Seorang wanita terlihat sedang duduk di atas hamparan rumput yang luas. Sinar matahari panas yang mengenainya tidak mengusiknya sama sekali, rambutnya terlihat lebih bercahaya disertai dengan manik mata birunya yang terang, membuat siapa saja yang melihatnya akan langsung jatuh cinta.
Namun, penampilan dan suasana seiindah ini tidak sesuai dengan apa yang dirasakan sang pemiliknya. Rasa sedih masih menyelimutinya, walaupun bertahun–tahun sudah berlalu, namun rasa sakit itu masih ada di dasar hatinya.
Dia menutup matanya dan menghirup udara sejuk yang menerpanya. Rasanya sangat tenang, tidak seperti biasa ketika dia berada di istananya yang seperti penjara baginya. Dia hampir gila dan sakit akibat semua yang dilihatnya di masa lalu, tapi syukurlah akal sehatnya masih berfungsi.
Membangunkannya dari keterpurukannya dan dia sadar saat itu, tidak ada gunanya terus terpuruk karena orang yang kau cintai, namun kau tidak dicintai olehnya sama sekali, bahkan kau sudah dikhianati dan disakiti olehnya sampai berkali–kali.
Dia membuka matanya kembali ketika angin sejuk sudah tidak menerpa wajahnya. Dia lalu bangkit dari duduknya dan melanjutkan jalannya ke arah hutan yang ada di hadapannya. Hutan yang menjadi tempat bermainnya ketika masih kecil dan tempatnya untuk menyendiri.
Matanya terlihat sendu ketika memandang hutan itu, memang tidak ada kejadian menyedihkan di tempat itu. Tapi, semuanya karena rasa sakit yang masih ada di hatinya. Dia harus bangkit, berkali–kali dia mengucapkan kata–kata itu pada dirinya sendiri, dia tidak boleh terus terpuruk seperti ini, apalagi karena orang yang telah mengkhianatinya dan memberikan rasa sakit ini padanya.
Dia adalah seorang putri Demon, dia tidak akan terus terjebak oleh rasa sakit ini terus–menerus, tidak ada dendam yang disimpannya untuk orang itu, dia hanya membiarkannya hingga suatu saat dirinya yang menerima ganjarannya sendiri. Tangannya yang bersih tidak akan kotor hanya untuk membunuh seseorang.
Sinar matahari yang sedari tadi mengiringi langkahnya sudah hilang, ketika dirinya masuk ke dalam hutan yang ditutupi oleh pepohonan di atasnya. Dirinya berjalan dengan pelan ke dalam sana, melalui jalan setapak yang ada.
Beberapa binatang yang hidup di dalam hutan itu terus memerhatikannya dari persembunyian mereka. Clementine bagaikan malaikat di mata mereka, dengan penampilannya yang memakai gaun kerajaan berwarna putih, namun tetap saja mereka cukup takut padanya, karena dirinya adalah seorang putri Demon, kaum yang paling ditakuti oleh semua makhluk yang ada di sini.
Tidak ada yang bisa mengubah pandangan mereka, kalau kaum Demon tidak akan menyakiti mereka. Berbeda dengan kaum yang wujudnya seperti orang, mereka semuanya sudah tidak takut pada kaum Demon lagi, karena pada nyatanya kaum Demon tidak semengerikan yang mereka pikirkan.
Clementine masih terus masuk ke dalam hutan, menuju ke tempat tujuannya yang memang berada di tengah–tengah hutan ini, tepatnya pusatnya. Sampainya di sana, dia langsung berhenti ketika melihat sebuah pohon besar yang sangat indah dengan cahaya matahari yang menyinarinya, ditambah di sekeliling pohon itu ada sebuah danau kecil yang mengelilinginya.
Clementine tersenyum kecil melihatnya, dia berjalan ke tepi danau itu, dan tak berapa lama, muncullah sebuah jembatan yang muncul dari dalam air. Dia kemudian melangkah dan menuju ke arah pohon itu melalui jembatan kecil itu.
Dia memerhatikan pohon itu sejenak dan melangkah mendekat. Dia meletakkan tangannya di batang pohon besar yang rindang itu, mengeluarkan kekuatannya secara perlahan. Tak berapa lama kemudian itu, batang pohon itu bergetar dan terbukalah pintu yang ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of Storm {END}
Fantasy{SUDAH TERBIT} The Demon Series (Book #3) Highest Rank : #3 IN FANTASY (01/06/2020) Clementine dé Corner, Putri dari kaum Demon. Tidak pernah menyangka kalau keputusan yang diambilnya akan membawa malapetaka padanya, walaupun dia sudah berkali-kali...