©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©©
Tiga anak manusia melewati lorong dengan rambut berkibar. Semua murid laki-laki begitu memuja sang ketua osis yang tengah berjalan dengan aura dingin kecantikan dan rambut pirangnya. Dia adalah Jessica sang murid teladan di GREEN INVISIBLE dan sangat di kagumi para guru akan kepintarannya. Di sebelah dia berjalan sang wakil ketua osis, namanya Hyoyeon gadis berkecamata dan rambut abu-abu sebahu. Sebelahnya lagi, Yoona sang bendahara dengan rambut kepang duanya mengikuti Jessica. Ketiganya adalah murid jenius yang sering mengikuti olimpiade internasional sebagai perwakilan sekolah. Tak heran jika banyak siswa-siswi iri sekaligus mengagumi.
"Give me your books, Yoong?" ucapnya dengan logat inggrisnya, tangannya terangkat meminta buku yang di bawa Yoona.
Yoona segera meletakkan buku tebal filsafat di telapak tangan Jessica.
"So. Kita sudah sampai di bab berapa semalam belajarnya?!" murid yang mendengarnya terperangah. Hyoyeon mengambil alih untuk menjawab.
"Sampai di bab 10 halaman 355."
"Tinggal 5 bab lagi, kita selesaikan nanti di kantin." Perintahnya.
Mereka mengangguk dan melanjutkan perjalanan ke perpustakaan.
Namun tak sampai separuh lorong yang mereka lewati, dari arah berlawanan Yuri berlarian hingga menabrak Jessica yang tengah mengibaskan rambut pirangnya kebelakang.
Bukunya jatuh
Jika kalian berkhayal mereka akan jatuh saling menindih atau pas ngambil buku tangannya saling bersetuhan dan tatap-tapan seperti di film, kalian salah.
"Punya mata nggak sih? Jalan pake mata jangan pake dengkul." Bukannya merasa bersalah karena menabraknya, Yuri malah memaki.
"Excuse me. Mata? Dengkul? Sorry aku jalannya pake kaki nggak pake mata, kamu mungkin jalannya merem."
"Lo bilang apa barusan? Lo mau ngelawan gue? Sini kalo berani." Yuri menantang.
Jessica mencibir
"Satu detik itu berharga buat aku. Jadi, jangan berkhayal waktu emasku terbuang sia-sia cuman ngeladenin murid bodoh seperti kamu." Lalu pergi begitu saja.
Emosi Yuri terpancing. Murid-murid yang menyaksikan menyoraki dirinya kalah. Tepuk tangan di lorong kelas menambah keriuhan atas kekalahan Yuri melawan sang ketua osis idaman para guru.
"Jadi gitu endingnya guys, sahabat gue kalah ngelawan beruang kutub, duh kicep tuh muka." Sunny mengahampiri dengan kamera ponsel yang masih di udara.
"Kejar Yul. Jangan kalah sama kang sosis." Sooyoung mengompori sambil memeluk toples isi kripik kentang.
"Osis goblok!!" ucap taeyeon kesal.
Taeyeon menerjang tubuh Sooyoung sampai terjengkang ke depan. Toples beserta isinya berhamburan di lantai.
"Ih jangan jahat gitu donk bit. Kasian Yoongi mubazir kripiknya jatoh."
Tiffany dengan payungnya memungut kripik kentang Sooyoung, bukannya membantu Sooyoung berdiri. Tiffany justru memakan kripik kentang kesayangan Sooyoung dengan lahap.
"Woi. Itu kripik gue jangan di makan. Tai lo."
Sooyoung merampas kripik di tangan Tiffany. Membuat si gadis manja itu memukul lengan Sooyoung sebal.
"Pelit."
"Biarin!"
"Yoongi. Sini gue bantu berdiri." Sunny menawarkan diri. Dia mengulurkan tangan membantunya bangun dari lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Time
Random"Sekali lagi lo hina sahabat gue. Gue jamin dalam dua hari ke depan lo nyesel ber-urusan sama gue." Ancam Yuri. Setelahnya. Gadis nakal itu pergi meninggalkan Jessica yang berdiri dengan senyum sinis. "Sampai matipun aku nggak bakal ber-urusan sam...