Karena sesungguhnya manusia hanyalah peran dari setiap skenario yang Tuhan ciptakan.
•|•
Jaehwan mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja, sambil kedua bola matanya yang membaca setiap baris kata di dalam ponselnya. Hitomi, perempuan itu baru saja mengirimkan sebuah pesan yang cukup membuat Jaehwan terdiam sesaat. Mencerna apa yang dimaksudkan dari kata-kata yang dia kirimkan.
———
Hiichan : Kak, Daddy minta ketemu sama Kakak. Apa Kakak bisa ke rumah hari ini?
———
Jaehwan sebenarnya bingung, dengan alasan apa laki-laki paruh baya itu meminta Jaehwan untuk bertemu dengannya. Karena menurut Jaehwan, semua masalah antara dirinya, Hitomi, Ayahnya dan Ibunya sudah bisa dikatakan selesai—dengan mengetahui jika Hitomi ternyata adik Jaehwan, yang memberi kenyataan jika anak perempuan Ibunya yang dulu sempat hilang masih tumbuh dengan sehat—karena sekarang Jaehwan sudah mulai menerima semuanya, walaupun terkadang dirinya masih suka menyalahkan takdir yang seakan tidak memihak dia. Tapi sekali lagi, Jaehwan harus terima semuanya. Terima jika Hitomi adalah adiknya, adik perempuan yang memang tidak sepantasnya untuk dirinya cintai.
Jaehwan pun mengambil ponselnya, lalu mengetikkan balasan untuk Hitomi.
•|•
"Jadi, apa lo masih ngerasa sedih?"
Hitomi mendongak saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Nako, setelah sebelumnya dirinya hanya terus menatap ponselnya. Mengharapkan sebuah balasan pesan dari seseorang, yang sayangnya sampai pesan itu sudah diread oleh si pemilik, tetap saja belum ada balasan yang Hitomi terima.
"Sedih kenapa?" Tanya Hitomi.
Nako yang sudah duduk di kursinya, belum juga menjawab. Perempuan bertubuh mungil itu hanya terus meminum susu kotak yang ia bawa dari kantin.
"Na?"
"Hm?"
"Lo tadi nanya gue, pas gue tanggepin lo Malah kayak nggak peduli gitu." Kata Hitomi yang sudah melipat kedua tangannya di depan dada.
Nako yang melihat itu langsung tertawa, jika melihat Hitomi yang seperti ini Nako sudah sangat tahu jika sahabatnya itu pasti ngambek.
"Yaelah baper deh, jangan baper dong chubby nya gue." Kata Nako sambil nyubit kedua pipi Hitomi.
"Ya abisan, lo kayak nggak peduli gitu."
"Apaan sih? Ya gue peduli lah Chan. Jadi, apa lo sedih?"
Hitomi terdiam. Enggan untuk menjawab pertanyaan dari Nako.
"Udah nggak usah sedih Chan, masih ada gue kok di sini. Masih ada ... Jinyoung juga." Kata Nako sambil terkekeh.
"Apa urusannya yaampun."
"Ya kali aja lo mau clbk gitu sama Jinyoung."
"Yaampun Na—"
Perkataan Hitomi terhenti saat ponselnya berbunyi menampilkan sebuah notifikasi dari seseorang. Hitomi menatap layar ponselnya, dan seketika senyuman lebar menghiasi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mellifluous - Jaehwan X Hitomi
Fanfiction(Completed) Di saat kita mencintai seseorang yang seharusnya tidak kita cintai.