20. The sex fiend

595 69 9
                                    

Luhan menguap sambil meregangkan tangannya yang kaku. Kakinya mencuat dari balik selimut hangat yang menutupi wajahnya sepanjang malam. Udara dingin yang mencium kulitnya membuatnya merinding.

Ia mengerutkan hidungnya sambil menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri. Setelah siap, ia makan dalam diam, dan langsung ke kamar mandi setelahnya. Ia selesai bersiap-siap beberapa saat kemudian, memakai baju lamanya—bajunya sebelum transformasi, bajunya yang imut.

Well, semalam Sehun menguliahinya tentang baju yang pantas dan cocok untuk dipakai ke kampus. Ia bisa mengingat setiap kata yang keluar dari mulut Sehun semalam. Ia terkekeh sambil melihat bayangannya di cermin.

"Aku lebih suka kau memakai baju yang imut daripada baju yang kau pakai sekarang. Kau terlihat seperti bintang film porno, orang-orang selalu melihatmu dengan tatapan lapar tanpa kau sadari."

"T-tapi kupikir kau suka melihatnya?" tanya Luhan sambil mencebikkan bibirnya.

"Yeah, sebenarnya itu merupakan pemandangan yang indah...tapi aku tidak suka berbagi."

Dan BAM!

Malam itu, Luhan menelpon Baekhyun dan meminta baju lamanya. Sebagai saudara yang gampang stress, sang diva merasa panik saat melihat ponselnya menampilkan nomor Luhan, ia menjawab ponselnya dengan jantung berdebar, hanya untuk mendengar rengekan Luhan tentang baju-baju imutnya. Ia ingin melemparkan ponselnya ke dinding terdekat segera setelah panggilan itu berakhir, tapi tangannya berhenti di udara, menyadari kalau Iphone itu mahal.

Dan bagi Byun Baekhyun, setiap dollar itu berharga.

Ia menyisir poninya, mengatur rambutnya seperti rambut model, menghilangkan gaya rambut berantakannya.

Dengan baju lengan panjang berwarna putih, cardigan pink, jeans ketat berwarna maroon, topi dan tas kulit MCM berwarna krem dengan gantungan kunci warna-warni, rusa kita siap memamerkan penampilannya pada Sehun.

'Imut' saja tidak cukup untuk menggambarkan penampilan Luhan.

Penampilan Luhan dapat membuat orang mati hidup kembali dan langsung menjerit atas keimutannya, singa yang galak pun bisa bertingkah seperti kucing Persia kalau melihat Luhan. Heck, ia bahkan bisa menghentikan perang hanya dengan memamerkan senyum brilliantnya.

"The hell?" seru Jongin ketika melihat sekelebat bayangan rusa kita yang sedang tersenyum sambil berjalan sendiri di tengah kerumunan.

"Bagaimana dengan rencana kita, hyung? Apa-apaan ini- kenapa pakai baju beginian lagi?" Ia menatap Luhan dengan tatapan jijik saat Luhan berhenti di depannya.

"Memangnya masih perlu merayu Sehun lagi?" Luhan menelengkan kepalanya sambil mengetuk-ngetuk dagunya dengan telunjuknya.

"Uhm... Itu rencana awal kita kan?"

Luhan mengernyitkan keningnya. "Duh. Apakah merayu pacar sendiri itu perlu, Kai?"

"Terserahlah, kami bahkan tidak tahu bagaimana ceritanya kalian jadian. Kau tiba-tiba bilang kalian sudah pacaran. Tanpa cerita. Tanpa penjelasan. Tanpa pengakuan cinta yang manis." Kai memutar bola matanya. Mereka lalu berjalan menuju kelas masing-masing. Hari Selasa adalah jadwal Luhan untuk bermain bola seharian.

"Tidak ada cerita. Dia cuma bilang kalau aku pacarnya." Luhan menggumam, kerutan kecil masih terbayang di keningnya.

Kai berhenti berjalan. "APA?! Hanya seperti itu? Oh my god, itu... merendahkan harga dirimu, hyung."

Ia sangat ingin memukul kepala Luhan. Di luar sana ada begitu banyak penggemar yang bersedia untuk berlutut dan memujanya, tapi ia memilih untuk bersama Sehun yang memproklamirkan hubungan mereka dengan rendah seperti itu.

The S Name [Translated Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang