(Dimohon kesadarannya, yang belum 21+ untuk skip cerita ini)
Tina membelalak demi melihat perempuan itu berdiri diujung pagar dingin rumahnya yang terhalang oleh lampu jalan. Keremangan malam tidak bisa menutupi siluet perempuan yang telah berbagi nyawa untuknya. Perempuan berbaju hitam itu melotot tak percaya dengan adegan yang telah terjadi di hadapannya, tangannya mengepal penuh amarah.
Ibu Sudibyo melangkah kearah mobil dengan pandangan lurus kepada Tina. Langkahnya pasti tak gentar. Tina diam tak bergerak dibangku mobil sebelah kiri. Matanya memandang ngeri pada wanita yang sedang berjalan itu. Mata wanita penuh amarah yang tidak dapat ditakar lagi.
"Kalian berdua gila? Apa yang kalian lakukan barusan!" Ibu Sudibyo berteriak keras sambil mengacungkan jari telunjuknya kearah pintu yang sudah sedikit terbuka itu. Tina menatap laki-laki disampingnya dengan pandangan takut. Balita yang ada digendongannya menggeliat sedikit. Merasakan aura gelap yang melingkupi mimpi indahnya. Ayah Rizky sama takutnya, tangannya menggenggam kemudi erat-erat dan memandang mertuanya itu dengan ngeri yang teramat sangat.
"Keluar kau jalang sundal!" Ibunya berteriak semakin keras. Ibu Sudibyo memaksa membuka pintu. Dia menarik anak bungsunya itu. Tina memegangi Rizky erat-erat, takut dia terjatuh dari gendongan.
"Kau juga keluar Rama, aku akan membuat perhitungan denganmu juga," kata Ibu Sudibyo sambil memandang Rama. Laki-laki itu kecut nyali.
Ibu sudibyo memandang anak yang telah dilahirkannya, matanya sangat ketakutan. Gendongan Rizky agak melorot karena tangan Tina gemetaran. Rama membuka pintu mobil dan keluar. Bagaimanapun itu anaknya.
"Apa yang kau lakukan? Kau gila? Sudah berapa lama kau lakukan ini?" Ibunya memberondong Tina dengan pertanyaan. Tina tidak menjawab dan hanya menangis. Dia benar-benar takut sekarang.
"Kau lupa siapa yang membiayaimu selama ini sampai lulus kuliah? Semua itu kakakmu! Kau benar-benar tak tahu diuntung!" Ibunya murka, perempuan tua itu sudah tidak perduli lagi akan tetangga yang mungkin akan mengintip dari jendela beberapa saat lagi. Tetangga yang akan menggunjingkan keluarga anak bungsunya itu selama bertahun-tahun. Pekatnya malam dan lampu jalan yang redup menambah kengerian di hati Tina.
"Tenang dulu bu... tenang.. ayo masuk ke dalam dan membicarakan ini baik-baik," Rama mencoba menarik lengan mertuanya itu ke arah pagar. Ibu Sudibyo memalingkan kepalanya.
"Tenang matamu! Kau gila main serong dengan adik iparmu? Dimana otakmu?" Ibu Sudibyo membalikkan badan dan merenggut leher baju Rama lalu mendorongnya sampai jatuh di depan mobil. Tina memekik tertahan. Lampu mobil menyorot wajah Rama yang meringis kesakitan karena kepalanya terantuk aspal. Bocah balita itu mulai menangis, entah terbangun karena degup jantung ibunya atau karena teriakan nenek yang disayanginya itu.
Ibu Sudibyo merenggut Rizky dari gendongan Tina. Dia tidak melakukan perlawanan apapun, karena tangannya masih gemetar dan shock.
"Jangan apa-apakan Rizky, Bu. Dia tidak tahu apa-apa." Mohon Tina.
"Tolong, jangan sakiti Rizky. Mari bicarakan baik-baik," Rama yang telah berdiri menimpali perkataan Tina. Dia memandang ngeri pada ibu mertuanya itu. Ibu mertua yang tidak pernah sekalipun marah padanya.
Ibu Sudibyo memandang Tina dan mengacuhkan Rama. Matanya memandang penuh emosi pada anaknya itu.
"Buka gerbang," perintahnya. Dia melihat dua rumah diseberang telah menghidupkan lampu kamar.
Tina memasukkan tangan ke dalam tas. Tangannya kalut mencari kunci gembok gerbang, dia melangkah kearah pintu dan mencoba memasukkan kunci ke dalam lubangnya. Namun selalu gagal bahkan kunci itu sempat terjatuh karena tangannya bergetar hebat. Rama mematikan dan mengunci mobil. Lalu berdiri diam di samping pintu mobil. Dia kalut dan takut. Dia memandang Rizky yang masih menangis, ibu mertuanya itu sedang menenangkan Rizky. Bahkan dalam hati dia percaya kalau ibunya itu tidak akan menyakiti Rizky karena Rizky adalah cucu satu-satunya. Dia menyadari bahwa selama 9 tahun menikah, dia belum mendapati keturunan. Dan memberikan Ibu Sudibyo cucu dengan cara yang salah.
![](https://img.wattpad.com/cover/160869833-288-k142768.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMU
RomanceDimulailah suatu petualangan indah nan menyakitkan ketika Rini menyambut Hanung masuk dalam kehidupannya. Rini ingin memliki Hanung seutuhnya, di satu sisi Tina sebagai istri sah Hanung masih menghantui petualangan gila Hanung dan Rini. Akankah Rin...