Bonus chapter. Thank You for The Happiness

5.2K 200 10
                                    

Some readers request sekuel and lemon scene for this story.
Gosh!! Don't you guys wana read my new story?
But..
Because I love all my readers, I decided to write bonus chapter, sekuel or whatever you call it.
Happy reading.

*
*
*

========================

Hinata memandangi Naruto yang masih terlelap di sampingnya. Hinata memandangi wajah tampan Naruto itu dengan perasaan kagum. Meskipun mereka sudah menikah selama hampir 4 bulan ini, Hinata masih saja terpesona melihat wajah suaminya itu. Dan kegiatan yang disukainya akhir - akhir ini adalah bangun pagi lebih awal dari Naruto dan memandangi wajah tampan suaminya itu.

" Kau masih belum puas memandangi wajahku, Hinata? " tanya Naruto yang tiba-tiba membuka matanya.

Hinata kaget. Apakah Naruto sudah terbangun dari tadi?

" Kak Naruto.. Apa.. Apakah kau sudah lama bangun? " tanya Hinata dengan suara tergagap karena kaget sekaligus malu.

" Hanya sejak kau menyalakan lampu lalu memandangiku. " jawab Naruto sambil tersenyum.

" Itu artinya kau bangun sebelum aku. " ucap Hinata. Hinata merasa sangat malu ketahuan memandangi wajah Naruto.

" Sebenarnya aku menunggu saat kau menciumku. Tapi karena kau tidak juga menciumku, bagaimana kalau aku saja yang menciummu? " goda Naruto.

" Kak Naruto.. " Hinata menyembunyikan wajahnya yang memerah dengan selimut.

" Jangan tutupi wajahmu, Hinata. Aku ingin melihat wajah cantikmu itu. Aku mohon.. " ucap Naruto.

Hinata perlahan membuka selimut yang menutupi wajahnya. Naruto tersenyum melihat wajah Hinata yang memerah itu. Naruto benar-benar suka melihat wajah memerah Hinata saat istrinya itu sedang tersipu malu seperti sekarang.

Naruto bangun lalu merangkak dan mengurung tubuh Hinata di bawahnya dengan tubuh dan kedua tangannya. Naruto mengulurkan tangannya untuk membelai pipi Hinata. Hinata memejamkan mata menikmati belaian tangan besar Naruto yang hangat.

" Kau sangat cantik. " ucap Naruto.

Naruto lalu menciumi wajah Hinata dengan lembut, kemudian leher dan pundaknya. Hinata mendesah saat Naruto menjilat lalu menghisap lehernya hingga meninggalkan tanda merah, menambah tanda - tanda merah yang mewarnai leher dan pundak Hinata yang diberikannya saat mencumbu istrinya itu semalam. Selanjutnya Naruto menyingkap selimut yang menutupi tubuh telanjang Hinata, memperlihatkan sepasang payudara indah dengan putingnya yang kemerahan dan perut Hinata yang makin membuncit karena kehamilannya yang sudah mencapai enam setengah bulan. Naruto tersenyum melihat tubuh Hinata itu.

" Kau sangat seksi. " ucap Naruto.

" Jangan menggodaku, Kak. Aku wanita yang sedang hamil besar. Kata seksi tidak cocok untukku. " ucap Hinata sambil pura - pura kesal.

" Memangnya orang hamil tidak boleh seksi? " tanya Naruto.

" Kau selalu terlihat seksi di mataku, Istriku Sayang. " ucap Naruto.

Naruto kembali menciumi wajah, leher dan payudara Hinata yang membuat libido Hinata langsung naik. Hinata merasa sangat mudah bergairah saat Naruto menyentuhnya sejak kehamilannya memasuki bulan keenam ini. Dan Naruto yang ternyata memang punya gairah seks yang tinggi menggunakan kesempatan itu untuk bercinta dengan Hinata sesering mungkin. Dan lihat saja sekarang, Naruto sudah mulai memanja kedua payudara besar Hinata dengan sentuhan bibir dan lidahnya.

" Kak Narutoo.. " Hinata mengerang saat Naruto menjilat lalu menghisap putingnya.

Hinata merasa kedua putingnya menjadi semakin sensitive. Sedikit sentuhan saja sudah sangat terasa apalagi hisapan Naruto. Namun Hinata sangat menyukai dan menikmatinya. Hinata merasa rasa nikmat di putingnya membuat dirinya sangat mudah mencapai klimaks.

REPLACEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang