One Mistake, One Love

1.9K 269 34
                                    

'Enyah kau. Dasar rendahan.'

Plan membaca pesan yang baru saja ia terima di handphone nya. Sudah hampir sebulan terakhir ini dia menerima pesan terror dari nomor yang sama. Semua kata-kata nya bernada kasar dan mengancam.

"Plan. Kamu sudah mengerjakan tugasmu?" Techno membangunkan Plan dari lamunan nya.

Plan buru-buru mematikan layar hape nya. Tak ingin membuat sahabat nya khawatir dengan pesan terror yang baru saja ia terima.
"Sudah. Jangan bilang kau lupa mengerjakan nya lagi, Techno?"

Techno lalu tersenyum memelas. "Aku salin tugasmu ya, Plan?" pinta Techno.

"Semalam aku ketiduran setelah pulang bekerja." tambahnya lagi.

Plan langsung mengambil buku notes nya dari dalam tas dan memberikan kepada Techno.

"Eh? tumben kamu langsung kasih. Thanks ya!" kata Techno sambil menyalin tugas nya dengan cepat.

Tak lama setelah Techno selesai menyalin tugas Plan, dosen mata kuliah hari ini masuk ruangan kelas. Dosen itu menyuruh Plan untuk mengumpulkan tugas teman-temannya.

Drrt...

Handphone Plan bergetar.

Techno tak sengaja melihat layar hape Plan yang ditaruh di atas meja saat Plan sedang mengumpulkan tugas teman-temannya, dia membaca notifikasi pesan yang tertulis dengan huruf besar itu.

'PRIA MURAHAN! KAU PANTASNYA TINGGAL DI RUMAH BORDIL'

Sebagai sahabat, Techno mempunyai firasat buruk, dia merasa ada yang tak beres dengan pesan itu. Techno membuka handphone Plan dan membaca semua chat hinaan yang dikirim oleh orang itu.

Plan yang kembali ke meja nya, langsung merebut hape nya dari tangan Techno.

"Sejak kapan, Plan?" Techno bertanya geram.

"Apa yang kau bicarakan, Techno?" Plan mencoba menutupi kegelisahannya.

"Siapa yang berani mengancam mu seperti itu?" Techno menggertakan gigi nya menahan emosi.

"Aku tak mengenalnya. Aku juga tidak tahu siapa. Mungkin dia salah kirim." Plan mencoba menjawab santai.

"Ini tidak bisa dibiarkan. Kau harus laporkan ke polisi. Terror-terror itu sudah keterlaluan, Plan. Dan apakah kak Mean tahu?" Techno agak frustasi karna Plan seperti tidak peduli dengan ancaman pada dirinya sendiri.

"Aku belum memberi tahunya, aku tidak ingin membuatnya khawatir." jawab Plan.

"Mana bisa begitu! Kau sedang dalam bahaya, Plan. Ada orang yang mengancammu." kata Techno menaikan nada suara nya. Membuat seluruh mahasiswa dan dosen di ruang kelas menatapnya.

Plan menyikut Techno mengisyaratkan untuk diam. Dia benar-benar tidak suka menjadi sorotan.

Techno menahan amarahnya. Dia berusaha tenang selama pelajaran berlangsung. Walau dalam hati nya dia gelisah mengetahui bahwa sahabatnya mungkin dalam bahaya.

************************************

"Apa kau sudah mencoba menghubungi nomor itu, Plan? Sejak kapan orang gila itu mulai mengancam mu? Apa selama ini ada yang berani melukaimu?" Techno memborbardir pertanyaan-pertanyaan seketika setelah kuliah berakhir.

"Kau bisa sedikit tenang tidak sih, Techno? Kau terlalu memperbesar keadaan." ucap Plan sambil berjalan menuju locker kampus untuk menaruh buku-buku nya.

"Bagaimana aku bisa tenang. Orang sakit yang terua menerormu itu harus dilaporkan ke pihak berwajib. Orang itu mengancam nyawamu!" Techno menjadi kesal karna Plan terlalu santai menghadapinya.

"Tapi orang itu benar-benar hanya mengirimkan ku pesan saja. Tidak ada yang membahayakan. Yah, walaupun kata-katanya kasar. Aku tidak....." Plan menghentikan ucapannya saat dia membuka locker miliknya untuk menaruh buku nya. Dia tampak terkejut melihat isi lockernya.

"Ada apa, Plan?" Techno bertanya dan langsung melihat isi locker Plan.

Dia tak kalah terkejut melihat beberapa buku milik Plan sudah sobek berantakan serta sepatu olahraga pemberian Mean pun tampak kotor seperti terkena lumpur.

"Plan... kita tak bisa tinggal diam. Aku akan mencari tahu siapa yang berani mengganggumu...."

*****************************************

Di balik locker, Plan dan Techno tak menyadari ada seseorang yang mendengarkan percakapan mereka.

Orang itu bergegas pergi karna mendapatkan sebuah panggilan di handphone nya. Dia tidak ingin Plan dan Techno menyadari keberadaan nya.

"Ha-hallo...?"

[Apa kau sudah melakukan apa yang aku suruh?] jawab seorang pria yang ada disambungan telfon itu.

"Sudah kak..."

[Good job, Kengkla....] kata pria di telfon itu sambil tertawa puas.

[Tugas mu sudah cukup. Aku akan menyelesaikan nya sendiri.]

"Kak.... boleh aku memintamu satu hal?"

[Katakan apa mau mu.]

"Aku tak peduli tujuanmu melakukan hal ini, tapi aku mohon, jangan lukai Techno...."

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

-TBC-

AN: Apakah ada KlaNo shipper disini??? :p Hehee

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang