DI kediaman keluarga Manoban, Minnie dan beberapa sepupunya tengah asik bertukar kado Natal di bahwa pohon cemara yang sudah dihias dengan begitu cantiknya. Tawa bahagia dan senyum tulus begitu mendominasi, semakin menghangatkan suasana hari Natal meski suhu sedang dingin.
merry christmas eve everyone🎄🎁
Setidaknya itulah yang ditweet oleh Lisa di akun sosial medianya, gadis itu lantas meletakkan ponselnya di atas meja sebelum bergabung dengan saudara-saudaranya yang sudah berkumpul dan makin bersemangat. Jantungnya agak berdebar kencang, tak sabar menyambut kedatangan kedua orang tuanya pulang.
“We miss you Ma, Pa.”
Jikalau Lisa bisa merasakan kehangatan dan mendapat banyak cinta di hari penuh arti ini, maka jangan kau pikir Jungkook pun mendapatka keadaan yang sama.
Terlihat perbedaan yang amat kontras antara kediaman Jeon dan Manoban. Mungkin secara visual, rumah mewah yang ditempati Jungkook tak jauh berbeda dari Lisa, penuh dengan hiasan khas Natal yang indah juga memilih pohon yang ukurannya cukup besar—sudah dihias dengan bola dan lampu yang terkesan mahal.
Sayangnya ini semua tak berarti untuk Jeon Jungkook.
Ia melangkah perlahan keluar dari kamar dengan piyama tidurnya. Telinganya tak mendengar apapun selain bunyi jarum jam. Ia melihat terang dan kerlap-kerlip lampu, namun tak mendapatkam kesan ramai. Jungkook menghembuskan napasnya panjang, berjalan menuruni tangga. Sunyi, sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kedua iris obsidiannya seolah tak memiliki cahaya, gemar sekali menyorot datar karena baginya semua ini tak memiliki arti. Jungkook berhenti di depan pohon Natalnya, diam dan memerhatikannya selama beberapa detik sebelum tatapannya jatuh pada banyak sekali kotak kado di bawahnya. Itu semua untuknya. Sedih rasanya tak memiliki saudaranya disini untuk dibagi.
Ia tertawa sinis, berjongkok lalu meraih salah satu kotak kado berukuran sedang. Tanpa ragu membukanya, Jungkook tidak terlalu terkejut dengan isinya. Sebuah iPhone keluaran terbaru—setiap Natal Jungkook selalu mendapatkan ponsel baru, itu pasti. Mungkin orang tuanya bingung harus membelikan hadiah apa untuk putra semata wayangnya itu.
Jungkook membuang napasnya dengan lesu dan berangsur berdiri, bergerak menuju ruang makan. Lagi-lagi tak terkejut ketika matanya melihat mejanya penuh dengan makanan. Tentu ditata dengan begitu mewah dan mahal hingga terlihat seperti masakan restoran. Padahal di tempat ini hanya ada Jungkook dan beberapa pengurus rumahnya.
Telinganya bisa mendengar suara bising dari dapur. Mungkin itu beberapa pelayannya. Saat akan menghampiri salah satu juru masak keluarga Jeon keluar darisana. Seorang pria paruh baya melempar senyum hangatnya pada Jungkook.
“Selamat Natal tuan muda.”
Jungkook mengangguk, mengulas senyum tipis. “Merry christmas too, chef Chris.”
Kemudian seorang pria tua muncul dari belakang Jungkook, yang itu kepala pelayan disini. Langsung saja Jungkook berucap, “Merry christmas, Mr. Will.”
“Selamat Natal juga tuan muda.”
Chef Chris pamit darisana untuk pergi membersihkan diri, meninggalkan Jungkook dan Mr. Will berdua. Sang tuan muda Jeon mengikuti Mr. Will saat pria tua itu memberika kode untuk berjalan mengikutinya. Mereka pergi ke halaman rumah, Jungkook tak sempat melihat ke depan karena tatapannya terpaku pada langit yang sedikit mendung. Tak sadar Mr. Will sudah memberikan sesuatu ke tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi ENA
FanfictionMereka gak pacaran kok, cuma sekedar temen ranjang doang ( ͡° ͜ʖ ͡°) - [ 18+ ] TW! // NSFW! distopia: universe bobrok! (read: free sex while still in senior high school) → tamat. © sasharabies 2018