3

7K 302 0
                                    

Ini adalah hari ke delapan belas Haris harus bolak-balik ke rumah sakit untuk merawat adik kesayangannya. Seusai ia mengajar, ia menuju rumah sakit dan tak lupa ia membeli bunga lili, bunga kesukaan Zahra-adiknya.

Kini Haris telah sampai di Rumah Sakit As-syifa. Ketika ia melintasi koridor, banyak perawat yang memuji ketampanannya.

Ma syaa Allah. Calon imamku

Bang bang, mau nggak jadi suami aku?

Tidak hanya di rumah sakit, di kampus pun juga begitu. Walaupun Haris terkenal dengan julukan dosen killer bin judes tapi itu tidak masalah bagi penggemarnya. Ketampanan adalah nomer satu.

Lain halnya dengan Naira. Kini ia sibuk menangani pasiennya yang luar biasa banyaknya. Naira berjalan terburu-buru menuju kamar pasien selanjutnya dan tiba-tiba

Brukk

Astaghfirullah Ucap Naira

"Anda nggak punya mata ha? Liat nih,barang bawaan saya jadi rusak. Emang anda mau ganti? Tidak kan! "

"Maaf" Ucap Naira dengan ekspresi se datar mungkin

Setelah kejadian itu Naira dan Haris melanjutkan kegiatannya masing-masing.

"Assalamu'alaikum adik abang yang sholehah" Ucap Haris saat memasuki ruang rawat Zahra

"Wa'alaikumussalam bang"

"Maaf yah bunga lili nya agak lecek dikit"

"Nggak papa kok bang"

"Gimana keadaan kamu?"

"Alhamdulillah mulai membaik bang"

"Alhamdulillah"

"Assalamu'alaikum" Ucap Naira

"Wa'alaikumussalam dokter Nai. Apa kabar?" Ucap Zahra sambil tersenyum kepada si dokter

"Alhamdulillah baik sayang. Udah nggak nyeri lagi kan?" ucapnya sangat lembut

"Alhamdulillah masih nyeri cuman dikit doang. Makasih dokter Nai udah rawat Zahra"

"Dokter buta?!!" Ucap Haris

"Abang ngomong apa sih? Dokter Nai nggak buta. Jaga omongan abang"

"Maaf" Ucap Haris

"Hm" Ucap Naira

"Bang, dokter Nai ini baik banget. Dia sayang banget ama Zahra. Setiap dua puluh menit sekali, dia kesini jengukin aku. Abang jangan bilang kalau dokter Nai itu dokter buta."

"Iya maafin abang yah Ra"
Naira hanya menyimak perkataan kedua saudara itu.

"Yaudah, kalau gitu saya keluar dulu masih banyak pasien yang harus saya periksa. Zahra nanti obatnya jangan lupa di minum ya sayang.
Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Bang, Zahra mau deh punya kakak ipar kayak dokter Naira, dia itu baik banget sama Ara terus dia sabar banget ngebujuk Ara kalau lagi nggak mau di suntik atau minum obat" curhatnya

"Hm, semua dokter emang harus begitu dek, jadi nggak usah terlalu muji dia deh"

"Ih, abang ini kenapa sih, baru juga ketemu sama dokter Nai judesnya datang lagi"

"Bukan gitu dek, kok kamu malah marahin abang sih" Ucap Haris

"Abang sih sensitif banget sama orang, dan menurut Ara dokter Nai itu baik dia beda sama dokter lain yang pernah Ara kenal"

"Terserah kamulah dek"

Hening beberapa saat..

"Bang"

"Kenapa dek? Ada yang sakit? Abang panggilin dokter ya?"

"Nggak bang nggak usah Ara baik-baik aja kok"

"Lah, terus kamu kenapa?"

"Mmm... Araaa, boleh minta sesuatu nggak ke abang?"

"Emang mau minta apa sih dek, kok kamu kayak serius banget"

"Ih abang, jangan lebay deh"

"Hehe, maaf. Jadi Ara mau apa dari abang?"

Bismillahirahmanirahim
"Aku mau abang nikah sama dokter Naira"

"Oh, nikah???"
sambil mangut-mangut tak lama kemudian ekpresi wajah Haris pun berubah
"Apa !! Nikah??? Sama dokter buta itu?? Abang nggak mau dek, titik nggak ada penolakan, permohonan, atau semacamnya yang buat abang jadi nggak tega"

"Ihh, abang ..
Ara mohon, anggap aja itu permintaan terakhir aku, bang untuk bisa ngeliat abang bahagia"
Mendengar perkataan adiknya, Haris sepertinya Mulai luluh menatap adiknya dengan tatapan sendu. Dan tanpa sepengetahuan mereka, ada seseorang yang mendengar pembincangan kedua saudara itu.

"Zahra sayang, kamu pasti sembuh kok." Ucap Naira yang kini telah berada di sana

"Aku lebih cepat sembuh kalau dokter Nai nikah sama abang. Jadi please yah Dok" Ucap Zahra sambil memegang tangan Naira

Naira melirik Haris dengan tujuan agar Haris membujuk Zahra namun Haris hanya cuek seolah dia terima permintaan Zahra.

Apakah permintaan Zahra terwujud?
Tunggu part selanjutnya
.
.
.

Jazakumullah ya khair

Rzrhma&Wdyrsky

The Hardest HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang