Part 15. Clouded

3.4K 193 8
                                    

*****

" Maaf.. Maafkan aku.. "

Itu adalah kata-kata Naruto yang Hinata dengar sebelum Hinata melihat dunia di sekitarnya menjadi gelap. Hinata terbangun pada keesokan harinya ketika hari sudah menjelang sore di dalam kamarnya. Tubuhnya telah bersih dan memakai piyama tidurnya. Apakah Naruto yang memandikannya dan memakaikannya pakaian? Tanyanya dalam hati. Tapi saat dia bertanya pada pelayan tentang keberadaan Naruto, mereka berkata Tuan Muda mereka itu sudah berangkat ke Kota Oto sejak pagi.

Hinata benar-benar sakit hati karena Naruto kini terang-terang menjauhinya setelah mencumbunya malam itu. Hinata merasa sangat tersinggung dengan perbuatan Naruto itu. Dia berpikir Naruto hanya menjadikannya pelampiasan saat pemuda itu sedang stress karena pekerjaannya. Hinata makin sakit hati saat membayangkan Naruto juga akan mencari gadis lain di Oto saat pemuda pirang itu kembali memerlukan pelampiasan seksnya. Hinata hanya bisa menangis sedih tanpa bisa berbuat apapun.

Hinata mencoba melupakan kesedihannya dengan bekerja keras mengurusi tim proyek pembangunan sebuah kompleks perkantoran milik pemerintah yang dipimpinnya.

" Kau lembur lagi, Nyonya Hinata? " tanya Shion yang kini ditugasi Kakashi sebagai asisten Hinata saat gadis itu sudah mulai masuk lagi setelah luka-lukanya sembuh.

" Aku masih ada sedikit pekerjaan. Kau pulanglah dulu. Aku bisa mengerjakannya sendiri. " jawab Hinata sambil melihat Shion yang sudah bersiap pulang dengan menyandang tas kerjanya dan memakai jaketnya.

" Mana mungkin aku pulang saat Bossku masih bekerja keras? Aku akan membantu Nyonya Namikaze dengan begitu pekerjaan Anda akan cepat selesai. " kata Shion sambil meletakkan tasnya di sofa di sudut ruang kerja Hinata dan membuka kembali jaketnya.

" Terima kasih, Shion. Kau sangat baik. " ucap Hinata sambil tersenyum.

" Lalu apa yang bisa aku bantu, Nyonya Namikaze? " tanya Shion sambil menghampiri Hinata.

" Bisakah kau bantu aku mengecek laporan sementara ini? " kata Hinata sambil menyerahkan sebuah flashdisk pada Shion.

" Baik, Nyonya Namikaze. " Shion segera menerimanya lalu mengeluarkan laptop dari dalam tasnya.

" Baiklah. Mari kita lihat laporannya. " ucap Shion sambil mulai memeriksa angka - angka dalam laporan itu.

" Apakah Nyonya enggan pulang karena Tuan Naruto tidak ada di rumah? " tanya Shion memecah keheningan.

Hinata langsung menoleh lalu menatap Shion. Shion tersenyum.

" Jangan heran begitu, Nyonya. Kami semua tahu hubungan Nyonya Hinata dengan Tuan Naruto. Kami hanya tidak mau menambah hubungan kalian itu menjadi semakin tidak jelas. " ucap Shion sambil tersenyum lebar.

" Apa maksudmu semakin tidak jelas? " tanya Hinata.

" Kalian berdua saling tertarik tapi tidak berani mengungkapkan. Apalagi Tuan Naruto. Orang seperti Tuan Naruto itu adalah orang yang selalu berpikir rumit sebelum memutuskan sesuatu dan kadang dia sampai tidak bisa berpikir lagi meskipun hal itu sebenarnya sangatlah sederhana. Dia adalah tipikal orang yang selalu mempersulit keadaan. " ujar Shion.

" Apa? " Hinata jadi bingung dengan ucapan Shion itu.

" Maksudnya.. Tuan Naruto akan sibuk dengan pikirannya sendiri hingga otaknya hampir meledak sebelum memutuskan untuk menyatakan perasaannya pada Nyonya Hinata. "

Hinata hanya menghela nafas mendengar penjelasan Shion itu.

" Itu kalau dia memang punya perasaan padaku, Shion. " ucap Hinata dengan wajah sedih.

REPLACEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang