6. Love is hate

556 82 1
                                    

"Dia baik-baik saja, dia hanya kelelahan. Kai bilang tadi mereka pergi berbelanja. Dia memaksakan dirinya, dan sakit di dadanya kambuh bersamaan dengan asmanya." Kyungsoo melepaskan stetoskop di telinganya dan meletakkannya di bahunya. Ia menulis beberapa resep dan memberikannya pada Baekhyun.

"Untuk sekarang tolong usahakan agar dia beristirahat. Dia akan mudah lelah, jadi ingatkan dia untuk tidak bermain bola dulu." Kyungsoo menasihati Baekhyun, lalu berpamitan pulang dari rumah megah itu.

Ia benar-benar khawatir melihat Luhan pingsan tepat di belakangnya. Biasanya Luhan tidak pernah pingsan seperti itu. Yah, kondisinya sudah semakin memburuk, hal seperti itu akan sering terjadi. Kyungsoo benar-benar ingin segera ke rumah sakit, mempelajari hasil tes terbaru Luhan dan mengirimkannya ke rekannya yang dapat memberinya saran.

Ia berjalan menuju tempat parkir dan melihat seorang lelaki bersandar pada mobilnya.

Oh sial, bocah porno itu lagi. Ia mengerang dalam hati.

Sungguh, betapa ingin ia mengomeli Kai karena menempelinya terus menerus, tapi tidak bisa. Sebentar lagi shiftnya di rumah sakit akan dimulai, dan ia tidak boleh terlambat. Kai bisa menunggu, tapi pasiennya tidak. Lagipula ia punya banyak hasil tes yang perlu diperiksa. Dengan adanya Kai, ia seratus persen yakin pekerjaannya tidak akan selesai.

"Kyungie! Ayo pulang bersama lalu bercinta!" ia tertawa pelan, Kyungsoo memberengut sambil mengacungkan jari tengahnya pada Kai.

Kyungsoo mengeluarkan kunci mobil dari sakunya dan menekan tombol untuk membuka mobilnya. Ia bisa merasakan tatapan Kai yang seolah mau menelannya hidup-hidup. Ia mengabaikannya dan masuk ke dalam mobil dengan terburu-buru.

Ia menyalakan mobilnya, tanpa sadar Kai juga masuk dan duduk di sebelahnya sambil memasang sabuk pengaman.

"Jadi, kita akan pergi kemana?"

Kyungsoo menatapnya dengan tatapan datar.

"Kyungieeee~ aku akan ikut kemanapun kau pergi! Tadi kenapa kau meninggalkanku~ Jahat!" dengan aegyo gagalnya Kai merengek. Jika yang melakukan hal itu adalah Luhan, mungkin aku akan takluk. Tapi ini Kai, aegyonya membuatku merinding.

"Tidak boleh."

"Kenapaaaaaa?"

"Aku harus kembali ke rumah sakit, dan kau harus keluar dari mobilku, lalu matilah. Aku tidak peduli."

"Kau tidak seru, hyung." Ia mempoutkan bibirnya, membuat Kyungsoo memutar bola matanya.

Walaupun Kyungsoo selalu dingin padanya, Kai selalu bertingkah kalau itu tidak mempengaruhinya. Ia hanya akan tersenyum sambil menggoda Kyungsoo dengan rayuan mesum, yang membuat Kyungsoo semakin kesal. Seakan Jongin memang semata-mata tercipta untuk membuat Kyungsoo kesal.

Jongin melipat tangan di depan dadanya dan mengerucutkan bibirnya, ia meniru jurus aegyo Luhan –puppy eyes. Siapa sangka Kim Jongin si bocah porno bisa terlihat seperti ini- okay, sulit mengakuinya, tapi menurut Kyungsoo wajahnya saat itu terlihat menggemaskan.

Ia menghela napas, menyalakan mesin dan mengeluarkan mobilnya dari tempat parkir. Bagaimana bisa aku menolaknya jika ia menunjukkan wajah seperti itu? Aku bukan lelaki yang tidak punya perasaan.

Kai kenal dokternya, ia tak akan pernah mengabaikan aegyonya.

🦌

Kim Jongin adalah pasien Kyungsoo tiga tahun lalu.

Kai tidak pernah melewatkan masa kecilnya seperti anak-anak lain. Ia diam di rumah, berbaring di ranjangnya. Kadang dia akan "berjalan-jalan"ke rumah sakit untuk cek up. Bisa dibilang ia lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit ketimbang di rumahnya sendiri.

The S Name [Translated Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang