Author POV
"LUNAAAA!!!!" teriak Tristan dan bangun dari tidurnya. Ia baru saja bermimpi kalau menemukan Luna sudah hamil besar, dan melahirkan, setelah itu Luna tertidur disamping mamanya di ruangan yang sama, tapi saat paginya Luna tidak bangun lagi.
Tristan menengok ke sebelahnya, dan tempat itu sudah kosong dan rapih. Sangat rapih, seperti tidak habis ditiduri. Luna kemana? Apa Luna hilang? Apa yang tadi benar-benar hanya mimpi, dan selama ini Luna belum pulang sama sekali.
Vera yang lewat depan kamar Tristan menerobos masuk begitu saja. "Luna kan pergi, Tan, dia belom pulang" jawab Vera keki.
"Luna belom pulang kak?" tanyanya dengan panik.
"Iya, belom," jawab Vera sambil memutar bola matanya jengah. "Mikirin Luna mulu sih, lo" Vera mencibir.
"Dia istri gue ka, jelas gue mikirin dia" Tristan membela dia dan Luna.
"Terserah deh" Vera melangkahkan kaki keluar kamar.
Dan melanjutkan aktivitasnya untuk memberi makan Kafka yang sedang main PSP di kamarnya. Ini hari sabtu, jadi seluruh keluarga lagi ngumpul. Dan, Kafka lagi demam, jadi dia cuma di kamar.
Tristan menenggalamkan dirinya di bawah selimut. Ia memikirkan mimpinya tadi. Apa benar Luna sedang hamil? Dimana ia sekarang? Ia merasa mimpi itu begitu nyata. De javu, mungkin.
Tristan tidak sadar kalau pintu kamarnya dibuka oleh seorang perempuan. Perempuan itu mendekat, dan dengan gerakan cepat ia menyibakkan selimut yang menenggelamkan wajah Tristan.
"Astaga Tristan Bagaskara Ardinata, daritadi tidur mulu, mandi dong" katanya dengan nada gemas. Bisa-bisanya lelaki berumur hampir 26 tahun ini masih malas-malasan di kasur.
Mata Tristan langsung melotot, "Luna?"
"Iya, ini aku" jawabnya.
Tristan langsung memeluk Luna yang kaget mendapat pelukan mendadak itu. "Kamu abis darimana?" tanyanya.
"Dari bidan depan komplek, kan Hansel harus imunisasi polio yang ketiga, kan udah enam bulan" jelas Luna.
"Kamu kapan pulang? Hansel? Siapa tuh?" tanya Tristan bingung.
"Astagaaaa, kak, kakak itu tidur apa geger otak sih? Hansel itu anak kita, yang sembilan bulan lalu aku lahirin" omel Luna.
"Hah? Kamu kapan pulang?" tanya Tristan bingung. Ia lupa akan Hansel.
"Barusan" jawabnya.
"Ah, Luna, aku kangen banget sama kamu. Tujuh bulan ini kamu kemana aja?" tanyanya dan masih mendekap Luna dengan erat.
"Ya Tuhan. Kak, aku tujuh bulan ini cuma ke sekolah sama ngurus Hansel, aku di rumah, dan" Luna gemas mendapat suaminya yang tiba-tiba menjadi bloon setelah bangun tidur.
Ya, kemarin suaminya ini sakit, sehingga ia tidur seharian. Pulang dari kantor jam 00.00, jam 01.00 WIB sudah tidur setelah makan sup iga buatan Luna, dan baru bangun jam 14.00 WIB siang.
Tristan memasang muka bloonnya. Benar-benar bloon.
"Pih...pih...pih.." ada suara imut yang memanggilnya serta tangan kecil yang memukul pinggang Tristan dari belakang.
Tristan menengok ke belakang, dan ketika itu juga kesadarannya ia dapatkan sepenuhnya. Ia merasa bodoh melupakan anak gantengnya ini yang Luna lahirkan enam bulan yang lalu, saat ia menemukannya.
Luna menarik Hansel ke dalam pangkuannya. "Kok gak bobo, sayang?" tanyanya pada Hansel, walaupun ia tau Hansel belom bisa bicara, apalagi mengerti yang Maminya katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter-Sweet Wedding ✅
Romance"Kalian menikah saja?" kata mamanya Tristan tiba-tiba setelah sudah selesai makan. "HAH?!" Luna mendongak. "APA?!" Tristan kaget. Mereka teriak bersamaan. "Ya, menikah. Memang apa masalahnya?" tanya Karin -mamanya Tristan-. "Tapi ma--" "Ngga ada...