10

6.4K 222 12
                                    

Happy Reading!

Sesungguhnya agama ini mudah. Tiada orang yang memberatkan diri dalam urusan agama, kecuali ia akan dikalahkan. Maka mudahkanlah, mendekatlah, bergembiralah, dan gunakan sebaik mungkin waktu pagi, waktu sore dan sebagian waktu malam kalian -untuk memperbanyak kebaikan-.” [HR. Bukhari]

Adzan telah berkumandang, menandakan waktu shalat subuh telah tiba.

"Sayang, ayo bangun kita shalat subuh dulu"

Hening

"Naira, udah subuh ini, ayo shalat dulu"

"Hmm"

"Ya Allah, kalau kamu nggak bangun dalam lima detik kamu saya gendong ke kamar mandi"

"Haaa?"

Satu

Dua

Tiga

Empat

Li-

Haris tersenyum melihat sang istri yang berlari hingga dirinya hampir terjatuh

"Hati-hati Nai"

"Hm"

--------

Selepas shalat subuh, mereka bersiap-siap menuju Malino. Mereka sudah menyewa mobil untuk transportasi ke sana. Perjalanan menuju Malino memakan waktu kurang lebih dua jam.

"Cepet sayang. Mobilnya udah di depan tuh"

"Bentar mas. Nai lagi nyari khimar yang cocok"

"Biar mas pilihin yah. Hmm yang ini aja yah" ucap Haris sambil memberikan Naira khimar berwarna abu-abu

"Mas tunggu di bawah yah" ucap Haris

"Iya mas"

Naira berlari-lari kecil menyusul Haris

"Jangan lari-lari sayang"

"Hehe iya"

"Silakan masuk tuan dan nyonya" ucap supir

Mendengar kalimat itu, Naira yang sedari tadi menunduk kini menoleh ke arah sumber suara. Naira sangat kenal dengan suara itu

Naira merasa terkejut melihat sosok lelaki yang kini membuka pintu mobil. Sosok yang sudah dianggapnya sebagai abang keduanya setelah Fauzan. Yap dia adalah Muhammad Faizal Ad-din

"Mey?" ucap Faizal

"Kak Izal?" ucap Naira

"Ayo silahkan masuk. Dari agenda yang diberikan pak Haris, kita harus tiba pukul delapan pagi. Untuk itu kita harus berangkat sekarang" ucap Faizal

"Aku nggak nyangka kalau kita dipertemukan kembali, Mey"

"Iya kak, aku juga"

"Masih inget nggak dulu kamu sering minta di beliin lolipop kalau lagi bad mood"

"Kakak masih inget aja, itu kan udah lama banget"

"Iya, karena semua hal yang menyangkut tentang kamu akan selalu ku ingat"

"Uhukk"

"Mas Haris kenapa?"

"Nggak"

"Mey?"

"Iya"

"Kayaknya suami kamu cemburu sama aku deh"

"Nggak tau juga kak"

The Hardest HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang