(Flashback)
"Sakittt" rintih Luna, sambil memegang perutnya.
"Tan, kaki Luna berdarah, bawa ke ruangan tadi, cepettt!" perintah Dimas. "Gue yang panggilin dokter"
Tristan dengan cepat menggendong Luna, dan Dimas ingin keluar untuk memanggil siapapun dokter yang ada.
"Luhhh.....nah" panggil Karin lemah.
Dan itu membuat Vera kaget. Kenapa nama Luna menjadi hal terakhir yang mamanya sebut sebelum koma, dan kata pertama yang mamanya sebut saat ia sadar?
'Ada apa sebenarnya?' batin Vera gusar tiba-tiba.
***
Vera, Tristan dan Dimas sedang menunggu di depan ruang Karin, Dokter meminta mereka menunggu di luar sebentar.
"Gak seharusnya lo ngedorong Luna, Ver" kata Rega marah akan tindakan adiknya. Dia ngerti kalau Vera belum tahu siapa yang melakukan hal itu, tapi gak sepatutnya ia melakukan hal yang mampu membahayakan Luna apalagi sekarang Luna sedang hamil besar.
"Kenapa?" tanya Vera emosi. "Gue berhak ngelakuin itu, dia bikin mama kita koma, dan gue bakal bikin dia sama anaknya mati" kata Vera berapi-api.
Rega mengepal tangannya, merasa emosi.
"Astaga, inget Tuhan, Vera" kata Dimas.
"Asal lo tau ya! Bukan Luna yang ngelakuin itu tapi ce......"
Belum sempat Rega menyelesaikan kalimatnya, ia sudah diinterupsi Dokter yang tadi dipanggil Dimas, dan yang merawat Karin selama ini.
"Alhamdulillah, Ibu Karin sudah melewati masa kritisnya" dokter itu, dokter Ludy. "Tapi maaf, Luna itu siapa ya? Daritadi saat saya periksa, Ibu Karin menyebut-nyebut nama Luna"
Mendengar penuturan itu, Rega tersenyum, Vera menahan letupan emosi di hatinya, dan Dimas kebingungan. Kenapa Luna? Kenapa bukan Rega? Dimas? Vera? Tristan? Atau menantunya yang lain? Atau cucunya gitu?
"Luna itu istri adik saya yang nginep disini" jawab Rega.
"Oh, Mas ganteng itu ya? Udah punya istri toh? Baru mau saya deketin" suster Dea yang mendampingi dokter Ludy bergumam. Dan di hadiahi kekehan oleh Rega.
"Udah sus, istrinya lagi hamil gede, kayanya sekarang lagi ngelahirin" jawab Rega.
"Melahirkan?" tanya suster itu.
Dimas dan Vera sudah masuk ke dalam ruangan itu untuk menemui Karin terlebih dahulu.
"Luna ya namanya?" tanya suster Dea.
"Iya, kok suster tau?" tanya Rega.
"Iya, tadi kan saya kesini telat, terus pas saya ke ruangan ini, temen-temen saya lagi lari-lari di koridor ini baut nyiapin ruang bersalin, terus nyebut-nyebut nama Luna gitu" katanya lagi.
"Jadi Luna beneran melahirkan?" tanya Rega.
"Iya, Mas"
"Oh gitu" jawab Rega. "Oh iya, Dok..." Rega beralih ke dokter Ludy. "Mama saya keadaannya gimana?" tanya Rega pada dokter itu.
"Mukjizat Mas, apa tadi Mba Luna nemuin Ibu Karin?" tanyanya.
"Iya, tapi waktu Mama saya sadar, Luna udah kesakitan jadi dibawa sama Tristan" jelas Rega.
Dokter Ludy tersenyum, "ini pertama kalinya Luna datang?"
Rega mengangguk.
"Sungguh mukjizat Mas, saya rasa selama ini Bu Karin menunggu kedatangan Luna, dan hebat, biasanya kalau orang baru sadar dari koma dia tidak dapat menggerakan tubuhnya, termasuk mulutnya, tapi tadi Ibu Karin sudah dapat memanggil Luna, dan tadi ia juga sudah dapat menggerakan tangannya." Jelas dokter Ludy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter-Sweet Wedding ✅
Romance"Kalian menikah saja?" kata mamanya Tristan tiba-tiba setelah sudah selesai makan. "HAH?!" Luna mendongak. "APA?!" Tristan kaget. Mereka teriak bersamaan. "Ya, menikah. Memang apa masalahnya?" tanya Karin -mamanya Tristan-. "Tapi ma--" "Ngga ada...