"Jangan sentuh Rizky kalau kau masih mau bersama Rama. Jangan pernah lagi memeluknya dengan tubuhmu yang nista itu," desis Sofi. Tina membelalak tak percaya memandang kakaknya. Begitupun Ibu Sudibyo, tidak menyangka bahwa anak yang dilahirkan dari rahimnya akan berebut hanya untuk seorang laki-laki yang jelas-jelas tidak pantas untuk diperebutkan.
"Apa maksudmu?" Tina memandang kakaknya tidak percaya. Pandangannya nanar bimbang.
"Kalau kau ingin bersama Rama, jangan pernah sentuh Rizky." Sofi berganti memandang Tina penuh emosi. Mata Tina semakin melebar. Semua yang ada diruangan itu menahan nafas.
"Dia anakku!" Tina menjerit. Dia maju kearah Sofi, namun tangan Sofi lebih cepat dari tangan Tina.
"Plak!" Tangan Sofi mendarat di pipi sebelah kanan Tina. ibu Sudibyo menjerit. Semuanya yang ada diruangan itu menahan nafas melihat drama kakak beradik satu rahim itu.
"Dan itu suamiku!" Sofi tak kalah kerasnya menjerit sambil menunjuk Rama.
"Kau mengambil suamiku dan aku mengambil anakmu! Bukannya itu adil?! Kau masih bisa punya anak dan aku tidak!" Nalar Sofi berjalan mengetahui bahwa dirinyalah yang tidak bisa hamil setelah tahu bahwa Rizky adalah anak suaminya. Mata Sofi mulai digenangi air mata. Begitupun Tina. Rama mendekati Sofi dan ingin memeluk istrinya.
"Lepaskan aku, Mas! Jangan sentuh aku!"
"Ayo kita bicarakan dulu sayang!" Rama mencoba berbicara selembut mungkin.
"Sayang matamu! Kau bilang sayang padaku dan kau tiduri adikku? Dimana otakmu?!"
Hanung mendekati Sofi dan Rini tetap berdiam ditempatnya. Ibu Sudibyo menangis ditempatnya berdiri. Tidak tahu harus membela siapa.
"Mbak Sofi, ayo dibicarakan baik-baik," Hanung mencoba mendekati Sofi.
"Apa lagi, Nung? Tidak kah kau sakit hati, wanita yang kau cintai dan kau perjuangkan selama ini tidur dengan suamiku?" Hanung terkesiap dengan pertanyaan Sofi.
"Awalnya sakit namun lambat laun aku sudah terbiasa bahkan aku bisa melupakan walau belum memaafkan," kata Hanung jujur. Sofi memandang ke dalam mata Hanung dengan air mata. Dia melihat ke ikhlasan dalam mata itu. Dia menundukkan kepalanya lagi dan mulai menangis.
Hanung berjalan kearah Rizky yang mulai menangis ketakutan karena semua orang dewasa di depannya menjerit-jerit. Dia belum mengerti apa yang terjadi. Dia hanya takut. Hanung menggendong Rizky dan mencoba menenangkannya. Anak kecil itu mendekap leher Hanung dan menempelkan muka penuh air mata itu pada pundak ayahnya. Rini melihat adegan itu dengan perasaan campur aduk. Mengetahui Hanung mencintai Tina sudah satu hal mengagetkan, melihat kedekatan Ayah dan anak itu juga hal mengagetkan. Rini tidak menyangka bahwa Hanung bisa menyayangi Rizky sedemikian rupanya padahal itu bukan anaknya.
Ibu Sudibyo mendekati Sofi dan memeluk anaknya itu. Mereka berdua menangis berpelukan. Tina tidak berani mendekati mereka.
Rama berdiri dibelakang Sofi yang masih menangis. Dia bahkan tidak menyangka bahwa kesenangan sesaatnya akan menimbulkan kerumitan seperti malam ini.
Rizky memandang Rini penuh heran. Anak itu memandang perempuan dibelakang ayahnya. Rini tersenyum tulus pada anak itu. Mengusap kelapa Rizky, entah karena simpatik dengan nasib anak ini atau karena memang benar- benar sayang. Hanung masih mengusap punggung Rizky yang sudah mulai tenang.
"Aku ingin Rizky ikut aku," Sofi berbicara sambil melepaskan pelukan ibunya.
"Dia anakku." Tina mengangkat kepalanya dan memandang kakaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEMU
RomanceDimulailah suatu petualangan indah nan menyakitkan ketika Rini menyambut Hanung masuk dalam kehidupannya. Rini ingin memliki Hanung seutuhnya, di satu sisi Tina sebagai istri sah Hanung masih menghantui petualangan gila Hanung dan Rini. Akankah Rin...