Hanya ada satu hal yang ada di pikiran Baekhyun saat ini. Yaitu menyayat leher Chanyeol dan menggantung tubuh hyungnya secara terbalik.
Apa? Ada yang salah?
Tidak boleh marah? Atau tidak boleh kesal pada hyungnya?
Dia cukup pintar untuk tau, bajingan mana yang memberikan nomornya pada Park Chanyeol.
Hanya ada satu orang yang bisa melakukannya.
"LUHAAAAAAAAAAAAAN!!" suara tingginya menggema di dalam apartemen Luhan.
Beberapa detik kemudian, pintu kamar Luhan yang berwarna pink terbuka, menampilkan Luhan dengan mata lebarnya dan rambut acak-acakan yang memakai boxer bermotif bambi. "DIMANA? DIMANA KEBAKARANNYA?! AKU HARUS MENYELAMATKAN BAMBIKUUUU!!" Ia berlari melewati Baekhyun, mengambil boneka rusanya yang tergeletak di lantai.
Luhan menggumam 'Bagaimana ini' berulang-ulang sambil berlari mencoba menyelamatkan barang-barangnya.
Baekhyun menepuk jidatnya. Luhan kadang memang bodoh –tidak, dia memang selalu bodoh.
Ia mencengkeram lengan hyungnya, menyeretnya ke ruang tamu. Alarm, sikat gigi, sebotol Listerine, scarf, boneka bambie, beanie dan lampu senter jatuh satu persatu dari pelukannya ketika ia diseret Baekhyun dan dilempar ke sofa.
"O-ow, apa yang kau lakukan disini Baekkie." Ia mengelus tangannya dan mengerucutkan bibirnya, kemudian kembali stress. "ADA KEBAKARAAAAAAAAN! SELAMATKAN DIRIMU!" ia berteriak dan berdiri, kemudian mendorong Baekhyun keluar dari apartemennya.
"Y-YAH! Luhan!" Baekhyun meronta. Ia menghentikan aksi Luhan dan menjitak kepala hyungnya dengan pelan. "Kau menyebalkan! Bisakah kau tutup mulutmu itu? Kau mengganggu penghuni yang lain! Dan tidak ada kebakaran atau apapun itu!" Ia melipat tangannya di depan dada.
"Tidak ada kebakaran?"
"Yep."
Luhan mempoutkan bibirnya sambil meggumam dan mengelus kepalanya. Baekhyun senang sekali memukulnya, bukankah ia harusnya menunjukkan sedikit rasa hormat pada yang lebih tua?
Ia melukaiku. Artinya...
"Kau tidak menyayangiku lagiiiiiiiiiiiii!!" Luhan mulai merengek. Sejak kecil dulu, hyungnya memang cengeng. Hal-hal kecil dapat membuatnya menangis, ceritakan padanya tentang seorang anak yang balon merah nya hilang, ia akan berduka untuk anak malang itu sampai tiga hari.
"Aish! Berhenti menangis hyung! Kau lebih tua dariku." Katanya.
Luhan berbaring di karpet sambil berguling-guling dan mengatakan "Baekkie tidak menyayangiku lagi!"
"S-stop, hyung. Baekkie menyayangimu!" ia berlutut memegang pipi hyungnya –yang katanya ssang namja.
Ssang namja matamu. Baekhyun menggumam dalam hati.
"TIDAAAAAAK!! Kau memukulku dua kali! DUA KALI!" dan air mata kembali menetes ke pipi yang dikembungkannya.
"Maaf, Lulu. Tapi kau... menyebal-"
"UWAAAAH!! KAU BILANG AKU MENYEBALKAN?!! KAU BENAR-BENAR TIDAK MENYAYANGIKU LAGI!!" ia menangis dan memunggi Baekhyun.
"T-tidak! Maksudku kau menyebalkan ka-"
"TUH KAN! KAU BILANG BEGITU LAGI! UWAAAAHH!!"
"TIDAK! Sialan! I-itu bukan seperti yang kau pikirkan-"
"Kau bahkan memakiku! Huhuhuhuhu!" Ia terisak.
Baekhyun mengepalkan tangannya seperti akan memukul Luhan lagi, tapi Luhan tiba-tiba bersandar padanya. Tangan Baekhyun yang sudah melayang di udara langsung dialihkan ke lehernya sendiri. Ia menggaruk tengkuknya sambil nyengir pada hyungnya. Hyungnya hanya menatap dengan bingung dengan mata merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The S Name [Translated Story]
Hayran KurguLuhan bertemu pujaan hatinya, seorang lelaki tampan berkulit pucat dengan tahi lalat di leher, persis seperti yang dikatakan peramalnya. Sayangnya semua tidak berjalan lancar seperti yang ia mau... The original story belong to taedaebae (AFF) (link...