Chapter 3 : Meet The Diviner

42K 3.7K 67
                                    

Clementine mengetuk pintu kayu yang ada di hadapannya dengan cukup keras, ketika dia sudah sampai di tempat tujuannya ini. Sebenarnya dia tidak mengenal orang yang akan ditemuinya ini, dia hanya menanyakannya pada orang di mana rumah milik seorang peramal terbaik yang ada di sini.

Ya, dia ingin sedang menemui seorang peramal saat ini. Dia memang hanya ingin menanyakan petunjuk jalan sebenarnya, dan yang terlintas di otaknya sejak tadi hanya seorang peramal, dia berharap orang seperti itu dapat memberinya jalan untuk pergi ke tempat yang diinginkannya.

Beberapa menit kemudian, pintu itu terbuka dan menampakkan seorang wanita yang terlihat masih muda, benarkah ini adalah seorang peramal? Karena dirinya tidak pernah melihat ada orang semuda ini yang menjadi peramal dan kenapa dirinya mendadak menjadi bodoh, harusnya dia tahu kalau sejak kecil mereka sudah bisa meramal.

“S–siapa—”

Belum juga wanita itu menyelesaikan pertanyaannya, Clementine langsung membuka tudung jubahnya yang menutupi sebagian wajahnya dan tersenyum anggun kepada wanita di hadapannya ini. “Hai,” sapa Clementine basa–basi.

Wanita yang ada di hadapannya langsung membulatkan matanya dan langsung berlutut di hadapannya memberi hormat, membuat Clementine terkejut melihat tingkahnya. “Princess, maafkan saya yang tidak sopan barusan.” kata wanita ini.

Clementine semakin bingung melihatnya. “Bangunlah, tidak usah terlalu berlebihan seperti itu!” pinta Clementine, dia paling tidak menyukai ada orang yang memberinya hormat secara berlebihan seperti ini.

Wanita itu kemudian bangkit dan menatap Clementine lama. “Suatu kehormatan anda datang ke sini, Princess. Apakah ada yang dapat saya bantu?” tanya wanita yang masih belum Clementine ketahui siapa namanya.

“Ya, benarkah kau adalah seorang peramal seperti yang dikatakan orang–orang di sini?” tanya Clementine, entah kenapa dia merasa kalimat terkahirnya terdengar sedikit, ah lupakan. Apakah dia terlalu antusias atau apa, dia tidak tahu.

“Ah ya, benar itu saya. Perkenalkan nama saya Devine Orcer.” jawab wanita itu sambil memperkenalkan dirinya.

“Ah ya, salam kenal Devine, aku ingin meminta bantuanmu sebentar, kau ada waktu?”

🌷🌷🌷

“Anda ingin mencari petunjuk jalan menuju ke ujung dunia?” tanya Devine terkejut, sambil memegang selembar kertas yang diberikan Clementine yang tak lain merupakan peta yang dia sobek tadi pagi.

“Ya, aku tertarik dengan tempat itu, temanku mengatakan tempat itu ada secara tidak sengaja dan hal itu memicu rasa penasaranku, apalagi aku sangat hobi mencari tempat–tempat baru yang tidak pernah diketahui orang lain. Bisakah kau membantuku?” tanya Clementine, membuat Devine sedikit bingung.

Dia kembali menatap kertas yang sedang dipegangnya lama. Memang gambaran peta ini tidak lengkap, karena tidak seluruh yang ada di dunia ini tergambar di dalam peta ini. Tapi, dia juga tidak yakin bisa melakukannya, dia tidak berani mengatakannya, lebih tepatnya tidak berani mengatakan hal yang tidak pasti. Apalagi ini adalah ujung dunia, tidak ada yang pernah mendengarnya.

“Kenapa anda menemui saya dan tidak menemui ahli peta saja? Saya rasa mereka lebih tahu tentang hal–hal seperti ini, ” tanya Devine, meletakkan peta yang dipegangnya di atas meja.

“Jika aku bisa, sudah aku tanyakan sejak tadi. Masalahnya aku tidak bisa membiarkan pihak istana tahu dengan apa yang aku lakukan, mereka pasti akan melarangku melakukannya, aku sudah menyusun rencana agar berangkat secara diam–diam dari sini setelah menemukan jalannya.” jelas Clementine, penejalasannya cukup mengejutkan bagi Devine.

Queen Of Storm {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang