Extra Chapter. You're My Perfection

6.8K 238 13
                                    

******

Hari ini adalah hari pertama Boruto memasuki Elementary School. Tapi bocah pirang itu bukannya bersemangat malah ngambek dan tidak mau beranjak dari sofa malas di sudut kamarnya. Sudah berbagai rayuan diucapkan Hinata agar putra sulungnya itu mau bangkit dari sofanya itu.

" Pokoknya aku tidak mau pindah sekolah. Aku mau ke sekolah yang lama saja. " rengeknya saat Hinata membujuknya.

" Itu tidak bisa, Boruto Sayang. Itu artinya kau tidak lulus. Apa kau tidak malu kalau nanti diejek karena tinggal kelas? " bujuk Hinata lagi.

" Kakak mau bertemu Kak Sumire ya? " tanya Himawari.

Pertanyaan Si Bungsu itu membuat Hinata mengernyit bingung.

" Sumire? Sumire itu siapa? Seingat Mama, di kelas Kak Boruto tidak ada yang bernama Sumire? " tanya Hinata pada Himawari.

" Dia pacarnya Kak Boruto. Kelasnya ada di depan kelas Hima. " jawab Himawari polos.

Hinata mendelik kaget. Bukannya di depan kelas Himawari itu adalah deretan kelas Playgroup kelompok B, kakak kelas Himawari?

" Kau pacaran dengan salah satu murid playgroup, Boruto? " tanya Hinata dengan perasaan tidak percaya. Bukankah jarak Kindergarten dan Playgroup cukup jauh, dipagari pula.

" Dia sangat cantik, Mama. Rambutnya sangat panjang dan indah. " jawab Boruto.

Hinata menepuk jidatnya. Hinata jadi tidak habis pikir kenapa Boruto sampai mogok sekolah hanya karena masalah seorang gadis. Putra sulungnya itu bahkan baru saja lulus kindergarten. Dia jadi makin pusing melihat jam di dinding sudah menunjukkan waktu jam tujuh lewat. Jika tidak cepat - cepat, dia akan terlambat menemui pemilik gedung apartement yang akan menjual gedung miliknya itu.

" Kau pikir di Elementary School tidak ada gadis yang lebih cantik, Boruto. Gadis di sana jauh lebih cantik dari gadismu di playgroup itu karena mereka sudah  bisa berdandan. Mereka juga sudah lebih dewasa. " kata Naruto yang tiba - tiba saja datang ke kamar anak - anaknya itu.

Naruto menyusul ke kamar karena merasa heran kenapa anak - anaknya dan juga istrinya tidak juga keluar dari rumah padahal hari sudah siang. Dan dia baru tahu bahwa anaknya mogok sekolah gara - gara seorang gadis.

" Benarkah itu, Pa? " tanya Boruto dengan mata membola.

" Tentu saja. Kau lihat saja sendiri nanti. " kata Naruto.

Hinata tersenyum senang karena Naruto berhasil merayu Boruto untuk berangkat sekolah. Tapi Hinata tersentak kaget saat melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan bahwa saat ini dirinya harus segera berangkat menemui calon penjual gedung apartemen itu jika tidak mau terlambat.

" Sayang, kau saja yang mengantar Boruto dan Himawari ya? Aku sudah sangat terlambat. Aku takut penjual gedung apartemen itu keburu pergi. " ucap Hinata cepat.

" Daah Boruto. Daah Himawari. " Hinata memeluk dan menciumi kedua anaknya dengan cepat.

" Sampai jumpa, Sayang. " Hinata mencium bibir Naruto sekejab lalu melesat pergi.

Naruto terkejut mendapat ciuman mendadak itu. Tapi kemudian lelaki pirang itu hanya geleng - geleng kepala melihat sosok Hinata yang berjalan tergesa menuju pintu depan itu. Tidak lama kemudian, deru suara mobilnya sudah terdengar meninggalkan rumah keluarga Namikaze. Jika sudah menyangkut pekerjaan, Hinata yang lembut dan penyabar itu akan berubah menjadi sosok yang disiplin, tegas, pekerja keras dan juga profesional. Naruto tersenyum bangga pada istri tercintanya itu. Setelah itu Naruto menatap Boruto.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REPLACEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang