Chapter 49 : Monster

26.9K 2.5K 222
                                    

Clementine menatap Denia dengan tajam. Wanita itu menggunakan pedang, sedangkan Clementine hanya memiliki busur panah. Akan sulit melawannya, tapi dia tetap optimis.

Denia langsung menyerangnya tanpa aba-aba, membuat Clementine dengan refleks menghindar. Wanita itu seharusnya tidak menghalanginya, dia sedang dalam keadaan terdesak dan harus menemui Vrizt.

Clementine terus menghindar, sampai akhirnya dia memilih melarikan diri dengan kecepatan Demon-nya. Denia tetap mengejarnya dari belakang. Kecepatan lari mereka hampir sama, itu dikarenakan Denia yang sudah terikat dengan iblis, sama halnya dengan Girans Firender.

Clementine masuk terus ke dalam hutan, sampai akhirnya dia tidak menyadari kalau dia melewati sebuah lapisan tak kasat mata dan masuk ke dalamnya. Clementine menatap ke sekitarnya, tempat ini masih aman, Xovarion.

Clementine berharap Denia kehilangan jejaknya dan semoga saja wanita itu tidak masuk kemari. Clementine mau tidak mau berlari masuk ke dalam hutan Xovarion, mencoba mencari bantuan.

Tanpa sengaja Clementine tersandung akar pohon yang membuatnya menggelinding jatuh ke bawah, masuk ke dalam sebuah lubang. Dia lalu bangun sambil meringis dan menatap ke sekelilingnya, gelap.

Mata Clementine perlahan berubah menjadi merah, dia menajamkan penglihatannya dalam kegelapan—melihat apakah ada kehidupan di dalam sini. Tiba-tiba, berpasang-pasang mata merah muncul dan menatapnya dengan tajam.

Clementine terkejut saat melihat makhluk tersebut. Bukan kelelawar, karena puluhan pasang mata tersebut berada pada satu tubuh. Entah monster apa ini, yang bahkan Vrizt belum pernah memberitahunya.

“S–siapa kau?” tanya Clementine gugup, dia cukup takut sekarang.

Hmm.... Queen, apa yang Anda lakukan di sini? Ingin memberiku makanan?” tanya monster tersebut.

Clementine bahkan tidak bisa mendeskripsikan bentuknya, sangat mengerikan, dia memiliki banyak sekali mata merah di tubuhnya, tidak memiliki kaki, seperti cacing raksasa. Sangat menjijikkan.

“Kau belum menjawab pertanyaanku.” kata Clementine. Dia tidak tahan berada di sini, tempat ini penuh dengan lendir monster itu.

Saya hanyalah makhluk yang berdiam diri di sini. Tidak memiliki nama, tidak menganggu makhluk lain. Lord Vrizt menempatkanku di sini.” akhirnya monster tersebut menjawab.

Clementine tidak langsung membalasnya, dia merasa ada getaran di atas. Perlahan dia berjalan ke arah lubang yang membuatnya masuk ke dalam sini. Matanya membulat ketika melihat Denia Wartlens ada di atas sana. Bagaimana caranya dia masuk ke Xovarion? Wanita itu sepertinya sudah tahu keberadaannya.

Clementine berbalik, menatap monster itu. “Apa ada jalan keluar dari sini? Selain lubang itu,” tanya Clementine.

Ada, hanya aku yang bisa menunjukkannya padamu. Tapi, kau tidak membawakan makanan padaku.

“Kau lapar?” tanya Clementine.

Tentu saja, sudah lama aku tidak makan.” 

“Apa yang kau makan?”

Daging, apapun itu. Namun, daging manusia lebih lezat.”

Clementine tersenyum penuh arti mendengar jawaban monster tersebut. “Tunjukkan jalannya padaku. Makanannya sudah datang.” kata Clementine, di saat yang bersamaan Denia Wartlens masuk ke dalam tanah.

Tatapan Denia Wartlens langsung tertuju padanya. Tapi monster tersebut sudah lebih cepat menerjangnya, jadi wanita itu tidak sempat menyerang Clementine. Clementine langsung melompat keluar dari tempat tersebut, ketika melihat ada lubang lain yang terbuka—monster itu memberinya jalan keluar.

Queen Of Storm {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang