DI taman belakang sekolah SMA Forever Young, terdapat seorang gadis cantik yang duduk di atas kursi dan pemuda yang berdiri tegap di depannya—dengan tangan bersembunyi di dalam saku celananya. Keduanya diam membisu, tapi masih saling bertatap muka. Dengan masing-masing hati yang sebenarnya tak sabar untuk mengungkapkan isinya.
“Udah beneran srek sama Taehyung 'kan?” Itu Jimin, yang pertama kali membuka obrolan sejak mereka sampai disana.
Jennie Kim mengangguk mantap, menunjukan senyum tipis. “Yeah. I'm pretty sure my heart wants him too, not just my body.”
Mengangguk mengerti, Jimin mengelus puncak kepala Jennie. “Bagus lah, kalo gini 'kan semuanya jadi jelas. Gue jadi bisa tahu batasan di antara kita.”
“But we still be friends, right?”
“Itu jelas lah anak pinter! Selama ini gue gak pernah ada perasaan lebih ke elo kok.” Satu jitakan pelan sampai di dahi sang gadis, membuat empunya mengaduh pelan. “Cuma ya kita gak boleh lagi ewe bareng, lo punya Taehyung.”
Mendengar itu, helaan napas lega didapat oleh Jennie. “Syukur deh kalo gitu.”
“Kapan ditembak?”
“Semalem.”
Jimin berdeoh. “Makanya chat gue gak dibaca.”
“Eheheh sorry~”
“Ditunggu pajak jadiannya yee,” kata pemuda Park, membuat Jennie mendengus kesal.
“Kalo gitu, gue balik duluan ya. Udah janji sama si bawel buat ngantin bareng.”
“Okay, have fun!” ucap Jennie sambil berdiri, menunjukan senyum tulusnya.
Sebuah kecupan yang cukup lama diberikan Jimin tepat di dahi Jennie. Sebelum akhirnya keduanya berjalan pergi dengan arah yang saling berlawanan. Melangkah di jalan mereka masing-masing. Wajah keduanya sama leganya usai mengakhiri kontrak ranjang dengan tidak resmi. Setidaknya Jimin dan Jennie tidak perlu lagi merasa terbebani saat ingin menjalin cinta dengan yang lain karena kedekatan keduanya.
Perlu diketahui beberapa minggu ini, Jimin berurusan dengan seorang gadis yang selalu memenuhi pikirannya, yang sering muncul dalam mimpinya, gadis yang membuatnya kehidupannya jadi semakin menarik untuk dijalani. Gadis baru, namun yang ini tidak membosankan seperti biasanya. Pemuda itu mempercepat langkah kakinya, tersenyum saat tiba-tiba terbayang bagaimana first impression yang didapatkan keduanya.
Waktu itu Jimin lagi jalan-jalan ke mall. Doi lagi gabut gaes. Setelah tiga puluh menit cuma muter-muter gak jelas di mall, dia berhenti di depan toko high heels. Gatau kenapa ya, kalau liat sepatu berhak tinggi tuh Jimin bawaannya suka inget sama Jennie yang bernotabene sebagai high heels enthusiast.
Iseng ditambah dengan nalurinya yang entah kenapa nyuruh dia buat masuk ke sana ngalir gitu aja, Jimin jalan ke dalamnya. Dengan santai noleh kanan-kiri ngeliatin deretan high heels mahal yang berjajar rapi. Sampai akhirnya tatapannya jatuh ke sebuah high heels tipe ankle strap warna putih susu, sederhana sih tapi Jimin suka aja lihatnya. Apalagi pas bayangin itu dipakek sama Jennie.
Ya tanpa pikir panjang tangannya langsung ngejangkau itu barang.
Tapi...
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi ENA
FanfictionMereka gak pacaran kok, cuma sekedar temen ranjang doang ( ͡° ͜ʖ ͡°) - [ 18+ ] TW! // NSFW! distopia: universe bobrok! (read: free sex while still in senior high school) → tamat. © sasharabies 2018