Chapter 4 : The Journey

36.8K 3.5K 31
                                    

Clementine mengambil sebuah tas yang terdapat di dalam lemarinya, lalu diletakkannya benda itu di atas ranjangnya. Dirinya lalu berjalan ke arah meja riasnya yang sudah terdapat berbagai macam alat yang akan dibawanya, lebih tepatnya senjata untuk melindungi dirinya, sesuai dengan saran Devine.

Hari sudah sangat gelap dan ini adalah saat yang tepat bagi dirinya untuk keluar dari istana, semoga saja tidak ada yang melihatnya nanti, berhubungan banyak prajurit yang berpatroli di malam hari seperti ini. Sebelumnya juga, dia sudah meminta seseorang untuk menyewakan sebuah kapal padanya, dan sepertinya sudah siap di tempatnya.

Dia juga sudah memasukkan beberapa makanan ke dalam tasnya untuk dirinya makan ketika di perjalanan nanti, karena yang dia lewati adalah samudra, tentu saja tidak akan ada makanan yang dapat dicarinya di sana.

Penampilannya saat ini seperti penyusup dengan baju berlengan panjangnya yang berwarna hitam, begitu juga dengan celana seperti legging yang juga bewarna hitam yang melekat di tubuhnya.

Setelah selesai memasukkan berbagai kebutuhannya di dalam tas, dia langsung menutupi benda itu, kemudian mengambil jubah yang biasa dipakainya. Dan jangan lupa juga, dia memakai sebuah cadar berwarna hitam yang dia ikat di belakang kepalanya, untuk dapat menutupi wajahnya.

Dia kemudian memakai tudungnya sehingga hampir menutupi seluruh wajahnya, dia yakin tidak ada yang dapat menyadari kehadirannya saat ini, karena dia juga sudah menyamarkan baunya. Dia kemudian membawa tasnya dan membuka pintu balkon kamarnya lalu keluar, setelah itu dia menutupnya lagi.

Dia menghela napasnya sambil melihat ke arah bawah, keberadaan kamarnya ini cukup tinggi jika diukur dari permukaan tanah. Dirinya bisa saja terbang saat ini, tapi keadaan tidak memungkinkan dirinya untuk terbang, karena pasti orang lain akan menyadari kehadirannya dan dia tidak mau rencananya gagal.

Dia menutup matanya sejenak, lalu naik ke atas balkon dan menatap ke arah bawah lagi, dia tidak takut sama sekali. Dalam hitungan ketiga, dirinya langsung melompat dari atas sana dan mendarat di permukaan tanah dengan sempurna.

Dirinya langsung terkejut saat melihat ada beberapa prajurit yang sedang berpatroli di hadapannya, dengan cepat dia langsung bersembunyi di balik tembok istananya itu. Setelah prajurit itu sudah pergi, dia keluar dari tempat persembunyiannya.

Dia berlari kecil menuju ke sebuah tembok raksasa yang menjulang tinggi di depannya yang tak lain merupakan pagar istana ini. Dia yakin, Kakaknya tidak akan bisa menyadari apa yang akan dilakukannya saat ini, pria itu sudah dia beri sebuah ramuan agar tertidur dan ternyata berhasil.

Mungkin keesokan harinya pria itu baru akan menyadari apa yang dilakukan olehnya, dia tidak tahu kalau Xander bisa dengan mudah terpengaruh oleh ramuan yang diberikannya, padahal biasanya dia sangat kebal terhadap ramuan apapun itu, termasuk racun. Mungkin, keberuntungan sedang berpihak padanya.

Dia langsung melompati pagar yang tingginya sampai ke atap istana ini dengan kekuatannya, tidak setiap orang bisa melakukannya, apalagi jika dia bukan kaum yang berada di tingkat atas. Kalau prajurit pun, mereka adalah prajurit tingkat tinggi yang dapat melakukannya.

Di dunianya ini, setiap kaum pasti terbagi menjadi tiga tingkatan, tingkat tinggi, tingkat menengah, dan tingkah bawah. Clementine lebih suka menyebutnya sebagai kaum dibandingkan tingkatan, dan dirinya ini termasuk ke dalam kaum atas atau yang berada di tingkatan tinggi dari kaumnya, Demon.

Setelah dia berhasil keluar dari dalam wilayah istana, dirinya langsung menembus ke dasar hutan, menuju ke arah timur, tempat di mana kapal yang akan dinaikinya sudah siap di sana. Butuh waktu beberapa menit untuk sampai ke sana, karena dirinya tidak bisa terbang saat ini.

Queen Of Storm {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang