🍃🌱🍃
Flashback on
Naira menatap makanan yang berada di depannya, nasi goreng dengan telur cincang
Ia alergi dengan makanan yang menggunakan campuran telur, namun ia pun tidak dapat menolak masakan yang siapkan oleh suaminya itu. Perlahan Naira memasukkan nasi ke mulutnya dan berusaha bersikap seperti biasaSemoga reaksinya nggak berakibat fatal, ya Allah
batinnya“Nai, kok mata kamu berair gitu? Kamu sakit yah?”
“Nggak Nai baik-baik aja kok mas. Nasi goreng mas pedes banget makanya mata Nai berair” sambil tersenyum
“Ooh, gitu yah. Maafin mas yah. Ya sudah saya berangkat kerja dulu , Assalamu’alaikum”
“Wa’alaikumussalam”
Setiba di rumah sakit, Naira merasakan sesak di tenggorokan,ruam dikulitnya pun muncul, napasnya tidak beraturan. Mengetahui penyebab itu terjadi, diapun menuju apotek untuk mengambil obat namun detik selanjutnya penglihatannya mulai memburam dan dia jatuh pingsan.
Semua orang panik melihatnya tergeletak di lantai tak sadarkan diri dan segera membawanya ke IGD.
Flashback off
***
Haris segera menuju ke rumah sakit karena mendapat kabar jika Naira jatuh pingsan dan belum sadarkan diri
Setibanya,dia bergegas ke meja resepsionis
“Permisi, ruang rawat atas nama Meysha Alnaira dimana yah mbak?”
“Ooh, anda pasti suaminya dokter Naira, silahkan dokter Nai di rawat di ruang VIP 2”
“Terima kasih mbak”
---
“Bang bagaimana keadaan Naira?” ucapnya dengan nada khawatir
“Darimana aja kamu? Kenapa telpon saya nggak kamu jawab ha?” ucapnya menahan emosi yang sedari tadi meluap
“Handpone saya ketinggalan dirumah,tadi saya baru pulang dan seorang perawat memberitahu saya kalau Naira-"
“Iya, dia pingsan dan sekarang belum sadarkan diri”
“apa yang terjadi dengannya?”
“Kata dokter, dia mengonsumsi makanan yang seharusnya dia hindari karena itu memicu alergi akutnya kambuh kembali”
“Apa? Alergi? Naira punya alergi?"
“Iya. Sejak kecil Naira alergi dengan makanan yang terbuat dari telur, itu terjadi karena sistem kekebalan tubuhnya menganggap protein telur sebagai benda berbahaya bagi tubuh sehingga antibody tubuh merespon dengan melepaskan histamine, dan senyawa kimia lain” jelas fauzan yang membuat Haris yang sedari tadi mendengar penjelasan Fauzan terkejut
“Apa itu karena makanan saya? lalu kenapa dia masih tetap memakannya jika itu membahayakan dirinya” lirihnya namun masih dapat terdengar oleh Fauzan
“Kenapa? Memangnya Naira tadi memakan apa? Apakah dia memantang alerginya?”
Hening
“Jawab Ris, apakah dia memantang alerginya?"
“Iya, dia tadi makan nasi goreng buatan saya dan itu ada campurannya dengan telur”
Kata-kata yang keluar dari mulut Haris membuat Fauzan menyandarkan dirinya ke dinding. Ia merasa gagal dalam menjaga adiknya, mengapa Naira selalu mambahayakan dirinya“Maafkan Haris bang, Haris gagal menjaga Naira. Haris bener-bener nggak tau kalau dia alergi dengan makanan itu”
“Apa dia tidak berusaha menolaknya?”
“Nggak dia nggak nolak, sepertinya dia takut membuat saya kecewa jadi dia memakannya. Tapi tadi saya juga sempat perhatikan matanya berair saya Tanya, dia hanya bilang kalau masakan saya terlalu pedas buatnya”
Fauzan hanya mendengar penjelasan Haris, sekarang keinginannya hanya satu, agar adiknya itu lekas membuka matanyaKeduanya kini berada di ruang rawat Naira, mereka menatap alat ventilator yang membantu pernapasan Naira
Adzan berkumandang menandakan waktu sholat isya, Fauzan pamit untuk menunaikan shalat di musholah rumah sakit sedangkan Haris shalat di ruang rawat Naira sambil menunggu sang istri membuka mata
Badha isya, tanda-tanda kesadaran Naira belum juga muncul membuat Haris dan Fauzan di landa rasa khawatir
“Dokter, kenapa istri saya belum sadar juga?”
“Tenang pak, ini sudah biasa dalam pemulihan pasca alergi, mungkin sebentar lagi dokter Nai akan sadar”
2 jam kemudian, perlahan Naira membuka mata membuat Fauzan dan Haris mengucap syukur
“Abang, mas Haris”
“Kamu udah sadar sayang”
“Ini dimana?”
“Di rumah sakit, sejak pagi tadi kamu pingsan"
“Astaghfirullah, jadi sehari ini Nai nggak shalat” ucapnya bangkit hingga hampir terjatuh jika saja Haris tidak segera menangkapnya
“ya Allah, dek hati-hati kamu itu masih belum sepenuhnya pulih”
“Tapi bang, Nai mau shalat”
"Ya udah, kamu tayammum aja yah”
"Nggak bang, aku mau wudhu"
"Tapi kamu masih belum pulih Nai” ucap Haris yang kini ikut berbicara
"Nggak pokoknya aku mau tetep wudhu, kalau kalian nggak mau bantuin aku sendiri aja”
"Eitt, yaudah kamu ambil wudhu nya di temenin Haris yah. Abang mau keluar dulu nebus obat kamu "
"Iya bang"
---
"Sayang, kamu kenapa masih makan masakan mas jika itu membuat kamu sakit"
"Ng-gak , nggak papa Nai baik kok"
"Kalau kamu baik, nggak mugkin kamu berada di tempat ini Nai"
"Maaf mas"
"Seharusnya kamu menolaknya saja, setidaknya itu membuat kamu tetap sehat dan nggak seperti ini"
"Nai nggak mau liat kamu kecewa dan Rasulullah SAW juga pernah bersabda bahwa:
“barang siapa yang ditawari sesuatu tanpa memintanya, maka hendaklah ia menerimanya”[HR. Ahmad]
Kasian kan mas udah capek-capek masak, masa Naira nggak makan"
"Iya Nai, saya tahu Tapi itu buat kamu jadi celaka kayak gini" ucapnya
sungguh sangat sulit untuk menyakinkan istrinya ini akan kesalahannya“Mas, nggak papa, Nai juga udah nggak sakit kok, hehe"
"mas nggak lagi bercanda Nai"
"Baik, Nai yang salah Nai minta maaf lainkali Nai akan menolak semua pemberian mas, puas?!"
"Ya Allah Nai, nggak semua juga yang mas kasih itu bahaya buat kamu misalnya saja cinta mas itu nggak berbahayakan" ucapnya menggoda
Berbahaya kok, berbahaya buat jantung Nai
Batinnya"Nai?"
"Hm"
"Yaudah deh, mas juga minta maaf dan sekarang lebih baik kamu istirahat aja yah, syafakillah ya zaujati” mencium puncak kepala sang istri
"Na’am ya zaujil habib.."
.
.Happy Reading
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hardest Heaven
SpiritualMeysha Alnaira Azhari, yang akrab di sapa Naira. Harus rela menikah secara terpaksa dengan dosen killer bin judes. Menikah dengan terpaksa membuat dirinya harus siap akan ombak-ombak yang akan menerjang kehidupan rumah tangga nya. Naira menikah de...