14. I am waiting

504 70 2
                                    

Kedua lelaki itu dengan gugup membuang muka, mengalihkan pandangan dan pikiran mereka dari momen romantis mereka yang terganggu oleh kehadiran waiter raksasa itu. Luhan menunduk, menatap sepatunya sambil memainkan telunjuknya –hal yang biasa ia lakukan ketika nervous. Sementara itu Sehun menatap tajam pada waiter jangkung itu.

Ia mengambil dompet dari saku belakangnya dan mengambil sepuluh ribu won. Lalu dengan sengaja ia meletakkannya di meja sambil menggebrak meja dengan keras. Luhan terkejut dan bangun dari lamunannya. Sehun kemudian menggenggam pergelangan tangannya sambil menyeretnya keluar dari kedai eskrim itu. Hampir saja ia melupakan ranselnya, untungnya di detik-detik terakhir ia sempat menyelempangkannya di bahunya.

Chanyeol mengawasi kedua lelaki yang bergegeas keluar dari kedai itu. ia mencengkeram bolpoin dan notepad yang ia pegang, sampai bolpoinnya patah menjadi dua.

"Sehun itu! Aku ingin membunuhnya!" ia menggertakkan giginya dan melempar notepad yang ia pegang.

Kai melepas kumis palsunya dan kacamata tebalnya. Ia menghela napas sambil meletakkan tangannya di bahu lebar Chanyeol.

"Santai bro. Luhan hyung tidak disiksa ataupun dilecehkan." Candanya.

"Bagaimana bisa aku santai? Bajingan itu hampir mencium hyung kita! Demi tuhan, padahal ini tempat umum! Bagaimana kalau di tempat sepi dan berduaan? Ia mungkin bisa memperkosanya! Atau menelpon teman-temannya dan meng-gang bang Luhan hyung! Ia mungkin akan—"

Kai memukul kepala Chanyeol. Chanyeol mengerang keras sambil mengelus kepalanya. Kai memutar bola matanya, ia tidak memukul Chanyeol dengan keras. Chanyeol hanya... lebay, dan dia memang raja lebay.

"Apakah kau buta? Apakah kau tidak lihat Luhan hyung benar-benar ingin melahap wajah Sehun? Dan mungkin kalau lelaki berwajah datar itu memberinya sedikit kode, aku yakin Luhan hyung akan menyerahkan lubang perawannya tanpa ragu-ragu. Paham maksudku?" tukasnya.

"Really, Kai? Really? Apakah kau benar-benar temannya hyung? Kenapa kau membela musuh?" kata Chanyeol dengan histeris. Karyawan kedai bermunculan dari pintu belakang kedai, menonton pertikaian dua lelaki itu

"Kau ingin aku mencekik dan membantingmu? Aish! Apakah kau ingat alasan kita menolong Luhan hyung? Itu untuk mendapatkan laki-laki bernama Oh Sehun! Sekarang berhentilah mengganggu mereka dan ayo pulang."

"TIDAK! Kita akan mengintai mereka sampai Luhan hyung pulang ke apartemennya. DALAM KEADAAN SELAMAT!

"Kau tak mengerti apa yang kukatakan tadi, hmm?"

"TAPI AKU KHAWATIR PADANYA!"

"DIA TAU APA YANG DIA LAKUKAN!

"AKU PERCAYA PADANYA, TAPI TIDAK PADA SI TOLOL SEHUN ITU!"

"BISAKAH KAU BIARKAN SAJA MEREKA?!"

"TAPI NANTI LUHAN HYUNG DIAPA-APAKAN—"

"SUDAH KUBILANG, ITULAH YANG LUHAN RENCANAKAN, TOLOL! KALAU DIA MEMANG INGIN BERCINTA KAU TAK PUNYA HAK UNTUK MENGHALANGINYA."

"KENAPA KAU BERTERIAK PADAKU?!!"

"KAU YANG DULUAN, KAMPRET!! AKU HANYA MEMBALAS!!"

"JANGAN BERTERIAK PADAKU!"

"KAU YANG HARUSNYA BERHENTI BERTERIAK!" Kai menghela napas. "Ayo pulang. Biarkan saja mereka, Luhan hyung sudah cukup tua untuk menjaga dirinya sendiri."

"T-Tapi—"

"Tidak ada tapi-tapian." Ia berbalik dan melihat para karyawan kedai yang menonton pertengkaran konyol mereka. Ia menjentikkan jarinya dan bertepuk tangan tiga kali. "CUT. CUT. CUT. SYUTINGNYA SUDAH SELESAI, SEKARANG KALIAN BOLEH LANJUT BEKERJA. TERIMAKASIH SUDAH MENONTON. SAMPAI JUMPA LAGI." Teriaknya sambil bertepuk tangan sebelum menarik Chanyeol keluar dari kedai.

The S Name [Translated Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang