MENJELANG PAS or biasa kita kenal dengan Penilaian Akhir Semester, hubungan Lisa dan Jungkook udah kembali kayak dulu lagi. Pertengkaran kecil yang sebenernya efeknya cukup berpengaruh itu udah selesai.
Meski mungkin gak bener-bener diselesaikan, sikap keduanya jadi agak berbeda—gak seperti biasanya, kali ini mereka melupakan dan bersikap biasa setelah otak keduanya mendingin. Terus bersikap seolah-olah hal itu gak pernah terjadi.
Yuju yang ngeliat Jungkook udah kembali seperti semula—gak lagi murung dan balik suka ngerdus sana-sini—membuat gadis Choi itu kembali mendapatkan kedamaiannya. Asli, kebahagiaan turut muncul dalam dada tiap kali matanya nemuin Jungkook yang lagi ketawa bahagia dengan Lisa ada dalam pelukannya.
Sekali lagi.
Lalisa Manoban, bukan dia.
Menggeleng pelan, Yuju berusaha mengabaikan sececap rasa pahit yang dirasakannya.
Gapapa, asal kamu bahagia.
Di satu waktu, tatapan Yuju bertemu dengan milik Lisa. Saling bersinggungan selama beberapa menit, Jungkook pun tak sadar akan kehadiran Yuju atau Lisa yang mulai meredakan tawanya dan berganti fokus memerhatikan hal lain.
Yuju bisa melihat bagaimana satu sudut bibir gadis dalam rengkuhan Jeon itu tertarik—mengukir senyum miring, netranya menyorot bangga dan penuh kemenangan. Mengejek gadis Choi, seakan berkata bahwa lagi-lagi ia yang berhasil mendapatkan Jungkooknya kembali.
Kali ini, Yuju tak marah.
Sungguh.
Mungkin lebih tepatnya, tidak bisa.
Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menghargai apapun yang Jungkook cintai; dan itu adalah Lalisa.
Sampai akhirnya dua sejoli itu pergi karena Jungkook tiba-tiba menarik Lisa dan mengajak gadis itu berlari keluar gedung sekolah menuju parkiran. Mereka tertawa, Yuju merasakan sesak dalam dada ketika waktu seolah melambat—memberikan beberapa detik berharga bagi Yuju untuk melihat dengan jelas bagaimana mulut Jungkook terbuka, memamerkan tawa sembari menengok Lisa yang menggerutu di belakangnya.
Manis sekali...
Dan baru Yuju sadari bahwa langit sudah berubah abu, ia melirik arlojinya. Ini pukul sebelas siang, waktu yang seharusnya matahari bersinar dengan terik—tapi sekarang tak terlihat sama sekali. Sangat mendung. Rupanya, ini sudah masuk musim hujan, kenapa Yuju hampir lupa?
Sekolah sudah mulai sepi, wajar, hari ini siswa-siswi dipulangkan lebih awal untuk persiapan ujian besok. Yuju bisa merasakan angin yang bertiup kencang, mengusik apapun yang disentuhnya. Hari ini Yuju tidak bawa mobil. Awalnya ia ingin pulang dengan ojek online, tapi tak menyangka suasananya akan jadi seperti ini.
Ia merasa...
Yuju mendongak, menatap langit yang sepertinya turut bersedih.
Tes.
Satu tetesan air mengenai paras cantiknya, membuat gadis itu menutup matanya.
“—kosong.”
Lagi pula, mungkin hujan bisa sedikit menghiburnya. Yuju mulai mengambil langkahnya, tetesan air yang jatuh pun semakin banyak dan cenderung cepat. Kemudian Yuju berhenti di tempat, diam menunduk, memerhatikan sepasang sepatunya dengan tatapan kosong. Tubuhnya bergetar, disusul dengan kedua telapak tangan yang mengepal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi ENA
FanfictionMereka gak pacaran kok, cuma sekedar temen ranjang doang ( ͡° ͜ʖ ͡°) - [ 18+ ] TW! // NSFW! distopia: universe bobrok! (read: free sex while still in senior high school) → tamat. © sasharabies 2018