PART 1 - PERTEMUAN

19.8K 267 0
                                    

Malam ini bukanlah malam yang baik untuk seorang Raka Putra Mahendra. Dia datang ke acara amal yang membuatnya harus bertemu dengan mantan istrinya, Cindy Allea. Bukan pertemuan dengan istrinya yang membuatnya jengkel, tapi perbuatan mantan istrinya itulah yang membuat dia marah.

"Berani-beraninya wanita itu mempermalukanku !!" Raka memukul kasar setir mobil yang dia kendarai. Perjalanan pulangnya menjadi tambah menyebalkan karena hujan mulai turun, hingga tanpa sadar dia mempercepat laju kendaraan.

Tiba-tiba ada bayangan yang muncul di depan mobilnya. Raka langsung mengerem mobilnya dan beranjak turun. "SHIT !! Apa itu!!" teriaknya.

Dia berjalan di depan mobilnya dan sudah menemukan seorang anak tergeletak. Tak lama ada seorang wanita yang berlari menghampiri mereka dan merengkuh tubuh anak itu.

"Bagas, bangun nak...."

Hujan yang semakin deras menyadarkan Raka akan kejadian yang baru saja terjadi. Dengan cepat dia merebut tubuh anak itu dan memasukkannya di jok mobilnya.

"Apa yang..."

" Diam wanita! Masuk dan ikut aku ke rumah sakit."

Dengan kasar Raka menarik tangan wanita itu dan memasukkannya ke mobil. Raka dengan cepat mengendarai mobilnya ke arah rumah sakit terdekat.

Dengan cepat dia menggendong anak itu dan dibawanya masuk UGD. Dia tidak peduli apakah wanita itu mengikutinya atau tidak. Yang dia tahu, dia harus memastikan bahwa anak itu tidak meninggal.

"Tolong periksa anak ini" katanya pada suster yang berjaga.

Dengan cekatan suster itu memeriksa tubuh anak itu untuk memastikan lukanya. Tak lama kemudian datang dokter jaga yang menggantikan suster itu. Menggunakan stetoskopnya dan beberapa kali memegang badan anak itu hingga akhirnya dokter itu berkata, "Tangannya retak dan gegar otak ringan. Untuk organ dalam tidak ada masalah. Tapi untuk memastikan bisa di rontgen"

Raka menghembuskan nafas lega, paling tidak anak itu masih hidup.

"Lakukan saja dok, rontgen, CT Scan atau apalah itu. Pastikan anak ini baik-baik saja"

Tiba-tiba tanggannya dipegang oleh wanita itu. "Saya tidak ada uang" katanya lirih.

Raka menyentakkan tangannya, " Diam. Aku yang tanggung jawab. Ayo kamu ikut aku, ngurus administrasinya." katanya dingin tanpa melihat ke arah wanita itu.

Beberapa saat kemudian anak itu sudah dipindah ke kamar biasa. Saat Raka masuk kamar inap dia melihat wanita itu memegang tangan anak itu yang tidak diinfus.

Raka menghempaskan tubuhnya di sofa yang tersedia di kamar itu. "Kalian itu siapa?" tanyanya sambil memijit kepalanya yang pusing.

Wanita itu menoleh dan merubah arah duduknya menghadap Raka.

"Tadi saya sudah memperkenalkan diri Tuan. Saya Tara, anak ini anak saya, Bagas" jawabnya pelan.

"Aku tidak tanya nama kalian. Aku tanya siapa kalian. Tinggal di mana? Ceritakan yang bisa kamu ceritakan." tuntuk Raka kesal. Wanita ini benar-benar membuatnya terjebak seperti ini.

"Tadi saya dan Bagas baru saja diusir dari kontrakan. Saya tidak sanggup bayar lagi. Tadi saya berniat mencari tempat berteduh karena mulai hujan. Bagas melihat masjid jadi dia tanpa sadar berlari menyeberang. Maaf Tuan saya merepotkan Anda." katanya sambil terus meremas kedua tangannya. Dia tidak berani memandang laki-laki itu.

Raka menghembuskan nafasnya kasar. Raka bukan orang yang kejam, tentu saja dia kasihan dengan Tara. Apalagi ada Bagas yang usianya mungkin belum ada 5 tahun.

"Setelah ini kamu dan Bagas ada rencana apa untuk kehidupan kalian?" Raka mengubah posisi duduknya hingga dia bisa melihat wajah Tara. Wanita itu sangat kurus. Kulitnya kusam dengan baju kebesaran yang tak layak pakai.

"Tidak ada Tuan. Mungkin saya akan cari pekerjaan dan tempat tinggal"

Raka mulai berpikir untuk mempekerjakan Tara dirumahnya, menjadi ART menemani mamanya yang sendirian di rumah. Papanya sudah meninggal dan mamanya lebih sering sendiri dengan Mbok Nem yang usianya sudah 60 tahun lebih. Dengan adanya Tara dan Bagas mungkin mamanya jadi lebih banyak teman.

"Kamu kerja dirumahku saja, tidur di rumah juga. Nemenin Mamaku. Beliau sering ngeluh di rumah sepi. Ada Bagas juga, jadi rumah bisa lebih ramai. " Tawaran Raka membuat Tara kaget, dia tidak menyangka akan mendapat perkerjaan sekaligus tempat tinggal.

"Apakah boleh Tuan?" tanyanya tak percaya.

Raka mengangguk, " Aku tidak tega dengan Bagas. Dia masih terlalu kecil untuk kamu ajak hidup susah"

"Terima kasih Tuan" kata Tara bahagia sekaligus terharu. Semoga Tuhan memberi kebahagiaan untuk tuannya.


BerahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang