Luhan bersenandung sambil berjalan meloncat-loncat ke kampusnya. Tentu saja, dengan memakai baju seksinya. Untuk memastikan perhatian Oh Sehun terarah seratus satu persen padanya, ia harus menjadi makhluk tuhan paling seksi—yang bisa membuat orang di sekelilingnya terangsang. Okay, mungkin agak sedikit lebay, tapi itu yang mereka rencanakan—Jongin yang merencanakan tepatnya.
Ia berjalan perlahan menuju ruang kelas, tidak menyadari tatapan lapar yang terlempar padanya. Para gadis hampir melelehkan air liur melihatnya, dan yang lelaki—well mereka membungkuk untuk melihat bokongnya dengan lebih jelas... dan salah satunya adalah seorang lelaki tinggi bersurai blonde yang sangat kesal melihat bocah yang menghantui pikirannya selama beberapa hari ini.
Sehun sudah berpacaran beberapa kali—sering tepatnya, sebelum ia bertemu Luhan. Tapi hubungannya tidak pernah serius. Hanya sebagai pemuas nafsu belaka. Tidak ada yang merengek minta eskrim padanya, tidak ada yang tergagap ketika bicara padanya, tidak ada yang menciumnya di pipi dengan penuh kasih sayang—mereka semua membutuhkannya untuk satu alasan. Tubuhnya.
Mungkin itulah alasan kenapa Luhan mendapat perhatian Sehun, lelaki rusa itu memiliki semua yang Daeun miliki dulu.
Lamunannya terputus ketika ia mendengar suara gedebuk keras menggema di lorong.
Bocah itu. Luhan tergelincir di atas lantai yang mengkilap. Lantai sialan!
Ia jatuh berlutut. Sehun ingin berlari ke arahnya dan membantunya berdiri—atau mungkin mengantar ke kelasnya—tapi sebelum kakinya sempat bergerak, seorang lelaki berpipi bakpau mendahuluinya, menyodorkan tangan pada Luhan dan menolongnya berdiri.
Sehun mendidih. Siapa yang tidak marah? Minseok mencuri miliknya lagi!
Ia menggertakkan rahangnya saat melihat Luhan membungkuk beberapa kali pada Minseok, menggumamkan terimakasih sebelum akhirnya pergi.
Minseok menyeringai sambil menaikkan alisnya ke arah Sehun. Ia berjalan ke arahnya.
"Pacarmu sangat ceroboh." Komentarnya sambil menatap pada Luhan yang berjalan sendirian.
"Enyahlah, Minseok." Desisnya.
"Awww~ Sehunnie maraaaah~" Jawabnya datar, dengan wajah tanpa ekspresi.
"Apakah Daeun tidak cukup untukmu?"
"Huh? Apa maksudmu—"
"Kau tahu apa yang aku bicarakan"
"Daeun adalah temanku—"
"Bullshit." Mereka saling menatap. "Aku juga temanmu, tapi kau memilih kabur bersama pacarku."
"Kau mengigau, Sehun. Kau tidak tahu apa-apa tentang dia."
"Oh ya? Kau benar. Aku tidak tahu kalau dia wanita rendahan." Jawabnya. Minseok menatapnya dengan tajam, menahan diri untuk tidak meninju wajah Sehun.
"Kau harus mendengar alasannya dulu, Sehun. Kau hanya tahu sebagian ceritanya saja, dan kau tidak bisa men-judgenya berdasarkan itu." Ia menubruk bahu Sehun dengan sengaja saat meninggalkannya.
Aku tidak perlu tahu. Aku terlanjur membencinya.
***
"Hey, guys!" Luhan melambaikan tangan pada Kai dan Chanyeol yang sudah berada di dalam ruang kelas.
Ia mendekati mereka sambil tersenyum, yang berubah menjadi kernyitan ketika ia merasa ada yang salah dengan kedua temannya.
"Wajah kalian kenapa, Kai? Chanyeol?" Ia menarik kursi di samping mereka dan duduk dengan nyaman. Setelah meletakkan tasnya di atas meja ia menatap kedua temannya yang entah kenapa sedang blushing dan tidak mau melihat satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The S Name [Translated Story]
ФанфикLuhan bertemu pujaan hatinya, seorang lelaki tampan berkulit pucat dengan tahi lalat di leher, persis seperti yang dikatakan peramalnya. Sayangnya semua tidak berjalan lancar seperti yang ia mau... The original story belong to taedaebae (AFF) (link...