PART 13 : MENCOBA LAGI (21+)

11.4K 221 3
                                    

Raka masuk rumah dengan kondisi kecewa. Biasanya ada Tara yang menunggunya di pintu saat mobilnya memasuki halaman. Tapi istrinya tidak terlihat sama sekali dan rumahnya juga sepi. Hanya ada Mbok Nem yang sedang melihat TV.

"Pada ke mana Mbok? Kok rumah sepi?" Tanya Raka heran.
"Bu Renata sama Bagas ke rumah eyang di Bogor. Kalau Non Tara udah tidur Nak. Tadi katanya badannya makin gak enak. Nak Raka mau makan malam? Saya siapkan." tawar Mbok Nem hormat.

Raka memang sadar sejak tadi pagi istrinya terlihat tidak enak badan. Sepertinya dia agak demam. " Gak usah mbok. Tadi udah makan kok." tolak Raka sopan. Walau mbok Nem adalah pembantunya tetap saja dia menaruh hormat pada wanita yang telah merawatnya sejak kecil.

Raka masuk ke kamarnya dalam kondisi gelap. Setelah menghidupkan lampu, dia melihat Tara bergerak gelisah di ranjang mereka. Dengan panik Raka mendekati istrinya.

"Tara kamu kenapa?" tanya Raka panik. Dia menaruh tangannya di dahi Tara.

"Gak tau mas. Badan aku gak enak banget, panas sama sesak nafas." jawab Tara sambil terengah-engah.

Saat Raka memegang kening Tara dan merasakan suhu badan Tara yang hangat, tiba-tiba Tara memegang tangan Raka yang di keningnya.

"Tangan mas enak, adem." katanya sambil menahan tangan Raka di keningnya. Kemudian dipindahkan ke wajahnya dan turun ke lehernya. Tara mengusap-usapkan tangan Raka ke lehernya yang berkeringat. Badan Raka menegang seketika. Tiba-tiba badannya juga merasa panas.

"Kamu tadi makan apa kok sampai badanmu kaya gini?" tanya Raka pelan sambil menahan gairah yang mulai naik. Di depannya sekarang istrinya sedang bergerak gelisah dengan tangannya yang terus diusapkan ke leher dan wajah Tara.

"Tara cuma minum jamu dari mama. Katanya itu obat biar Tara cepet sembuh. Tapi kok badan Tara makin panas ya mas..." jawabnya sambil terus mendesah.

BINGO

Otak Raka langsung mengerti rencana mamanya. Mama Renata dengan segala rencananya yang diluar nalar. Sampai-sampai harus memberi menantunya obat perangsang untuk menggodanya. Memang mamanya tidak tahu tentang kelainannya tapi situasi saat ini merugikan mereka berdua. Tara yang tidak bisa terpuaskan dan Raka yang tersiksa melihat istrinya penuh gairah seperti ini.

Tiba-tiba Tara bangun dan meraih leher Raka dan menjatuhkannya ke kasur. Wanita itu menimpa Raka dan membuat tubuh Raka menegang. "Mas...." desah Tara seksi. Dan dengan tiba-tiba wanita itu menempelkan bibirnya yang mungil ke bibir Raka. Bibir Tara bergerak-gerak amatir, Raka menyadari bahwa istrinya tidak  berpengalaman dalam berciuman. Bibirnya masih diam sementara bibir Tara bergerak gerak seperti mencari sesuatu sambil sesekali mendesahkan namanya. Bahkan tangannya sudah bergerilya melepas dasi dan kancing kemeja Raka.

Gairah Raka sudah sampai ubun-ubun, dia sudah tak tahan. Dengan sekali hentakan dia membalik tubuh istrinya dan berbalik berada di atas.

"Persetan....." rutuknya.

Dengan liar dia menyambar bibir Tara dan lidahnya bergerak liar dalam mulut Tara. "Ikuti bibirku sayang." Kata Raka penuh dengan nafsu.
Dengan pelan namun pasti Tara membalas ciuman Raka. Raka tersenyum di sela-sela ciuman mereka. Tangannya bergerak memegang dada Tara yg masih berbalut baju tidur. Dengan kasar dirobeknya baju itu hingga tersisa kain yang menutupi dada dan bagian inti Tara. Tangannya dengan cekatan membuka kain terakhir dari tubuh istrinya. Bibirnya turun ke pucuk tubuh Tara dan memainkan puting yang sudah menegang. Lidahnya bermain di sana, menghisap dan menggigit kecil milik istrinya. Sementara jari tangannya bermain dengan inti tubuh istrinya.
"Ahhhh massss..." Tara mendesah saat Raka memasukkan 2 jarinya pada kewanitannya. Bermain di sana hingga miliknya begitu basah. Raka tersenyum senang melihat istrinya menikmati permainannya. Raka memegang kedua tangan istrinya dan ditangkupkan ke bukit kembar milik Tara. Wajah Tara memerah saat jari-jari Raka menuntun jari-jarinya untuk memilin puting tegang miliknya.
"Nikmati milikmu sayang." Bisik Raka seksi. Tara merasa risik memegang dan memainkan dadanya sendiri tapi dia tak menolak saat merasakan sensasi geli sekaligus nikmat. Perlahan-lahan Raka menurunkan kepalanya ke kewanitaan Tara. Hidungnya menghirup puas aroma khas yang muncul dari kewanitaan istrinya. Sudah lama dia tidak mencium aroma ini, dia begitu merindukan tubuh wanita. Dijulurkan lidahnya bermain dengan klitoris basah milik Tara. Lidahnya bergerak lincah diinti Tara dibantu dengan dua jarinya yang membuka lebar kewanitaan Tara.
Badan Tara menegang. Sensasi luar biasa dia rasakan. Tangannya dengan agresif terus bermain dengan putingnya membuat tubuhnya menggelinjang hebat.
"Ahh mas.... aku... akhhh" Raka tersenyum di bawah sana. Dia tahu istrinya hampir orgasme maka lidahnya makin agresif bermain dengan kedua jarinya dengan lincah keluar masuk pada inti Tara.
"Mas...mas...akkhhhh." Tara mendapat orgasme pertamanya. Raka menjilat bersih cairan yang keluar dari kewanitaan istrinya. Dia bangun dan melihat wajah Tara memerah dengan tangan yang masih memegang dadanya.
Raka tahu walau Tara sudah orgasme, itu tidak mengurangi gairah Tara karena obat perangsang itu. Perlahan-lahan Tara membuka matanya dan melihat suaminya hendak bangkit meninggalkannya. Dengan sisa kekuatannya Tara menarik tubuh suaminya dan mengurung dengan kedua tangan di samping kepala Raka.
"Kamu curang mas. Sekarang giliranku buat nyenengin kamu."
Bibir mungil Tara langsung menyerang bibir Raka. Memberikan lumatan dan gigitan-gigitan kecil yang tanpa sadar membuat Raka melenguh. Tangannya yang kecil bergerak lembut memberikan pola abstrak di dadanya, tangan itu turun hingga....
KLIK
Raka menyadari tangan istrinya sudah membuka ikat pinggangnya dan mulai membuka zipper celananya. Raka panik, bagaimana jika Tara tahu bahwa dia impoten. Mau ditaruh mana mukanya.
"Milikmu sudah tegang mas...." bisik Tara seksi di telinganya.
Raka bingung mendengar perkataan Tara. Dia mengangkat sedikit kepalanya dan memfokuskan pandangannya ke arah benda yang dipegang istrinya. Dia memandang takjub melihat juniornya sudah tegak berdiri dengan sombongnya.
Perlahan-lahan Tara menurunkan kepalanya dan mulai menjilati senjata milik suaminya itu.
"Uhhh....asssshhhh." Raka yang tidak siap menerima serangan itu hanya bisa mendesah pasrah.
"Sayang.... hati-hati dengan gigimu.... uhh ya begitu sayang....ahhhh nikmat...." racau Raka karena tak tahan dengan lidah istrinya yang amatir tapi memberikan sensasi yang begitu dia rindukan.
Raka hampir sampai, tapi dia tidak mau mengeluarkan spermanya di mulut istrinya. Maka ditariklah tubuh Tara dan menaruh tubuh kecil itu di bawah tubuhnya yang perkasa. Dilepasnya baju dan celana yang tersisa hingga keduanya sama-sama telanjang. Diarahkan kejantananya yang tegang ke vagina Tara.
"Kita lakukan malam pertama kita sayang." Bisik Raka dan perlahan-lahan dia memasukkan kejantanannya pada milik Tara. Tara hanya bisa mendesah saat benda asing yang besar dan kokoh mulai memasuki intinya. Tara panik, dia teringat malam dia diperkosa, tapi saat dia membuka matanya yang dilihatnya adalah suaminya yang sudah bercucuran keringat karena aktivitas mereka. Tara tersenyum dan pelan dia mengusal peluh di wajah Raka.

"Ehmmm." Geram Raka saat miliknya sudah berhasil masuk semua pada inti Tara. Perlahan-lahan dia mulai bergerak. Kejantanannya bergerak keluar masuk menggesek vagina Tara.
"Ahhh mas... lebih cepat...."
Mendengar permintaan istrinya membuat Raka menggila. Digerakkannya tubuhnya dengan liar. Bibirnya bergerak dari bibir Tara turun ke leher. Dia memberikan jilatan dan banyak tanda pada leher jenjang istrinya. Dia ingin memberikan kenikmatan dan kepuasan pada Tara. Dia khawatir jika besok ternyata dia tidak bisa 'bangun' lagi.
Inti Tara makin berdenyut kencang tanda dia akan orgasme. Raka makin aktif bergerak, dia ingin orgasme bersama.
"Ahh ahhh ahhh mas..."
"Bersama sayang...."
Denyut itu makin tak tertahankan dan...
"Ahhhh....."
Tara bisa merasakan cairan Raka memenuhi rahimnya. Hangat dan nikmat.
Raka menggulingkan badannya ke samping sambil menarik Tara dalam pelukannya tanpa melepas kebersamaan organ intim mereka.
"Mas, milikmu masih sesak" kata Tara terengah-engah. Dia sudah merasa kelelahan tapi sepertinya gairahnya masih belum padam juga.
Raka tersenyum nakal. "Karena urusan kita belum selesai sayang."
Maka dilanjutkanlah percintaan panas mereka, bergelung dalam birahi dan kebutuhan yang sama besarnya.

BerahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang