It's so hard to say goodbye to yesterday
•|•
Hitomi berdiri di depan rumahnya dengan malas, sesungguhnya dia ingin tidur-tiduran saja di rumah tanpa harus belajar dan juga ekskul. Iya, Hitomi baru ingat jika hari ini adalah jadwal ekskul musik. Ia sesungguhnya bersedih, sangat bersedih. Iya, bagaimana tidak bersedih jika saat dirinya sedang menyukai seseorang. Ia harus diberikan sebuah fakta jika laki-laki itu adalah kakaknya sendiri, apa Hitomi sehebat itu sampai tidak merasakan patah hati?
Hitomi nengadahkan tangannya, merasakan tetesan air hujan yang membasahi bumi pagi ini. Salah satu alasannya juga kenapa ia ingin bolos hari ini, karena hujan yang turun pagi -pagi dan belum berhenti sampai jam tangannya menunjukkan pukul setengah tujuh. Bahkan, Nako juga belum datang untuk menjemput Hitomi.
Tidak berselang lama, klakson motor yang sudah sangat Hitomi hafal dilanjut dengan motor Nako sudah berada di hadapannya. Plus hari ini Nako menggunakan jas hujan.
"Naik." Kata Nako sambil menyodorkan helm yang biasa Hitomi gunakan, yang membuat Hitomi ingat akan helm pink yang Jaehwan berikan di hari pertama mereka memiliki hubungan.
"Lo mau telat kali ya? Gece ah." Kata Nako sambil sesekali membenarkan letak jas hujannya yang tertiup angin. Pagi ini hujannya memang tidak terlalu deras, tapi anginnya berhembus cukup kencang.
"Iya." Hitomi lalu menggunakan helmnya.
"Lo nggak pake jas hujan?"
"Ha?"
"Seragam lo bisa basah kali kalau lo nggak pake jas hujan." Jelas Nako.
Hitomi hanya tersenyum, lalu masuk ke dalam rumah tanpa berbicara apapun. Ia keluar kembali dengan jas hujan berwarna pink yang sudah lengkap berada di tubuhnya.
"Yuk." Ajak Hitomi.
Nako cuma manggut-manggut lalu melajukan motornya saat Hitomi sudah benar-benar duduk di belakangnya.
•|•
"Lo nggak ngampus?"
Itu yang pertama kali Jaehwan dengar saat matanya terbuka, ia menetralkan dirinya dan menyadari jika sekarang dirinya sedang berada di kost-an Daniel.
"Gue jalan duluan ya, ada ujian hari ini." Kata Daniel sambil melemparkan handuk ke arah Jaehwan. "Mandi lo jangan lupa."
Jaehwan terkekeh, lalu bangun dari tidurnya. Menyingkirkan handuk yang tadi Daniel lempar dan terjatuh di wajahnya.
"Gue nggak ngampus deh paling."
"Kenapa?" Tanya Daniel yang ternyata masih mengikat sepatunya.
"Nggakpapa, gue mau ke kafe Sewoon aja. Nanti siang gue ngajar."
"Seriusan lo mau ngajar pas keadaan hati lo lagi kayak gini?"
Jaehwan hanya mengehela napasnya pelan. "Ya mau gimana? Gue kan kerja." Katanya.
Daniel mengangguk, "Yaudah, gue jalan dulu ya."
"Iya hati-hati." Kata Jaehwan yang dibalas dengan acungan jempol dari Daniel.
Sesungguhnya, Jaehwan masih enggan untuk bertemu dengan Hitomi. Bertemu gadis itu membuat Jaehwan tersadar dengan kejadian yang kemarin dirinya alami. Tapi mau bagaimana lagi, dirinya yang awalnya memang memutuskan untuk menyukai gadis itu. Jadi, jika akhirnya mereka tidak bisa bersama Jaehwan harus terima itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous - Jaehwan X Hitomi
Fanfiction(Completed) Di saat kita mencintai seseorang yang seharusnya tidak kita cintai.