.....
"Sedang apa dia disini malam-malam begini"
Penuh pertanyaan di kepala Renjun melihat Jeno yang masih berada di lapangan basket tengah malam begini.
Jeno merasa ada yang mengintipinya dan dia berbalik badan. Matanya tertuju kearah semak-semak tempat Renjun bersembunyi. Renjun memperbaiki posisinya agar Jeno tidak menyadari keberadaannya.
"Tujuanku bukan untuk melihatnya. Untuk apa aku disini" kata Renjun.
Saat Jeno sudah kembali bermain basket, Renjun pergi dari sana dan segera mengambil kalungnya itu.Suasana sekolah yang gelap dan sepi itu tak membuat Renjun takut. Dia sangat ingin mengambil kalung itu.
"Akhirnya dia aman"
Renjun sudah menggenggam kalung itu dan menyimpannya didalam saku celana.
.....
"Ahh melesett"
"Tidak-tidak seperti itu"
"Aku bisa aku bisa.. semangat"
Jeno berbicara dengan dirinya sendiri. Sangat kuat keinginannya untuk bisa bermain basket. Berkali-kali iya mencoba untuk memasukkan bola itu ke ring basket tapi selalu gagal.
"AHHHH WAEEEE !!!"
Jeno sudah muak dan memantulkan bola itu kelantai hingga terpantul tinggi.
"Kau tidak menggunakan teknik yang benar"
Terdengar suara yang tidak asing dari arah belakang Jeno. Jeno membalikkan badannya dan wajahnya hanya berjarak beberapa cm dengan wajah Renjun.
Renjun berdiri di hadapan Jeno dengan memegang bola basket yang tadi di pantulkan oleh Jeno.
"Kemarilah. Aku akan mengajarkanmu cara yang benar"
Renjun berjalan mendekati ring basket.
"Banyak cara untuk memasukkan bola ke ring. Tapi kau harus mengetahui satu cara dulu. Perhatikan aku"
Renjun mulai memperagakan bagaimana cara memasukkan bola dengan baik untuk mendapatkan point. Ia memegang bola dengan kedua tangannya dan membentuk sudut 90° antara tangan kiri dan kanan.
Setelah itu ia mengangkat bola sampai keatas kepala dan mengarahkan bola itu ke ring. Posisi kedua kakinya mengarah ke ring basket dan membuat tekukan sehingga ada gaya pegas otot kaki.
"Ingatlah lengan ditekukkan untuk melontarkan bukan mendorong" kata Renjun.
Jeno menganggukkan kepalanya. Dia sangat antusias memperhatikan Renjun.
"Shooting yang baik adalah dengan satu tangan, dan satunya untuk mengarahkan. Saat melempar bola, tenaga harus datang dari kedua kaki dan bukan dari tangan dan badanharus mengikuti gerakan menembak" kata Renjun.
Lagi-lagi Jeno menganggukkkan kepalanya. Sepertinya ia mulai mengerti kenapa ia tidak pernah bisa memasukkan bola ke ring.
"Cobalah"
Renjun mengoperkan bola itu kepada Jeno.
Jeno berdiri dengan jarak beberapa meter dari ring basket. Ia mulai memantulkan bola sebanyak tiga kali dan melakukan gerakan yang sama seperti Renjun peragakan tadi.
"Tenanglah. Tidak perlu tegang" kata Renjun
Step by step Jeno lakukan dan ...
"YEEEEEEEEEEEEEAHHHHHHHH"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vaarwel | 7Dream ✓
Novela Juvenil[Fanfiction] ❝..There is a meeting ... There is a breakup..❞