"Plan. Mengapa kau terlihat tak semangat. Ujian semester sudah selesai loh. Dan kita akan liburan panjang!" Techno kegirangan akhirnya dia bisa terbebas dari tugas-tugas kuliah nya.
"Omong-omong, kau mau kemana liburan nanti?" Techno bertanya.
"Masih belum ku pikirkan. Mungkin aku akan ke rumah orang tua ku." jawab Plan membereskan peralatan tulis bekas ujian yang ada di meja nya.
"Kau tidak ingin liburan bersama kak Mean?"
Plan tak menjawab. Mendengar nama Mean dia jadi ingat lagi dengan Surat yang ia temukan di lemari Mean dua minggu yang lalu.
"Plan, kalau kau membutuhkan tempat curhat, ingatlah aku selalu ada bersamamu." Techno menyadari raut wajah Plan sedang memikirkan sesuatu.
Plan mengamati ruang kelas nya. Ada beberapa mahasiswa lain yang masih duduk-duduk di kelas. Dia tak ingin bercerita mengenai Mean di dekat teman-teman nya.
"Kita ke asrama saja ya, No. Aku ingin minta pendapatmu tentang sesuatu." Plan mengajak Techno ke kamarnya.
Techno pun mengikuti kemauan Plan.
.....
"Jadi ada apa antara kau dan kak Mean?" Techno tak sabaran ingin tahu saat mereka masuk kamar Plan.
"Aku bingung harus mulai dari mana." Plan menghela nafas nya.
"Kau boleh cerita dari pertemuan mu dengan Ayah kak Mean tempo lalu. Aku menyadari perubahan sikapmu semenjak itu, Plan." Techno berkata serius.
"Ayah nya tak merestui hubungan kami. Dia ingin kak Mean mencari pasangan hidup yang sepadan dengan keluarga nya." Plan jadi sedih mengingat perkataan Ayah Mean yang menyudutkan nya.
"Kurang ajar! Berani sekali ayah nya tak menyukaimu yang tulus mencintai kak Mean tanpa melihat harta keluarga nya." Techno menjadi kesal dengan sikap Ayah Mean kepada Plan.
"Tapi Ayah nya benar. Aku tak pantas mendampingi kak Mean, dia terlalu sempurna untuk ku."
"Plan. Kau jangan patah semangat begitu. Kau beruntung kak Mean tak melihat kondisi keluargamu. Dia benar-benar mencintaimu apa ada nya. Mengenai ayahnya, kau bisa perlahan mengambil hati nya. Buktikan saja pada Ayah kak Mean bahwa kau pantas mendampingi anak nya."
"Trims ya."
"Sudahlah. Tidak perlu kau pikirkan dengan sikap Ayah nya."
"Techno. Menurutmu, jika kak Mean mendapat tawaran untuk debut di luar negeri bagaimana?" Can bertanya lagi.
"Wah bagus dong. Kak Mean akan menjadi bintang idola yang sukses. Ibu ku juga adalah penggemar nya. Acting nya sangat bagus. Bila ada perusahaan luar yang mengontrak nya, itu akan menjadi peluang besar nya untuk menjadi artis besar." Techno menjawab antusias.
Plan hanya tersenyum lemah dan menghela nafas nya.
Techno lalu menghentikan perkataan nya karna ia melihat raut wajah Plan yang berubah sedih.
"Apa kak Mean benar-benar mendapatkan tawaran itu, Plan?" Techno bertanya ragu.
Plan hanya mengangguk.
"Hmm.. kau tak perlu sedih, Plan. Aku yakin walaupun kak Mean berkarir di luar negeri, dia akan tetap menghubungimu. Dia tak akan meninggalkanmu." Hibur Techno.
"Aku bukan sedih karna memikirkan hal itu. Aku sedih karna kak Mean menandatangani surat pembatalan tawaran itu. Aku bingung. Apa yang harus aku lakukan, Techno."
Plan menutup wajah nya dengan kedua telapak tangan nya.
"Aku yakin kak Mean membatalkan kontrak itu karna dia tak ingin meninggalkan ku. Aku penyebab utama kak Mean tak ingin meraih impiannya." Plan mulai menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny
RomanceKetika dua pasang manusia sudah ditakdirkan bersama, akankah ada yang bisa memisahkan mereka? Ini adalah kisah seorang selebritas papan atas dengan seorang pelayan cafe.