12

4.3K 208 24
                                    

Happy Reading!

“Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dustanya perkataan, dan janganlah kalian mencari-cari kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling membenci, dan saling membelakangi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari 6724)

🌿🌿

Melihat Naira yang sedari tadi guling-guling tidak jelas di kasur, Haris merasa peka. Istrinya pasti butuh hiburan.

"Sayang"

"Iya? "

"Ke mall yuk"

Mendengar perkataan Haris, Naira langsung duduk dengan tegap.

"Beneran mas? Mas nggak ke kampus hari ini? "

"Iya. Ya udah kamu ganti pakaian gih"

"Makasih, mas"

Cup

Naira mencium lama pipi Haris

"Ternyata istri mas udah berani"

Haris mendekat ke arah Naira dan Naira berusaha menahan degup jantungnya yang tak karuan.

"Jangan cium, mas. Please. Nai malu" batin Naira sambil menutup matanya

"Kamu kenapa kayak gitu? Kamu kira mas mau cium kamu yah haha"

Naira membolakkan matanya. Sungguh, dia telah mempermalukan dirinya sendiri di hadapan suaminya.

"Kamu ganti pakaian gih. Mas tunggu di bawah yah. Tapi kita ke rumah bang Fauzan dulu untuk minta izin"

Setelah beberapa menit, akhirnya Naira dan Haris berangkat menuju ke salah satu mall di pusat kota.

"Nai, kamu mau kemana dulu?"

"Timezone! "

"Nai, kamu bukan anak kecil lagi"

"Kali ini aja. Ya mas ya? "

"Yaudah. Ayo"

Mereka pun menuju timezone. Tak disangka mereka bertemu dengan Faizal.

"Hai, Mey" sapa Faizal

"Hai, Kak Izal.  Kak Izal ngapain disini? Mau main juga? "

"Lagi nemenin adek sepupu"

"Maaf, kita harus pergi" ucap Haris

"Tapi mas, Nai kan mau main"

"Lain kali aja yah sayang "

"Kalau kamu nggak mau nemenin Mey, biar aku saja" ucap Faizal

"Saya suaminya. Saya tau mana yang semestinya istri saya lakukan dan yang mana tidak"

"Tapi istri anda lagi pengen hiburan"

"Naira itu istri saya atau istri anda? Kok anda seenak jidat atur-atur kehidupan saya dan istri"

The Hardest HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang