PART 25 : MELAWAN

5.2K 173 13
                                    

Raka sengaja mengundang Rangga ke rumahnya hari ini, dia membutuhkan Rangga untuk bertukar pikiran cara melawan Rega. Dia tidak ingin diperas seperti ini, dan dia yakin Tara tidak akan tenang selama Rega masih berkeliaran.

"Terus apa rencana lo?" tanya Rangga. Mereka memang membicarakan itu di rumah Raka mumpung Renata, Tara, dan Bagas pergi.

"Gue blank, gak ngerti. Kasih ide donk. Lo kan informannya banyak, cari tau apa kek kelemahan Rega," keluh Raka.

"Beberapa tahun lalu kita bisa ancam dia dengan mau bubarin panti asuhan asal Rega yang kebetulan itu punya salah satu mantan gue. Tapi sekarang kita gak bisa pake itu lagi. Tara besar di sana juga kan," kata Rangga bingung. Dia juga hampir putus asa mencari cara untuk menghentikan Rega.

"Mau kita laporin polisi aja?" tanga Rangga tiba- tiba yang langsung mendapat caci maki dari Raka.

"Gila lo! Lo mau gue dijeblosin ke penjara? Kalau dia ketangkep gue bakal ketarik karena jadi customernya dia," jawab Raka marah yang dijawab Rangga dengan anggukan kepala.

"Bentar deh Ka, lo bilang kalau video itu tersebar lo bisa masuk penjara?" tanya Rangga.

Raka melihat temannya dengan wajah bingung, "Iya, terus kenapa?"

"Emang ya kalau udah jatuh Cinta emang jadi bego. Kalau lo yang customernya aja masuk penjara gimana dengan Rega. Malah dia penyedia lho?"

Raka cengo, iya juga pikirnya. Selama ini dia takut jika video itu tersebar, Raka takut akan reputasinya. Tapi Rega juga seharusnya tidak sebodoh itu untuk menyebarkan video itu, karena Raka pasti tidak akan tinggal diam jika sampai video itu tersebar, Rega dan customer yang lain pasti akan terseret juga.

"Terus apa yang harus gue lakuin? Sementara gue tau Rega berkeliaran bawa bom. "

"Sebenernya gue ada cara tapi ya butuh bantuan istri lo," kata Rangga yang membuat Raka heran.
.
.
.
.
Beberapa hari kemudian, di sebuah restaurant mewah, Rega sudah menunggu seseorang di sebuah ruang privat.

"Wah, gak nyangka kalau kamu yang datang," kata Rega pada seseorang yang masuk ke ruangan itu.

"Kakak.... "

"Aku gak nyangka suamimu sepengecut itu untuk sembunyi di belakang punggungmu," katanya sinis.

"Ini gak ada hubungannya dengan Raka. Aku yang ingin ketemu kakak," kata Tara pelan sambil menutup pintu. Dia berjalan pelan menghampiri orang yang telah dianggap kakak.

"Huh, kau pikir aku tidak tahu yang ada dipikiran suamimu," dengus Rega.

"Kak Rega, kenapa dulu kakak menjualku? Padahal aku begitu mempercayai kakak," tanya Tara sedih.

"Kau bilang ingin membantu panti kan? Nah itu pekerjaan yang cocok. Mudah dan sesuai denganmu."

"Tapi itu bukan pekerjaan yang halal kak."

"Apakah pantas sekarang kita bicara soal halal dan haram? Apa kau yakin jika pekerjaan suamimu halal? Bukankah kau bisa merasakan hasilnya? Kau bisa sekolah sampai lulus dan panti tidak perlu tutup."

"Jadi uang yang selama ini.... "

"Menurutmu?"

"Kenapa kakak bisa memberikan uang itu kepada kami?"

"Kalau aku nggak memberikan uang itu, menurutmu apa panti akan bertahan? Apa kalian akan bisa makan? Apa kamu dan adik-adik kita bisa sekolah? Dipikir lagi Tara, dunia tidak sebaik itu. Kita harus berjuang jika mau bertahan... "

"Tapi tidak dengan pekerjaan seperti itu kak... "

"Lalu kau ingin aku bekerja seperti apa? Jadi karyawan yang gaji tidak seberapa lalu melihat panti ditutup dan kalian berkeliaran? Aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri jika melihat kalian hidup susah... "

"Aku memang sengaja menjebak orang-orang seperti suamimu. Aku perah mereka, uangnya bisa membantu orang-orang sepertimu. Adil kan?" sinis Rega.

"Kak... "

"Kamu ingin apa? Ingin aku melepaskan suamimu? Tidak semudah itu Tara. Bercerailah, aku akan mengenalkanmu pada pria yang lebih baik. Kau dan Bagas akan bahagia. "

"Tidak kak. Aku tidak akan bercerai kak. Aku akan melaporkan tindakan kakak ke polisi."

"APA!! Jangan gila Tara! Apa kau tahu jika kau ke polisi, suamimu akan masuk penjara juga?!! "

"Tidak masalah, suamiku salah, kakak juga. Aku ingin kakak menebus kesalahan.... ukh..... " belum selesai Tara berbicara, Rega sudah menerjang Tara dan mencekiknya.

"Jangan sekalipun kau bicara pada polisi atau aku akan membuat mu menderita... " ancam Rega.

"Uhuk... Kak.... " Tara mencekal tangan kuat Rega tapi apa daya dia tidak ada kekuatan untuk itu.

"Kau tahu... Aku menjadi penjahat karena aku tidak ingin kalian menjadi penjahat sepertiku... Tapi sepertinya aku harus menjadi pembunuh.... "

"Kak.... "

BRAK....

"REGA!!!! "

Segera Raka menerjang masuk ruangan dan menarik badan Rega. Tara terduduk sambil memegangi lehernya, dia berusaha mengembalikan nafasnya yang hampir putus.

"Kenapa kau tega pada adikmu sendiri?" kata Raka berang.

"Aku tidak peduli siapapun. Selama orang itu menggangu jalanku, harus aku singkirkan. Termasuk dia... " tujuk Rega pada Tara.

"Kau berubah Kak. Kau bukan Kak Rega yang aku kenal... "

"Hahaha.. Kau terlalu polos Tara. Dunia ini kejam, jika kita tetap sama, kita tidak akan bertahan. Kau tahu sendiri orang itu jahat, nyatanya kita dibuang di panti asuhan. Semakin kita dewasa, semakin kita tahu dunia itu kejam," cibir Rega.

"Dan kau Raka, jangan harap ini akan selesai.... " teriak Rega berang.

"Ini udah selesai Rega," kata Rangga sambil masuk ruangan.

Rega menoleh, dia tidak menyangka ada satu orang lagi yang ikut campur dan orang itu sangat mengganggu rencananya.

"Lo gak usah ikut campur!! "

"Tentu saja ini urusan gue, Raka sahabat gue, jadi gue harus bantu. Lo udah kalah Rega."

Rangga menunjuk cctv di ujung setiap ruangan dan ada mic kecil di beberapa titik yang tentu saja sudah merekam percakapan mereka.

"Kurang ajar kalian.... " geramnya.

"Lo bisa lolos lagi kali ini, tapi jangan harap lain waktu gue bakal baik!!!" teriak Rega meninggalkan tempat itu.

Rangga menghembuskan nafas lega. Dia memandang Raka yang mendampingi Tara yang masih lemas.

"Gue salut sama keberanian istri lo."

Raka tersenyum, dia memeluk Tara dengan erat.

"Terima kasih sayang... "

Tara membalas pelukan suaminya, "Terima kasih mas, sudah mempercayaiku."

-----------------------------------------------

1 part lagi End. Semoga besok bisa up 😄😄

BerahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang