Bagian empat belas

106 8 0
                                    

Ketika memasuki kamar Aiyaz dikejutkan dengan kotak yang entah isinya apa. Dia mendekati dan ternyata ponsel. Dia tau itu pasti dari Adiknya.

Aiyaz menaruh kotak itu lalu membaringkan tubuhnya dikasur.

"Abang gak makan?" Tanya Camila tiba-tiba.

"Mamah! Ngagetin aja!" Kesal Aiyaz.

Camila terkekeh lalu berjalan ke Aiyaz. "Udah diganti?"

"Udah, itu."

Camila mengikuti arah tunjukan jari Aiyaz dan benar sudah diganti. Camila tersenyum menatap Aiyaz.

"Udah gak usah marah lagi sama Adikmu." Ujar Camila mengingatkan.

"Iya, tapi Aiyaz gak seneng dia kasih Iyaz ponsel. Iyaz cuma kesal ko gak maksud minta ganti." Tegasnya. Camila mengangguk.

"Yaudah mau makan gak?" Tanya Camila.

"Nanti aja."

Camila keluar dari kamar Aiyaz, lau berjalan ke arah kamar Kenan. Sampai sekarang Kenan belum mau cerita. Kenan mengurung diri dikamar.

Tok
Tok
Tok

Tidak mendapar jawaban dari dalam. Camila membuka knop pintu dan beruntunglah Camila. Karena tidak dikunci.

Camila masuk ke dalam terlihatlah Kenan yang sedang duduk dibalkon.
Camila mendekati Kenan lalu menepuk pundak Kenan.

Yang ditepuk menengok. "Mamah ngapain?" Tanya dingin.

"Cuma mau tau keadaan kamu." Jawab Camila tenang.

"Duduk disofa aja yu?" Ajak Camila. Kenan mengangguk.

Ketika sudah duduk Camila membuka suara. "Kamu kenapa?" Tanyanya.

"Gak papa, Mah."

"Apa susahnya si cerita?" Ujar Camila pelan.

Kenan menghembuskan nafansya pelan. "Kenan kesal, Mah. Orang yang Kenan percaya, cinta malah menghianati Kenan." Ujarnta lirih.

Camila menatap mata Kenan. Ada sirat terluka dari tatapan mata itu. Camila menepuk pundak Kenan.

"Jangan jadi laki-laki lemah, Bang. Percaya sama Mamah masih ada banyak perempuan diluar sana." Ujar Camila menguatkan.

Kenan hanya megangguk. Camila langsung memeluk Kenan. Disaat seperti inilah keberadaannya sangat dibutuhkan oleh anaknya.

"Yaudah, istirahat ya." Ujar Camila lalu keluar dari kamar Kenan.

Sekarang tinggal satu tujuan lagi. Yaitu ke kamar Caramel. Ketika sudah sampai didepan pintu kamar Caramel, Camila langsung mengetuk pintu itu. Tetapi, tidak ada jawaban mungkin sudah tidur pikirnya.

Sedangkan didalam sana Caramel sedang menatap dirinya dicermin. Wajahnya sangat pucat, bibir pucat. Dia sudah seperti mayat hidup.

Caramel menyisir rambutnya. Rambutnya rontok. Sudah tiga hari ini rambutnya rontok terus. Dia manatap rambut rontoknya lalu memasukkannya ke dalam laci.

Darah segar mengalir dari hidung. Caramel langsung mengambil tissu lalu mengelapnya. Sambil mengelap darah yang keluar Caramel menitikkan air mata. Bukan air mata bahagai. Tetapi air mata sedih, hancur semua ada disitu.

🍦🍦🍦

Hari ini hari minggu, jadi Caramel bisa bangun siang tanpa diganggu. Sekarang sudah pukul 9 pagi tetapi Caramel belum juga bangun. Matanya sembab karena semalaman menangis.

Caramel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang