Happy reading🤟
🍦
"Gue kangen lo, Eca." lirih Caramel sambil menatap keluar jendela.
Caramel Acadia Emerald. Caramel Sebenarnya mempunyai kembaran tapi kembarannya sudah meninggal, dan yang membuat dia terpuruk adalah semua anggota keluarganya menyalahkan dia atas meninggal kembarannya.
Caramel tidak tinggal bersama orang tuanya, tapi Caramel tinggal dengan neneknya. Hanya nenek orang satu-satunya yang percaya denga dia.
Tapi setiap sebulan sekali dia pindah ke rumah orang tuanya. Sebenarnya Caramel sempat menolak, tapi setelah neneknya menjelaskan Caramel akhirnya mau.
Tok
Tok
Terbukalah pintu dan terlihatlah seorang nenek. Walaupun sudah tua tapi tetap saja wajah neneknya tetap tahan muda.
"Belum tidur kamu?"
"Belum ngantuk, nek."
Emma berjalan mendekati cucunya.
"Jangan terlalu dipikirkan. Biarkan Eca tenang disana, dan pikirkan juga kesehatan kamu, sayang." ujarnya sambil mengelus rambut Caramel.
"Aca ngak mikirin Eca ko, nek." bohongnya.
"Jangan bohong sudah terlihat jelas ko segala mau berbohong lagi." ujarnya sambil terkekeh.
"Sudah minum obatnya?" tanyanya lagi.
"Belum." jawabnya pelan.
"Kenapa ngak di minum? Apa kamu ngak mau sembuh?" tanyanya.
"Aca capek nek, capek." lirih Caramel.
"Maafkan nenek, Ca." ujarnya.
"Nenek gak pernah salah yang salah itu Aca. Kenapa Aca harus penyakitan? Kenapa Aca harus merepotkan semua orang? Hidup Aca ngak pernah bahagia. Semua ngak adil bagi Aca. Aca juga pengen ngerasainkasih sayang papa sama mama. Tapi ngak bisa. Apa Aca ngak boleh bahagia? Aca capek hidup dengan ketergantungan obat, nek." isaknya pilu.
Kata-kata yang baru saja Caramel keluarkan sungguh sangat membuat hati Emma terasa teriris. Anak sepantaran Caramel seharusnya hidup bahagia bukan malah sebaliknya.
"Apa Aca meninggal aja biar semua orang pada peduli sama Aca? Aca capek. Aca pengen ikut Eca aja pasti disana bahagia, nek." ujarnya asal.
"Aca kamu ngak boleh bicara begitu. Disini masih ada nenek yang sayang sama Aca. Aca ngak boleh ninggalin nenek. Cuma Aca cucu nenek yang paling nenek sayang." ujar Emma sambil memeluk Caramel.
Setelah itu tidak ada pembicaraan. Emma memeluk Caramel erat. Seakanakan Caramel akan pergi jauh darinya. Rasa takut kehilangan semakin menjadi-jadi setelah Caramel berbicara seperti itu. Dia tidak mau kehilangan cucunya lagi.
Emma melepaskan pelukannya lalu mengelus kepala Caramel lembut.
"Aca tidur ya? Ini udah malam ngak baik buat kesehatan kamu." ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel ✔
FanfictionCaramel dengan hidupnya yang penuh penderitaan dan luka yang tak jua berkesudah. Note: Tidak suka? Jangan kamu baca