PART 17 : AWAL BADAI

6.2K 194 9
                                    

Seperti yang dijanjikan, Tara memberi kabar Raka bahwa dirinya sudah di lobi.
Raka yang melangkah keluar dari lift membuat Tara menahan nafas. Langkahnya yang tegap dan pasti disertai senyum yang tak hilang dari wajah suaminya itu membuatnya terpesona. Belum lagi kemeja yang melekat indah di tubuh suaminya membuatnya menganga kagum. Mengapa suaminya bisa setampan ini?

"Mengagumi pemandangan sayang," bisik Raka sambil mengecup pipi merah istrinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengagumi pemandangan sayang," bisik Raka sambil mengecup pipi merah istrinya.
Tara yang tersadar hanya bisa menunduk. Astaga pasti memalukan sekali wajahnya yang memerah ini.

Raka membantu Tara berdiri dan memeluk pinggang rampingnya dengan posesif, lalu dia memanggil satpam dan resepsionis kantornya.

"Kenalkan dia istri saya, Tara. Jika nanti istri saya kemari, langsung ijinkan dia naik ke ruangan saya. Mengerti?" Ucap Raka tegas.
Resepsionis dan satpam mengangguk mengerti, lalu dengan kikuk membalas uluran tangan Tara. Tara mengulurkan tangan sambil menyebutkan namanya dengan lembut, hal yang sangat jarang dilakukan oleh mantan istri bos mereka. Beberapa karyawan yang melihat itu mengamati wajah Nyonya Mahendra. Wajahnya terkesan biasa, bisa dibilang polos tanpa make up berlebihan namun terlihat manis. Sementara badan mungilnya hanya terbalut dress kuning dengan motif polkadot yang entah kenapa membuat pemakainya terlihat seperti anak ABG. Selera bos mereka benar-benar berubah, jika Cindy seperti nyonya sosialita maka Tara seperti anak SMA.

Setelah menemani Raka makan, Tara memutuskan untuk menunggu Raka di kafe dekat kantor, lagian katanya Raka akan ada meeting, daripada dia bosan mending dia menghabiskan waktu sambil membaca buku yang tadi diambilnya dari ruangan Raka.

Saat lagi asyik membaca, ada seseorang yang menepuk bahunya. Refleks Tara menoleh dan melihat seseorang yang dia hindari selama ini, "Kak Rega..." Tara benar-benar tidak menyangka akan bertemu kakaknya di sini, saat dia sudah merasa bahagia dengan keluarganya.

"Wah gak nyangka bakal ketemu kamu di sini," kata Rega sinis. "Udah bahagia ya nikah sama pengusaha." sindir Rega.

Tara tidak heran jika kakaknya tahu tentang pernikahannya karena memang diadakan besar-besaran dan memanggil wartawan. Harusnya dia sudah bisa memperkirakan jika kakaknya mengetahui ini.

"Kakak ada apa di sini?" tanyanya terbata-bata.

"Aku ada urusan di sana," jawabnya enteng sambil menunjuk gedung tempat Raka bekerja. Melihat itu Tara ketakutan, walau suaminya sudah tahu seperti apa masa lalunya, tapi dia tidak ingin Rega bertemu Raka
"Ka....kak mau ngapain di sana?" Tanyanya khawatir dan Rega dengan jelas menangkap kekhawatiran itu.

"Kenapa? Kamu takut aku cerita ke suamimu tentang masa lalumu?" ejek Rega.

Tara hanya diam, dia sudah cerita semua ke suami dan mama mertuanya, tapi entah kenapa dia tetap khawatir. Dia khawatir jika orang yang dia anggap kakak akan menghancurkan kebahagiannya.

BerahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang