너 : neo > kamu
.
.
.Junkook melangkah masuk kedalam kafe milik Seokjin dan menghela nafas lega mendapati perkiraannya datang ke tempat tersebut, tepat. Sepi. Sahabatnya itu ternyata menepati janji dengan menutup kafe lebih cepat hari ini.
"Junkook-ah!!" Junkook menoleh mendapati Jin baru keluar dari ruangannya. Selanjutnya, mereka sudah berpelukan hangat. Menghancurkan perasaan rindu yang tertanam lama.
"Bagaimana kabarmu, hyung." tanya Jin.
Mengacak pelan kepala Junkook, Jin terkekeh.
"Aku baik. Tentu saja. Kau datang sendiri? Bagaimana dengan yang lain?" tanya Jin menatap tidak ada siapapun di belakang Junkook.
"Kau tahu bukan? Yoongi hyung selalu lebih memilih kasur dibanding kita? Dia masih tidur dan mengatakan akan menyusul bersama Namjoon hyung. Hoseok hyung, kau tahu juga kan kalau dia itu yang paling sibuk di antara kita semua. Bersama Jimin hyung, tentunya. Dan aku? Adalah yang paling pengangguran" jelas Junkook membuat Jin terkekeh. Ia merangkul pundak Junkook dan mengajaknya masuk kedalam kantornya.
"Bagaimana kabarmu? Kau sehat?" tanya Jin merangkul pundak Junkook melewati pantry dan sebelum mendengar jawabannya, pria itu kembali bersuara. "Safeaa, bawakan kami kopi" ucap Jin dan memfokuskan kembali pandangannya pada Junkook.
Junkook menaikan sebelah alis, memandang gadis yang dipanggil Jin mengangkat tangan hormat. Namun, bukan itu yang menjadi keheranannya. Melainkan, gadis dengan hijab berwarna donker dan lesung di bawah bibir.
"Kook? Kau tidak mendengarku?" Jin melepas tangannya dari pundak Junkook dan menatap sebal lawan bicaranya itu.
"Eh? Ah ... Mian." gagap Junkook
"Apa yang berhasil mengalihkan perhatianmu dari aku? Gadis mana yang bisa mencuri posisiku?" rengut Jin membuat Junkook tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya.
"Maaf, hyung. Aku hanya berfikir sepertinya mengenal salah satu pegawaimu." jawab Junkook jujur.
"Siapa? Safeaa?" tanya Jin, menutup pintu kantornya.
Jadi, namanya Safeaa. "Ah! Kupikir bukan. Apa dia bukan orang Korea?" jawab Junkook.
"Ya, dia mahasiswi dari Indonesia. Temannya, Lina" jawab Jin dan dua sudut bibirnya terangkat setelah menyebut nama Lina.
"Ah ... Begitu ... " senyum Junkook dan mendengar pintu ruangan Jin di ketuk. Setelah sang empunya mengucaokan 'masuk', gadis dengan hijab tersebut masuk dan meletakkan nampan berisi dua cangkir minuman.
"Fe ... Kau tidak heboh melihat siapa yang kubawa?" tanya Jin dan Safeaa mengangkat kepalanya sambil meringis.
"Itu bos, anu .. Ng ... Kak Lina mengatakan, hari ini bos akan membawa teman-teman, jadi, aku sudah menyiapkan diri. Tapi ... Tetap saja, aku gemetar. Aku hanya ... Menahan diri, dan bersikap anggun." kekeh Safeaa.
Jin ikut tertawa renyah.
"Kau bisa mengambil foto dengan kami, jika mau" tawar Jin.
"Ah! Benarkah?! Tapi, nanti saja. Kalau kalian sudah datang semua." jawab Safeaa tersenyum. Junkook bahkan bisa melihat binar di mata gadis itu.
Setelah mengucapkan salam dan menutup pintu, Junkook kembali mengalihkan fokusnya pada Jin.
"Taehyung sudah berangkat pulang?" tanya Jin.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELL-nO OPPA
Fiksi Penggemar(BTS Taehyung) "aku terlampau tidak tahu malu jika menginginkanmu. jadi, akan lebih baik. seharusnya tidak pernah ada pertemuan itu. tidak pernah ada sapa, atau berbagi cerita. aku harusnya, menentang rencana Tuhan satu itu" dan pada akhirny, Taehyu...