Rasanya lega sudah mengganti ponsel milik Abangnya. Jadi dia sudah tidak merasa bersalah lagi. Tapi, masih ada sedikit rasa bersalah.
Caramel menghampiri Mamahnya yang sedang duduk diruang keluarga.
"Mamah, Aca udah ganti ponsel, Abang." Ujarnya lalu duduk disebelah Mamahnya.
Camila menengok. "Bagus." Jawabnya. Lalu kembali fokus ke tv.
Caramel berdecak. "Ihs,"
Tetapi, Mamahnya tidak merespon. Kerena kesal dia berjalan ke atas menuju kamarnya.
Camila terkikik melihat reaksi anaknya yang kesal karnanya.
Caramel duduk dibalkon rumahnya. Melamun tidak jelas. Hari sudah malam tetapi, ia enggan untuk merebahkan tubuhnya dikasur.
Caramel menghembuskan nafasnya lelah. Lelah dengan hidupnya. Disaat keluarganya sudah baik ada saja yang menghancurkan. Yaitu, penyakitnya. Dia tidak mau orang-orang yang dia sayang sedih karna kepergainnya.
Caramel memeluk tubuhnya dengan tangan. Rasa dingin mulai menusuk tubuhnya.
"Lagi apa Nenek disana?" Tanyanya pada diri sendiri.
Dia menghembuskan nafasnya kasar. Bodoh berbicara sendiri. Padahal orangnya sudah tidak ada lagi didunia.
Caramel berjalan menuju meja, lalu mengambil foto Neneknya.
"Besok, Aca mau ke kuburan Nenek. Aca kangen." Ujarnya bergetar sambil mencium foto Neneknya. Hanya itulah yang bisa dia lakukan ketika sedang rindu dengan Neneknya.
Caramel sama sekali belum pernah pergi kepermakanan Neneknya. Mamahnya sealu melarang. Bukan tidak boleh, hanya saja kondisi Caramel yang tidak memungkinkan. Camila hanya takut Caramel drop lagi.
Setelah menaruh foto Neneknya, Caramel langsung merebahkan tubuhnya lalu memejamkan mata.
🍦🍦🍦
Maaf kalo dikit ya hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel ✔
FanfictionCaramel dengan hidupnya yang penuh penderitaan dan luka yang tak jua berkesudah. Note: Tidak suka? Jangan kamu baca