tersadar.
"Eh ... Eh ... Saya ... Minta maaf. Saya ... Sungguh, tidak bermaksud seperti itu." ucap Safeaa menyesal sekaligus takut. Dia sudah membicarakan kelebihan member lain di depan personel lainnya. Bodoh!. Bagaimana kalau Seokjin membatalkan menerimanya sebagai karyawan. Mati aku!.
"Bwahahahahaha kenapa wajahmu mendadak tegang sekali sih! Aku hanya bercanda, ya Tuhan!! Tenang saja!!" ucap Jin membuat Safeaa melongo heran.
"Kau memilih orang yang tepat, Fe. Hoseok memang menyenangkan. Dia profesional dan pekerja keras." senyum Jin.
Safeaa mendongak dan tersenyum. Banyak hal tidak terduga terjadi kepadanya. Pertemuannya dengan idolanya, pekerjaan, hingga beasiswa. Tuhan memberikan satu persatu yang Safeaa butuhkan. Bahkan kimbab yang ada di atas meja sekarang ini. Dengan teh yang masih menguap asapnya. Diantara semua itu, diam-diam Safeaa berkali-kali mengucap syukur. Sebab, Tuhan sudah mewujudkan satu-persatu impian yang sebelumnya tidak berani ia impikan.
_
KAMU SEDANG MEMBACA
HELL-nO OPPA
Fiksi Penggemar(BTS Taehyung) "aku terlampau tidak tahu malu jika menginginkanmu. jadi, akan lebih baik. seharusnya tidak pernah ada pertemuan itu. tidak pernah ada sapa, atau berbagi cerita. aku harusnya, menentang rencana Tuhan satu itu" dan pada akhirny, Taehyu...