Clementine sampai di sebuah tempat yang terasa tidak asing baginya, setelah melakukan teleportasi. Pandangannya menyapu seluruh lapangan terbuka yang sedang dipijakinya ini. Tempat yang diselimuti suasana tidak enak dan dihiasi langit yang mendung, menambah kesan yang menggerikan.
Clementine melanjutkan langkahnya dan mencari jalan di sini. Dia menuju ke sebuah pohon yang tidak terlalu rindang. Sampainya di sana dia berhenti, ketika melihat ada beberapa prajurit yang sedang berpatroli.
Clementine memutuskan untuk bersembunyi di balik batang pohon yang cukup besar itu. Dia terdiam sejenak dan mendadak dirinya teringat sesuatu. Tempat ini adalah tempat pertama kali yang dipijakinya ketika tiba di dunia ini. Vrelion. Dirinya sedang berada di Vrelion saat ini.
Clementine mengintip dengan pelan dari pohon yang menjadi tempat persembunyiannya itu dan kedua prajurit yang dilihatnya tadi sudah pergi. Dia lalu memutuskan keluar dari tempat persembunyiannya dan mengendap–endap dari sana.
Clementine tidak tahu jalan mana yang dapat membawanya menuju portal—yang membawanya kembali ke dunianya. Dia butuh bantuan saat ini. Tiba-tiba, muncul satu orang yang ada di benaknya, bisakah orang itu membantunya? Tapi, dia harus mencari keberadaan orang itu dulu.
Clementine berlari kecil ke dalam hutan dan mencoba mengikuti kedua prajurit tadi. Dia yakin kedua prajurit itu pasti sedang menuju ke penjara. Dia hanya berharap pria itu masih hidup dan masih belum dieksekusi. Sampai hari ini dia bahkan tidak tahu siapa namanya.
Clementine kembali bersembunyi di balik batuan besar ketika sudah keluar dari dalam hutan, dia melihat kedua prajurit itu turun ke bawah dan dia kembali mengikuti mereka. Clementine sudah melihat bangunan penjara itu, tepat di depan matanya.
Clementine berhenti dan memikirkan cara untuk masuk ke dalam, para prajurit itu akan balik menangkapnya, karena dirinya adalah orang asing yang dengan beraninya datang ke tempat seperti ini. Itu sama saja dengan menyerahkan diri.
Seharusnya dia tidak perlu takut, semua yang ada di dirinya sudah lengkap. Dia memiliki kekuatan. Clementine mengedikkan bahunya dan melanjutkan langkahnya lagi dengan santai. Sampainya di depan pintu masuk penjara itu, para prajurit yang berjaga di sana langsung mengarahkan tombak mereka ke arah Clementine.
“Siapa kau? Berani sekali kau datang ke tempat seperti ini?!” tanya seorang prajurit yang mengacungkan tombaknya tepat di depan wajah Clementine.
Clementine menampilkan senyum manisnya ke arah mereka. “Aku? Aku Clementine dé Corner, seorang putri Demon.” jawab Clementine sambil menampilkan manik matanya yang sudah berubah menjadi warna merah.
Kedua prajurit yang ada di sana langsung terlonjak kaget, melihat ada seseorang yang memiliki mata merah—yang mereka anggap sebagai iblis. “Habisi dia!” pinta prajurit itu dan mereka semua langsung menyerang Clementine.
Tidak perlu bertarung secara fisik, Clementine tinggal mengeluarkan kekuatannya dan mereka semua langsung terhempas ke atas tanah. Walaupun sudah memiliki kekuatannya, Clementine tetap harus waspada, mereka juga memiliki kekuatan sesuai dengan element yang mereka miliki.
Ternyata masuk ke dalam panjara ini, tidak semudah yang Clementine bayangkan. Para prajurit yang berjaga di dalam keluar semua dan siap menyerangnya, mereka tidak menggunakan senjata apapun kali ini, tapi kali ini mereka mengandalkan kekuatan mereka.
Prajurit yang sempat jatuh ke atas tanah sudah bangkit kembali dan siap melenyapkan Clementine. Entah kenapa tidak ada rasa takut sama sekali saat ini, dibandingkan dirinya harus berhadapan dengan Vrizt.
Clementine menarik napasnya dalam, mengumpulkan seluruh kekuatannya menjadi satu, matanya semakin memerah, semerah darah. Dalam sekali sentakan, para prajurit yang bahkan belum sempat menyerangnya sudah ambruk dan tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of Storm {END}
Fantasy{SUDAH TERBIT} The Demon Series (Book #3) Highest Rank : #3 IN FANTASY (01/06/2020) Clementine dé Corner, Putri dari kaum Demon. Tidak pernah menyangka kalau keputusan yang diambilnya akan membawa malapetaka padanya, walaupun dia sudah berkali-kali...