Part 1. First Love, First Lost

13.1K 357 1
                                    

*****

Hinata berjalan tergesa memasuki gerbang Konoha High School menggunakan topi jerami lusuh dan dan pakaian tradisional panjang yang ribetnya minta ampun saat digunakan untuk berjalan dengan cepat.
Tapi kenapa Hinata harus menggunakan semua itu? Tentu saja karena itu adalah perintah dari seniornya yang mau tidak mau harus dilaksanakan oleh siswa baru sepertinya dan juga ratusan teman seangkatannya lainnya jika tidak ingin mendapat hukuman tidak masuk akal dari para seniornya itu. Sepertinya saat MOS benar-benar dimanfaatkan para senior untuk unjuk kekuasaan pada adik kelasnya yang baru. Mungkin sedikit balas dendam juga karena dulu mereka diperlakukan dengan berbagai cara yang membuat mereka selalu terkenang kepada para senior terdahulunya. Yah, meskipun kebanyakan kenangan buruk sih.

Hinata langsung berlari saat mendengar bel tanda jam pelajaran atau lebih tepatnya jam penyiksaan oleh kakak senior dimulai. Dan Hinata tidak mau dihukum lebih dari memakai topi rombeng dan kimono ribet jika terlambat.

" AWW! " jerit Hinata saat kakinya tidak sengaja menginjak ujung kimino panjangnya dan mengakibatkan dirinya terjatuh dengan posisi seperti Superman yang sedang terbang. Benar-benar memalukan.

" Kau tidak apa-apa? "

Suara seseorang terdengar dan di saat yang bersamaan Hinata melihat sebuah tangan mengulur padanya. Hinata mendongak dan mendapati seorang pemuda tampan berambut pirang mengulurkan tangan bermaksud menolongnya. Hinata tertegun melihat wajah tampan pemuda di hadapannya yang masih terus mengulurkan tangannya.

" Hey! Kau tidak apa-apa kan? Aku yakin jatuh seperti itu tidak akan membuatmu jadi bisu kan? " ucap pemuda itu sambil tersenyum.

Hinata langsung terpesona pada senyum pemuda pirang di hadapannya itu. Pemuda tampan itu jadi makin tampan berkali-kali lipat saat tersenyum. Apa lagi saat Hinata menyadari pemuda itu memiliki sepasang mata beriris biru sejernih langit yang sangat indah. Hinata langsung jatuh cinta pada pemuda itu. Untuk pertama kalinya Hinata merasakan jatuh cinta, dan dia menjatuhkan hatinya pada pemuda tampan berambut pirang bermata biru di depannya yang dia bahkan belum tahu namanya.

Hinata segera menyambut tangan pemuda itu yang segera menolongnya untuk berdiri dari posisi jatuhnya yang memalukan itu.

" Terima kasih, Kak. " ucap Hinata saat melihat badge bergambar tiga garis melintang di bagian lengan seragam pemuda di hadapannya yang menandakan bahwa dia itu adalah kakak kelasnya dari kelas XII.

" Jangan dipikirkan. " jawab pemuda pirang itu.

" Mereka makin keterlaluan dari tahun ke tahun. Tapi aku rasa, dalam kasusmu, mungkin mereka hanya iri pada kecantikanmu saja. " guman pemuda pirang itu sambil mengamati kostum yang dipakai Hinata.

" Maaf. Kakak bicara apa? " tanya Hinata.

" Bukan apa-apa. Cepatlah ke lapangan tengah atau kau akan merasakan lebih dari sekedar jatuh dengan posisi memalukan. " ucap pemuda pirang itu sambil tersenyum.

Eh! Pemuda itu tadi bilang apa? Jatuh dengan posisi memalukan? Jadi pemuda tampan di hadapannya ini tadi melihatnya saat dalam posisi memalukannya? Hinata langsung merasa sangat malu hingga wajahnya memanas.

" Namikaze! Kamu lagi apa di situ?! Ayo cepatlah! Jadi beli sarapan tidak?! " teriak seorang pemuda berambut jabrik berwarna coklat dari kejauahan.

" Sudah kubilang jangan memanggilku seperti itu!! Damn You!! Puppy!! " teriak pemuda pirang itu lalu meninggalkan Hinata begitu saja.

" Kenapa? Bukannya namamu memang Namikaze?! Iya kan? Na-mi-ka-ze?! " ejek pemuda berambut coklat itu.

" Aku benar-benar akan menghajarmu, Puppy!!! " teriak pemuda itu berang lalu berlari ke arah pemuda berambut coklat yang sudah melarikan diri terlebih dulu menuju kantin.

REPLACEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang