Mean: "Pond. Aku tak bisa menurutimu kali ini."
Pond: "Kau gila, Mean! Kau ingin membuang mimpi mu begitu saja??"
Mean: "Aku tak ingin mengecewakan, Plan..."
Pond: "Cih. Lagi-lagi karna bocah miskin itu."
Mean: "Jaga ucapanmu, Pond!"
Pond: "Baiklah... baiklah.... aku akan tetap memberimu waktu untuk berfikir. Semoga kau bisa merubah keputusanmu. Lagi pula, kau dan Pete hanya akan berpura-pura pacaran. Aku yakin pacarmu pasti akan mengerti keadaanmu..."
----------------------------------------------------------------
Mean sedang menunggu Plan di dalam mobil nya yang terparkir di depan Coffee Shop tempat Plan bekerja. Dia tampak terkejut saat melihat sosok pria yang dia kenal keluar dari Cafe tersebut.
"Kengkla? Sedang apa dia disana?" gumam nya sendiri memperhatikan gerak-gerik pria itu.
Namun, perhatian nya buyar saat Mean melihat kekasihnya sedang mengobrol dengan pria berbadan tinggi yang dia tidak kenal di depan Cafe saat mereka hendak menutup nya. Aliran darahnya tiba-tiba mengalir cepat naik ke atas kepala nya saat pria itu, tersenyum manis kepada Plan dan mencubit pipi Plan gemas.
Brengsek. Siapa pria itu! Batin Mean sambil turun dari mobil dan berjalan ke arah mereka.
"Kak Mean! Kau disini?" sapa Plan saat melihat Mean ada di hadapannya.
"Iya sayang... aku disini untuk menjemputmu." Jawab Mean sambil merangkul Plan.
"Kak.. kenapa sih..." Plan agak risih dengan sikap Mean yang berlebihan. Dia berusaha melepas rangkulan Mean tapi tak berhasil. Plan agak tak nyaman Mean bersikap seperti itu dihadapan Boss nya, Type.
"Kak Mean sayang banget kayak nya ya sama Plan. Hehee..." Techno, yang baru saja mengecek semua pintu Cafe dan memastikan sudah terkunci, malah menggoda Plan.
"Tentu saja Techno... aku sayaaaaang sekali dengan PACARKU." jawab Mean dengan sengaja menekankan kata 'pacar' di depan Boss nya Plan.
Type pun hanya mengangkat ujung bibir kanan nya. "Baiklah. Aku pulang dulu. Kalian juga istirahatlah. Terima kasih sudah bekerja keras hari ini. Oiya Plan, jangan lupa janjimu ya." Type mengedipkan sebelah matanya ke Plan. Membuat Mean terkejut dan ingin menghantamnya.
Brengsek. Berani sekali dia menggoda Plan di hadapanku.. batin Mean.
------------------------------------------------------------------
Mean mengantar Plan dan Techno ke asrama. Mereka bertiga berjalan kaki dari Cafe menuju asrama kampus tempat tinggal Plan dan Techno selama kuliah.
"Siapa pria itu?" Mean bertanya. Sikapnya agak dingin karna masih merasa kesal.
Techno yang merasakan atsmosfer kurang menyenangkan memutuskan untuk memisahkan diri.
"Kak Mean, Plan, aku lupa mau mampir ke minimarket. Pasta gigi ku habis. Aku duluan ya!" ujar Techno yang langsung berlari tanpa menghiraukan Plan yang terus memanggil namanya.
Mean memicingkan mata nya ke Plan. Menunggu jawaban atas pertanyaan sebelumnya.
"Type itu Boss ku. Pemilik Cafe tempat aku bekerja." jawab Plan menghindari tatapan Mean.
"Tapi kalian terlihat akrab."
"Kak.... perhatian Type hanya sebatas Boss dan karyawan nya. Tidak lebih." Plan mencoba menjelaskan.
"Aku tidak suka. Kau jangan terlalu dekat dengan nya."
Plan berjinjit dan mendekatkan wajahnya ke wajah Mean.
Dia menempelkan bibirnya ke bibir Mean.
Ciuman yang manis.....
"Aku hanya menyukaimu...." ucap Plan setelah melepaskan sentuhan di bibirnya.
Mean memeluk Plan erat. "Aku juga mencintaimu melebihi aku mencintai diriku sendiri."
"Plan...."
"Iya, kak?"
"Berjanjilah padaku."
"........?"
"Berjanjilah untuk terus mempercayaiku dan tidak akan pernah meninggalkan aku."
Mean merasakan Plan mengangguk perlahan di dadanya. Tangan Plan semakin kencang memeluk pinggang Mean.
Mereka berpelukan lama di bawah sinar bulan yang terang di pertengahan tahun....
-----------------------------------------------------------------
Sesampai nya di depan asrama, Mean hanya mengantar sampai gerbang bawah. Karna asrama memiliki peraturan untuk tidak menerima tamu di atas jam 10 malam. Mean mencium bibir Plan sebelum dia masuk kamar nya.
"Aku akan mengabari mu kalau sudah sampai apartemenku." ucap Mean kemudian mencium bibir Plan lagi untuk terakhir kali sebelum dia benar-benar pergi.
Plan lalu naik ke kamar nya yang berada di lantai lima. Sesampai di kamar 503, Plan terkejut dengan pintu kamarnya yang terlihat berantakan.
'MATI KAU!'
tertulis besar di pintu nya menggunakan darah ayam segar.
Notifikasi handphone nya berbunyi menandakan pesan masuk.
Plan dengan cepat membuka pesan itu, berharap dari Mean.
'Jauhi Mean atau kau terima akibatnya.'
-TBC-
*********************************
AN: siapa???? Siapa yang berani-berani nya motong ayam di kamar dedek plan huh????? *jambak2 rambut nya dedek Techno manja* #lah
Btw, Maaf kalo banyak Typo. Aku terlalu semangat buat update cerita ini sampe gak dibaca ulang dulu hehee... ^^;;

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny
Roman d'amourKetika dua pasang manusia sudah ditakdirkan bersama, akankah ada yang bisa memisahkan mereka? Ini adalah kisah seorang selebritas papan atas dengan seorang pelayan cafe.