—Waktunya saat mereka masih pacaran ya.
•|•
Langit mulai berwarna kelabu, gerbang sekolah juga mulai akan ditutup rapat. Terlihat dari penjaga sekolah yang menenteng kunci pagar di tangannya. Hitomi menghembuskan napasnya kasar, kesal. Gadis dengan balutan seragam sekolahnya itu bangkit dari duduknya-setelah dua jam duduk di Salah satu kursi yang ada di koridor, terhitung dari bel pulang dibunyikan-berjalan mendekati penjaga sekolah, meminta agar sekolah jangan dulu ditutup. Alasannya karena dirinya belum pulang.
"Maaf Pak, saya belum pulang." Kata Hitomi kepada penjaga sekolah yang sedang menarik pagar agar tertutup.
Penjaga sekolah itu mengalihkan pandangannya ke arah Hitomi. "Loh belum pulang? Anak-anak yang lain sudah pulang. Makanya saya kira sudah tidak ada orang lagi."
Hitomi mengangguk. "Saya daritadi duduk di sana Pak." Katanya sambil menunjuk kursi yang tadi ia duduki.
Penjaga sekolah itu mengangguk. "Yasudah saya tunggu sampai kamu dijemput ya."
Hitomi lantas menggeleng. Melihat wajah lelah penjaga sekolah itu, membuat Hitomi merasa tidak enak. Karena memang seharusnya, jam segini sekolah sudah terkunci rapat.
"Nggak usah Pak, saya tunggu di halte depan aja."
"Sudah mau malam loh ini."
"Nggakpapa Pak, yasudah saya permisi ya Pak."
•|•
"Maaf, saya jemput kamu telat."
Hitomi belum menjawab apapun pertanyaan Jaehwan semenjak dirinya duduk di atas motor besar laki-laki itu. Tadi, saat dirinya sudah keluar area sekolah, Jaehwan baru terlihat. Laki-laki itu baru datang untuk menjemputnya, padahal janjinya dia akan menjemput Hitomi tepat waktu.
"Maaf ya." Kata Jaehwan lagi sambil mengusap-usap telapak tangan Hitomi yang melingkar di pinggangnya.
"Fokus aja ke jalanan Kak." Jaehwan bernapas lega, setidaknya Hitomi masih mau menjawab pertanyaannya. Jika melihat gadis itu seperti ini, Jaehwan baru sadar jika perempuan itu memang sangat sensitif.
Jaehwan mengangguk, lalu terus membelah dinginnya jalanan yang sekarang sudah terlihat ramai. Iya, malam hari sepertinya pengguna jalan bertambah.
"Bangun."
Hitomi merasakan guncangan di tubuhnya dan suara seseorang yang membangunkannya, setelah itu terdengar suara lenguhan dari bibir gadis itu.
"Kita di mana?" Tanya Hitomi.
"Kafe Sewoon?"
Ah! Iya. Hitomi baru sadar jika sekarang mereka sedang berada di kafe teman Jaehwan. Tapi, dengan alasan apa laki-laki itu mengajak Hitomi ke sini?
Hitomi turun dari motornya, lalu membenarkan letak rok seragamnya dan membenarkan jacket Jaehwan yang tadi laki-laki itu berikan.
"Helm."
Saking bingungnya, Hitomi sampai belum sempat memberikan helm kepada laki-laki itu. Lalu, Hitomi memberikan helm tersebut kepada Jaehwan.
"Yuk."
"Ngapain?"
"Udah, yuk masuk." Ajak Jaehwan sambil menarik lengan Hitomi untuk mengikuti langkahnya.
Pertama kali yang Hitomi lihat saat pintu kafe terbuka adalah tulisan besar di dinding kafe, tepat dibelakang alat-alat musik yang biasa Jaehwan gunakan untuk menyanyikan lagu di kafe tersebut. Banner dengan tulisan 'HAPPY BIRTHDAY HIICHAN' dengan sangat besar juga balon-balon warna warni yang mengelilinginya. Ada Nako, Sewoon dan dua teman Jaehwan lainnya.
"Happy Birthday!" Kata mereka sambil meniupkan terompet.
Hitomi menatap Jaehwan yang sudah terkekeh melihat tingkah laku teman-temannya.
"Semua rencana Kakak kan?"
"Emang siapa lagi?"
"Ck! Ngeselin." Kata Hitomi sambil memukul lengan Jaehwan.
"Pasti gara-gara nyiapin ini Kakak telat jemput aku kan?"
Jaehwan terkekeh. "Iya."
"Udah, yuk tiup lilin." Kata Nako yang sudah menyodorkan kue ke hadapan Hitomi.
"Harapan dulu dong." Daniel mengingatkan Hitomi, yang dibalas dengan anggukkan gadis itu.
Lalu, Hitomi memejamkan matanya. Memanjatkan harapan-harapan yang gadis itu inginkan di masa depan. Setelah itu, ia meniup lilinnya.
"Sekali lagi, happy birthday ya Hiichan. Saya harap, kita bisa terus seperti ini." Kata Jaehwan lalu mencium puncak kepala Hitomi, yang berhasil membuat semua yang ada di dalam kafe tersebut bersorak senang.
•|•
Special untuk ulang tahun Honda Hitomi! Anyway, Happy Birthday Hiichan!
6 Oktober 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous - Jaehwan X Hitomi
Fanfiction(Completed) Di saat kita mencintai seseorang yang seharusnya tidak kita cintai.