Bagian sebelas

108 10 8
                                    

Caramel menuruni tangga menuju ruang makan. Sungguh sampai sekarang dia belum juga meminta maaf. Boro-boro minta maaf mau bicara dengan Abangnya saja rasanya susah.

Caramel berjalan mengambil mendekati Mamahnya yang sedang menata piring.

"Mamah," ujarnya.

Camila menengok ke arah sumber suara. "Iya, apa?"

"Abang mana?" Tanyanya.

"Udah pergi kalo Aiyaz." Jawab Camila.

"Pagi amat." Celetuk Caramel. Camila tidak menjawab dan kembali melanjutkan aktivitasnya.

Caramel menduduki bokongnya lalu mengambil roti. Tiba-tiba Papahnya duduk diselah kursinya.

"Udah minta maaf belum kamu?" Tanya Davin.

Caramel menggeleng.

Davin menatap Caramel tajam. Sedangkan yang ditatap menggidik ngeri.

"Minta maaf!" Perintahnya.

"I-ya." Jawabnya gugup.

Mereka semua mulai memakan makanannya masing-masing. Bunyi decitan kursi membuat semua yang ada disitu mengengok.

"Aku pergi duluan ada meeting." Pamitnya.

"Kamu mau bareng gak?" Tanya Davin pada Caramel dan Kenan.

Kedua mengangguk kompak.

Diperjalan tidak ada yang memulai pembicaraan hanya kehinga yang menyelimuti. Biasanya Kenan yang paling cerewet, tetapi sekarang tidak. Dia hanya bengong saja.

Caramel menghembuskan nafasnya pelan.

Davih menengok. "Kenapa kamu?"

"Eh, gapapa, Pah."

Davin kembali mengemudi mobilnya. Mereka sudah sampai didepan sekolah.

Caramel menyalimi Papahnya terlebih dahulu Kenan pun sama. Lalu keduanya langsung keluar dari mobil.

"Abang tungguin!" Teriak Caramel. Kenan berjala begitu cepat. Tetapi tidak dihiraukan oleh Kenan. Abangnya hari ini sangat aneh.

Caramal berlari mengejar Abangnya. Tetapi Abangnya malah semakin cepar. Sudah! Dia mengalah biarlah Abangnya begitu.

Caramel berjalan ke arah kelasnya. Lemas karena habis lari karena mengejar Kenan. Da keringat yang mengucur.

Ketika sampai kelas Caramel langsung menduduki bokongnya. Disana sudah ada Maisya.

"Kenapa loh?" Tanya Maisya.

"Gak papa." Ujarnya disertai senyum. Maisya hanya mengangguk.

🍦🍦🍦

Bel istirahat sudah berbunyi sejak tadi. Tetapi, Caramel belum keluar dari kelasnya. Dia sedang mencatat.

"Udah nanti aja si lanjutinnya." Ujar Maisya.

Hari ini Razita tidak masuk. Entahlah tidak ada kabar dari Razita.

"Iya, yaudah ayo ke taman belakang aja." Ujar Caramel mengajak Maisya.

"Enak aja! Gua mau makan." Ujar Maisya menatap Caramel tajam.

"Yaudah gua aja."

Caramel berjalan meninggalkan Maisya. Dia tau Maisya lapar. Jadi biarlah dimakan terlebih dahulu.

Caramel berjalan ke taman belakang. Ketika sampai sana dia mendengar suara keributan. Karena kepo dia berjalan mendekati suara itu. Ketika sampai situ dia dikejutkan dengan itu. Ternyata yang berantem adalah Kenan. Setau Caramel, Kenan tak pernah begini. Walaupun Kenan cerewet. Tetapi tak pernah sekali pun Caramel melihat Kenan berantem.

Caramel mendekati Abangnya.
"Abang udah! Abang!" Teriak Caramel. Tetapi Kenan tidak menghiraukan teriakan Caramel. Dia malah semakin semangat memukul lawannya.

Caramel tau lawan Abangnya itu teman sekelas Abannya.

"Abang Udah!" Teriaknya frustasi.

Kenan menengok ke sumber suara lalu menatap Caramel tajam. Kenan jatuh tersungkur ke tanah. Karena pukulan yang keras.

"Arghh!"

Caramel mendekati Kenan lalu memeluk Abangnya. Lalu Caramel membantu Abangnya untuk duduk.

Lawan Abangnya sudah pergi. Da orang-orang bodoh yang menonton juga sudah pergi.

"Abang kenapa si?" Isaknya.

"Gak papa." Jawab Kenan datar.

"Ayo ke uks." Ajak Caramel.

"Gak!"

Caramel menatap tajam Kenan. "Obatin lukanya! Sebelum infeksi." Ujar Caramel lalu menarik tangan Kenan paksa.

Kenan hanya pasrah ditarik tangannya.

Ketika sudah sampai uks. Caramel menyuruh Kenan merebahkan tubuhnya diatas branker.

"Aduh sakit!" Teriak Kenan.

"Makannya kalo gak mau sakit gak usah berantem!" Desis Caramel.

Kenan hanya diam. "Ngapain loh ke taman? Kenapa gak makan?" Tanya Kenan.

Caramel menatap Kenan intens. "Kenapa emangnya?" Tanyanya balik.

Kenan memutar bola matanya malas. "Luh bego apa tolol?" Desis Kenan.

Caramel menatap Kenan lama. "Bodo, gua gal laper lagian."

"Kemana pacar loh?" Tanya Kenan.

"Dia punya nama." Jawab Caramel.

"Udah sana loh ke kelas!" Suruhnya mengalihkan pembicaraan.

"Gak mau!"

"Kenapa?" Tanya Kenan bingung.

"Mau temenin loh aja. Nanti loh berantem lagi." Jawab Caramel polos.

Kenan terkekeh. "Adek gua bisa khawatir ya." Ujarnya sambil tertawa.

"Ck,gak b aja."

Setelah itu gak ada pembicaraan. Kenan mulai memejamkan matanya rasa kantuk muncul. Sedangkan Caramel mengambil ponselnya dari saku seragam.

🍦🍦🍦

Camila menatap Kenan tajam. Caramel sudah menceritakan dari awal tentang Kenan yang berantem.

"Kamu ini kenapa si?" Ujar Camila.

Kenan hanya menatap Mamahnya tanpa mau menjawab.

"Aca kamu naik sana! Mamah mau ngomong sama Abang kamu." Ujar Camila.

Caramel mengangguk. Toh dia juga ingin minta maaf dengan Aiyaz. Dari disekolah dia tidak melihat batang hidung Abangnya itu.

"Kamu kenapa?" Ujar Camila pelan.

"Gak papa mah." Jawabnya.

"Cerita aja." Desak Camila.

"Nanti aja, aku lagi malas." Jawab Kenan kesal.

Camila hanya diam entahlah Kenan bisa jadi pendiam jika sedang ada masalah. Kenan orang yang tertutup.

"Yaudah kamu tidur ke kamar sana." perintah Camila.

🍦🍦🍦

UDAH YA UDAH PAPAY🐳
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN💙











Caramel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang