Sebelumnya Raine tidak pernah begitu semangat dalam hidup. Kira-kira seminggu yang lalu ketika apartemen sebelah yang semula ditinggali sepasang suami-istri dan anak perempuannya kini berganti penghuni jadi seorang dokter yang membuat bola matanya hampir lepas dari kelopak, karena tak henti-hentinya mentapi wajah tetangga apartemennya yang kyuts dan ganteng banget itu. Begitulah Kira-kira Raine mengambarkan paras dokter yang Ia ketahui bermana Gatra.
Tidak hanya itu, hadirnya Gatra juga berimbas pada semangat mandi Raine. Biasanya gadis itu jarang mandi pagi jika tidak ada jadwal kuliah yang mengharuskannya berangkat pagi. Sementara sekarang jam setengah tujuh saja Raine sudah mandi, gosok gigi, dan tampil cantik dengan polesan make up. Hal ini semata-mata ia lakukan untuk menyambut Gatra yang hendak berangkat kerja dengan senyum terbaiknya.
Raine memang sangat menyukai dunia kedokteran seja kecil. Sayangnya iQ nya tak cukup untuk kuliah di jurusan itu. Dan malah terdampar di jurusan biologi. Akhirnya, ia pindah haluan untuk punya suami dokter saja. Supaya sehat katanya. Sehat jiwa, sehat raga, dan sehat mata. Apalagi kalau dokternya macam Gatra. Waduh, Raine mah mau-mau saja.
Wkwkwk
*****
Sebelumnya Gatra tidak pernah merasa begitu terusik dalam hidup. Kira-kira seminggu yang lalu ketika ia pindah ke apartemen baru yang lebih dekat dengan rumah sakit tempatnya bekerja. Adalah Raine, gadis yang sembilan tahun lebih muda darinya dan masih melajutkan pendidikannya di bangku kuliah. Tetangga apartemennya itu gemar sekali menggangu. Senyum-senyum tidak jelas, kadang melakukan hal-hal yang menurutnya tidak penting.
Gatra bukan laki-laki yang kurang peka. Ia bahkan tau kalau Raine tertarik padanya. Dari caranya memandang saja Gatra sudah bisa menebak. Dokter spesialis jantung dan pembulu darah itu memang punya daya tarik yang luar biasa. Jangankan gadis 21 tahun, wanita yang udah punya suami dan anak saja masih menggodanya.
Namun, Gatra tidak menyukai gadis seperti Raine. Terlalu hiperaktif, tidak ada jual mahalnya sama sekali. Terlalu mudah untuk didapat. Sebenarnya gadis itu manis, tapi tetap Gatra tidak suka. Banyak perempuan yang lebih cantik dari Raine mengantri untuk dinikahi. Lagipula menurut Gatra, Raine tipe gadis manja yang tidak tahu bekerja keras. Maksudnya, baru jadi mahasiawa saja sudah tinggal di apartemen. Kalau gatra sih wajar, ia dokter, bisa menghasilkan pengasilan sendiri. Tidak perlu lagi membebani orangtua.
Sedangkan Raine?
Ah, Gatra sudah tau tipe seperti apa gadis bernama Raine itu!
***
Lantas berhasilkah Raine menaklukkan hati Gatra yang udah dipasangi tembok beton itu?
Cekidot!
***
Gimana?
Ada yang setuju aku lanjutin cerita ini?
Komen ya!
Vote juga, hehe!
Kalau responnya banyak, secepatnya aku up part 1Oh, iya. Ceritaku yang lain masih dilanjut kok, cuma agak buntu aja otak authornya. Jadi buat selingan up cerita ini aja
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey Pak Dokter, Ayo Menikah!
RomanceA romace comedy Sebelumnya Raine tidak pernah begitu semangat dalam menjalani hidup. Kira-kira seminggu yang lalu ketika apartemen sebelah yang semula ditinggali sepasang suami-istri, kini berganti penghuni jadi seorang dokter yang membuat bola mata...