Part 20. I Wana be With You

4.9K 189 6
                                    

*****

" Hinata.. Bersediakah kau menerimaku untuk menjadi pendampingmu ? Bersediakah kau menerimaku untuk menjadi suamimu, untuk mencintaimu dan menjagamu sebagai pengganti Menma? " ucap Naruto sambil memandang wajah Hinata dengan sorot mata penuh harap.

" Tentu saja, Kak. Aku akan menerimamu dengan sepenuh hatiku, Kak Naruto. " ucap Hinata sambil memeluk Naruto dengan erat.

" Benarkah? Syukurlaah.. " Naruto balas memeluk tubuh Hinata.

" Dengan begini anak kita pasti akan bahagia melihat kedua orang tuanya bersatu. " ucap Naruto sambil membelai punggung Hinata dengan lembut. Hinata langsung melepaskan pelukannya dan menatap Naruto dangan wajah bingung.

" Anak? Anak kita? " tanya Hinata.

Naruto tersenyum. Naruto lalu mengulurkan tangannya dan menyentuh perut Hinata. Hinata terkejut saat Naruto menyentuh perutnya.

" Di sini, di dalam perutmu ini ada anak kita yang sedang tumbuh. Dia sudah berumur dua bulan sekarang. " ucap Naruto sambil tersenyum.

Mata beriris ungu Hinata membola kaget sambil menutup mulutnya.

" A - Anak kita? A - Aku hamil? " ucap Hinata dengan tergagap karena terlalu kaget.

" Iya Hinata. Kau mengandung anakku, anak kita. " ucap Naruto sambil menggenggam tangan Hinata.

" Aku.. mengandung.. anakmu.. " ucap Hinata sebelum tiba - tiba terkulai jatuh. Hinata pingsan.

" Hinata!! " teriak Naruto sambil menangkap tubuh Hinata sebisanya karena dia hanya bisa menggunakan satu tangannya.

Naruto memeluk tubuh Hinata erat sambil berteriak memanggil Aoba. Tak lama kemudian Aoba yang memang tidak jauh dari tempat mereka datang. Aoba langsung menolong Hinata.

" Kita harus ke rumah sakit sekarang, Aoba. " ucap Naruto dengan nada panik.

" Nyonya Namikaze dan bayinya, baik - baik saja. Dia pingsan karena sedikit kaget. Tapi sekarang dia sudah tenang. Jadi kau boleh menemuinya. " ucap dokter yang memeriksa Hinata.

" Trimakasih, dokter. " ucap Naruto lalu pamit untuk menemui Hinata.

Naruto masuk ke ruang rawat yang ada di sebelah ruangan dokter itu dan mendapati Hinata duduk di ranjang. Wanita itu menoleh ke arah Naruto yang baru saja masuk ke ruang rawat Hinata. Naruto kaget melihat Hinata terlihat menangis. Naruto langsung panik dan mempercepat kursi rodanya untuk menghampiri Hinata.

" Hinata! Kenapa kau menangis? Apakah kau merasa kesakitan. " tanya Naruto panik.

" Aku akan panggilkan dokter. " ucap Naruto sambil memutar balik kursi rodanya dan berniat pergi memanggil dokter. Tapi sebelum Naruto menjalankan kursi rodanya, Hinata memanggilnya.

" Kak Naruto.. " panggil Hinata.

Suara lembut Hinata membuat Naruto menoleh. Naruto segera memutar kursi rodanya ke arah Hinata.

" Aku tidak bermimpi kan? " tanya Hinata dengan airmata mengalir di wajahnya.

" Apa maksudmu, Hinata? " tanya Naruto balik.

" Kau benar - benar memintaku untuk menjadi istrimu kan? " tanya Hinata sambil terus menangis. Naruto segera menggenggam tangan Hinata.

" Tentu saja Hinata. " jawab Naruto.

REPLACEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang