PART 6 : PERJODOHAN

7.3K 188 2
                                    

Sebulan kemudian

Hari ini rasanya seperti hari vonis untuk Raka, hari yang telah dijanjikan oleh mamanya di mana, katanya, mamanya akan membawa calon istrinya ke rumah. Raka sudah dilarang kemana-mana oleh mamanya, sehingga waktunya hanya dihabiskan dengan mencoba ngobrol dengan Bagas. Raka merasa sedikit terhibur karena Bagas sudah mau berinteraksi dengannya. Anak itu sudah mau menjawab agak panjang saat ditanya dan sudah bisa menceritakan kembali film kartun yang ditontonnya. 

Hampir makan siang saat mamanya datang dengan Tara. Tadi Tara memang diajak mamanya pergi ke rumah sakit. Nengok teman katanya. Sehingga Bagas dan Raka dititipkan ke Mbok Nem. Astaga, bahkan umurnya sudah 33 dan dia masih dititipkan ke pengasuhnya sejak kecil.

" Raka sini." panggil Renata sembari masuk kamar.

Raka melangkah gontai ke kamar mamanya. Seolah-olah mamanya sudah menentukan kapan hukuman matinya.

Raka duduk di ranjang berhadapan dengan mamanya.

"Mama sudah menentukan kamu mau mama jodohin sama siapa. Dan kalian akan nikah bulan depan."

"Ma! Raka bahkan belum ketemu sama cewek itu dan mama udah nentuin kapan kami nikah?" sahut Raka tak percaya.

"Kamu gak perlu ketemu sama cewek itu lagi. Cewek itu Tara."

BLARRR

Raka benar-benar telah medapat vonis matinya. 

" Tara? kok bisa-bisanya mama...." Raka tidak sanggup melanjutkan perkataannya. Lidahnya kelu. Otaknya yang biasanya lancar jadi mampet.

"Mama lihat Tara anak yang baik dan kamu juga bisa nerima Bagas."

"Tara janda ma. Emang mama mau punya menantu janda beranak satu."

"Tara belum pernah menikah." sahut Renata. Raka hanya bisa melihat mamanya dengan pandangan tidak mengerti. Lalu siapa Bagas yang diaku anak oleh Tara?

"Tara dulu diperkosa sampai hamil Bagas." Lalu mengalirlah cerita tentang Tara dari mulut Renata. Tidak ada yang disembunyikan, sesuai dengan cerita Tara. Raka hanya bisa terdiam mendengar cerita dari mamanya.

"Jadi mama mau jodohin Raka sama mantan pelacur?" tanya Raka gak percaya.

"Dia dijebak, bukan menjual diri. Dia bukan pelacur." Kata Renata membela Tara.

"Ma! Dia bisa bohong demi mendapat simpati dari Mama. Lagian kita gak tau dia bersih gak. Mama mau Raka kena penyakit." Raka masih mencoba menolak perjodohan absurd dari mamanya.

Renata berdiri dan mengambil amplop berlogo rumah sakit dan diberikan kepada anaknya.

"Sebulan yang lalu mama udah ajak Tara cek darah, dan dia bersih. Jadi kamu gak perlu khawatir."

Raka hanya bisa menggeleng tidak percaya. Mamanya sudah mempersiapkan sejauh ini.Tapi Raka masih mencoba menolak perjodohan ini. "Pokoknya Raka gak mau nikah sama mantan pelacur!!"

Renata menatap anaknya tajam, "Cindy, saat kamu nikah sama dia, dia masih perawan gak? sebelum nikah sama kamu dia udah sering gonta ganti pacar. Bahkan setelah cerai dari kamu dia masih gak berubah. Jadi siapa yang menurutmu pelacur? Mantan istrimu atau calon istrimu? Harusnya kamu yang tes darah, mungkin aja kamu udah tertular penyakit dari mantan istrimu." Kata Renata tajam yang langsung menyentil ego Raka.

Raka terdiam, nyatanya dia memang tahu mantan istrinya suka one night stand sebelum mereka menikah. Raka tidak bisa membalas perkataan mamanya. Dia kehabisan kata-kata.

"Kamu gak bisa jawab kan? Kalau gitu turuti mama. Kamu nikah sama Tara, Tara juga udah setuju nikah sama kamu."

"Tara setuju?" tanya Raka tidak percaya.

"Ya, itu untuk balas budi ke mama katanya. Dan Bagas juga membutuhkan seorang Papa."

Raka lagi-lagi terdiam, dia memilih keluar dari kamarnya untuk menenangkan diri. Dia harus keluar mencari hiburan. Dia penat berada di rumah.

"Bro, lo tugas ga?" tanya Raka kepada seseorang di seberang sana.

.............

"Gue ke apart lo ya."

Diambilnya kunci mobil dan mengendarai mobilnya ke apartemen temannya. Dia butuh tempat buat cerita tentang perjodohan konyol ini.

BerahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang