Jessica tentu kaget dengan pernyataan bu kim beberapa menit lalu. Yang katanya, Yuri si gadis nakal itu berhenti sekolah terhitung dua hari dari sekarang. Untuk membuktikan pernyataan bu kim, Jessica memandangi kerumunan siswa yang membubarkan diri dari barisan upacara. Barangkali ia akan menemukan gadis itu. Dan setelah berdiri cukup lama di sana, hasilnya sangat nyata, ia tak menemukan keberadaannya.
Jadi setelah menyakitinya, mempermainkannya, dan memberi penyesalan hanya dengan kata 'maaf' rupanya gadis itu melarikan diri begitu saja. Tanpa memberi tanggung jawab yang sewajarnya terhadap apa yang telah dia perbuat.
Jessica meninggalkan lapangan. Ia mengangkat wajah dan tersenyum pongah. Kalau sudah seperti itu untuk apalagi ia berharap Yuri bertanggung jawab atas kesalahannya dan mendapat maaf dari dirinya.
Sekarang sudah jelas. Memang semestinya gadis itu pergi dari kehidupannya dan tidak menganggunya lagi. Karena ia akan melupakan Yuri dengan tenang dan akan menjalani tugasnya sebagaimana seorang Jessica yang sebelumnya dingin, angkuh dan di takuti semua siswa.
"Jessie!"
Jessica berhenti. Ia cukup hafal dengan suara ini.
"Kalau kamu cuman dateng sebagai perwakilan maaf dari Yuri, tolong jangan lakukan. Karena itu percuma."
"Gue yang salah. Gue yang membuat kekacauan ini. Yuri nggak tau apa-apa dan dia---"
"Setelah kamu ngasih aku bukti. Sekarang kamu bilang dia nggak salah?"
Kali ini Jessica memutar badan dan berhadapan dengan Taeyeon. Ia tidak terlalu terkejut dengan wajah babak belur itu.
"Gue bakal bertanggung jawab. Yuri benar-benar sayang sama lo Jess. Sebelumnya gue nggak pernah liat Yuri sebahagia ini di deket kita. Tapi sama lo dia kelihatan bahagia, dia seperti menemukan kehidupan baru."
Jessica menggeleng tegas. "Tentu dia bahagia, bahagia mainin aku kan? Please jangan diterusin omong kosong itu."
"Dia nggak pernah mainin lo. Dia beneran ada rasa sama lo. Ini semua murni kesalahan gue."
"Kalian lucu ya," Jessica tertawa. "Saling melempar kesalahan. Setelah ini siapa lagi yang bakal minta maaf? Sooyoung? Tiffany? Atau Sunny? Kalian pikir aku ini apa?"
Taeyeon menunduk lalu membungkuk kemudian bersujud di bawah kaki Jessica.
Jessica sempat mundur dan terperangah dengan tindakan Taeyeon yang tiba-tiba. Ia memandang sekitar dan mendapat perhatian dari beberapa siswa.
"Kalo dengan cara ini lo bisa percaya, gue bakal lakuin apapun Jess. Buat nebus kesalahan gue yang udah fatal."
Jessica menggeleng panik. "Bangun! Tindakan kamu ini nggak akan merubah keadaan. Hubunganku dan Yul udah selesai."
"Nggak Jess. Nggak akan ada kata selesai di antara kalian. Gue berani sumpah. Yul nggak tau apa-apa, dia hanya korban kakaknya. Dan kita semua di jebak buat ngancurin kebahagiaan Yul."
Taeyeon masih bersikukuh di bawah sana. Jessica mengawasi sekitar was-was melihat semakin banyak siswa yang memperhatikan mereka.
"Gue nyesel. Gue di ancem Jess, lo inget dua minggu lalu kedatangan kakaknya sunny dan temennya itu? Dia, dia kakak Yuri, Jess. Dia yang buat Yuri masuk rumah sakit jiwa. Dia yang buat kekacauan ini. Dan dia yang ngancem gue buat hancurin hubungan kalian. Dia nggak mau liat Yul bahagia!"
Jessica ingin menepis tapi dia tidak bisa menutupi keterkejutannya. Masih segar di ingatannya dua minggu lalu. Wajah itu, postur tubuh itu, dan tatapannya pada Yuri memang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Time
Random"Sekali lagi lo hina sahabat gue. Gue jamin dalam dua hari ke depan lo nyesel ber-urusan sama gue." Ancam Yuri. Setelahnya. Gadis nakal itu pergi meninggalkan Jessica yang berdiri dengan senyum sinis. "Sampai matipun aku nggak bakal ber-urusan sam...