Bagian lima belas

108 7 0
                                    

Kenan berlari kecil ke arah Mamahnya. Hari pertama ujian dia sudah hampir telat. Dasar Kenan. Aiyaz sudah lebih dahulu pergi.

"Dasar!" Kesal Camila.

"Aku pergi!" Teriaknya.

Caramel terkikik melihat tingkah Abangnya. "Kek anak kecil." Cicitnya.

"Kek kamu." Ujar Camila.

"Beda, Mah."

🍦🍦🍦

"Selamat gua." Ujar Kenan. Dia sampai ketika bel masuk berbunyi.

"Oke kita mulai sekarang!" Ujar pengawas itu tegas.

Kenan mulai mengerjakan soalnya. Sedikit membuat dia pening.

Tak terasa bel pulang berbunyi nyaring. Para siswa langsung pergi dari ruangan.

"Gila pusing gua." Keluh Kenan.

"Hahaha, sama." Jawab Fadhil.

"Gua pulang duluan ya, bro." Pamit Kenan.

Ketika menuju ke parkiran Kenan melihat Aiyaz sedang bersama perempuan.

Kenan tersenyum. "Akhirnya ada yang mau sama dia." Ujarnya terkekeh.

Setelah mengatakan itu dia langsung menyalakan motornya menjauh dari sekolah.

Ketika sudah sampai rumah Kenan langsung tiduran disofa.

"Ganti baju sana." Suruh Camila.

Kenan bangun lalu menjawab." Nanti, Mah."

"Gimana? Susah gak?" Tanya Camila.

"Sedikit." Ujarnya.

"Mah, tadi Ken liat Iyaz ama cewe." Ujar Kenan antusias.

Camila tertawa." Bohong aja kamu." Ujar Camila tak percaya.

"Omongin aja orangnya ga ada." Ujar Aiyaz tiba-tiba.

Kenan dibuat melongo.

"Selow gua gak makan." Ujar Aiyaz yang melihat perubahan mimik Kenan.

Setelah itu Aiyaz langsung menaiki tangga.

Aiyaz berhenti didepan kamar Adiknya, lalu masuk. Yang dia lihat adalah Adiknya yang sedang tertidur pulas.

Kenan mendekati Caramel lalu mencium kening Caramel. "Gua sayang loh walaupun loh ngebelin." Ujarnya terkekeh.

Aiyaz keluar kamar Caramel lalu masuk ke dalam kamarnya. Dia segera mengganti baju. Gerah.

🍦🍦🍦

Selasai makan malam semuanya langsung menuju ruang keluarga untuk ngobrol. Karena momen ini sangat jarang didapatkan,karena Davin selalu sibuk bekerja.

Semua sudah berkumpul, Caramel duduk ditengah-tengah Papah dan Mamahnya, Aiyaz disebelah kanan Mamahnya, dan Kenan disebelah kiri Papahnya.

"Bagaimana ujian tadi, Yaz, Nan?" Tanya Davin, memecahkan hening.

"Alhamdulillah, bisa walaulun ada yang susah. Pah." Jawab Kenan santai.

"Sama." Jawab Aiyaz, singkat.

"Untung libur." Ledek Caramel.

"Nanti lo juga ngerasain jadi siswa kelas 12." Celetuk Aiyaz.

Caramel memanyunkan bibirnya.

"Bodo."

Camila terkekeh. "Nanti kalian mau kuliah dimana?" Tanya Camila kepada kedua Anaknya.

"Terserah,"

Semua langsung menengok ke arah Aiyaz. Bingung.

"Ko terserah?" Tanya Davin sambil menaikkan kedua alisnya.

"Iyaz gk tau mau kuliah dimana. Tapi si maunya negeri." Jawabnya.

"Nah, Kenan juga tuh." Celetuk Kenan.

"Gua gk mau sekampus sama lo." Desis Aiyaz.

"Yeh, suka-suka dong." Jawab Kenan.

"Hadeh, ladenin kalian berdua bikin Mamah pusing." Ujar Camila.

Caramel hanya diam mendengarkan Abangnya berbicara. Caramel juga sama belum tau mau masuk jurusan apa dan kuliah dimana. Seperti nolep. Tidak punya tujuan hidup.

"Papah mah terserah kalian aja."

"Kita liat hasilnya, Pah." Jawab Kenan.

Semua yang ada disitu hanya megangguk setuju. Davin dan Camila tidak mau mengekang Anak-anaknya. Itu semua mereka lakukan agar Anaknya tidak merasa diatur-atur. Soal kuliah misalnya, mereka hanya mengiyakan dan semua terserah mereka. Toh mereka yang akan masuk kuliah bukan mereka. Asalkan mereka berdua sungguh-sungguh Davin dan Camila sangat senang.

🍦🍦🍦

Maaf kalo akhir" ini selalu up dikit yo:'v

Caramel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang