PART 8 : PERNIKAHAN

6.2K 182 2
                                    

SAH

SAH

Hari ini tepatnya tanggal 19 Oktober 2019, Raka dan Tara sudah resmi menjadi suami istri. Ijab qobul dilaksanakan secara sederhana di rumah Raka dan malam harinya akan digelar resepsi besar-besaran. Mamanya memaksa ada resepsi mewah untuk mengundang teman-teman sosialitanya dan kolega kerja Raka. Mamanya juga mengundang wartawan untuk meliput resepsi mereka. Astaga, mamanya benar-benar total dalam pernikahan keduanya ini. 

"Kamu itu pengusaha muda yang terkenal, ya wajar dong mama undang wartawan. Biar citramu yang gay itu hancur. Sekalian itu mantan istrimu mama undang. Biar dia tahu kamu masih doyan cewek." jawab mamanya kala Raka menanyakan perihal undangan yang luar biasa banyak.

Saat resepsi tiba, Raka tidak bisa melepaskan pandangannya dari istrinya. Entah kenapa malam ini Tara terlihat cantik. Dress putihnya yang panjang dan tanpa lengan, menempel indah di tubuh Tara hingga terlihat lekuk tubuhnya yang menonjol. Tara tidak terlihat nakal, tidak sama sekali, tapi dia terlihat anggun. Ditambah rambutnya yang digelung ke atas dengan mahkota kecil di pucuk kepalanya membuat Tara malam ini terlihat berbeda. Tentu saja ini berkat mamanya. Selama sebulan ini mamanya mengajak Tara yoga dan berolah raga, ditambah perawatan tubuh yang membuat kulit Tara tidak kusam seperti saat mereka pertama kali bertemu. Raka tidak menyangka istrinya memiliki aset yang indah. Dada yang penuh dan bokong yang sintal. Rasanya ingin Raka menghabisi istrinya malam ini di ranjang pengantin mereka. Sesaat kemudian Raka teringat sesuatu dan pandangan nakal dari matanya berganti pandangan sedih ke arah Tara.

Ditengah resepsi mereka akan diadakan konferensi pers. Lagi-lagi mamanya yang mengatur. Di kesempatan itulah Raka bisa membuat image yang baik tentang dirinya. Memanfaatkan Tara untuk mendapat keuntungan. Bukankah setiap pengusaha harus bisa mengambil kesempatan bahkan di tengah kerugian?

"Ya benar, istri saya memang sudah mempunyai anak bernama Bagas. Tapi anak kami sengaja tidak kami hadirkan agar Bagas tetap memiliki privasi. Bahkan pertemuan kami berkat Bagas juga." kata Raka tegas sambil menggenggam tangan Tara dan memandang wajah istrinya dengan hangat, menunjukkan dia benar-benar mencintai wanita disampingnya.

"Istri saya berasal dari panti asuhan, dia yatim piatu. Tidak ada yang salah dengan status istri saya. Bukankah dia wanita yang hebat, tumbuh dengan mandiri dan bisa menjadi single parent yang berhasil," katanya sambil mengecup tangan Tara dengan manis. Hal tersebut otomatis membuat pipi Tara memerah. Padahal dia tahu bahwa semua ini hanya pura-pura tapi tidak mengurangi cepatnya detak jantung di dadanya.

Para tamu dan wartawan berdecak kagum dengan cerita Raka. Mereka memuji sikap Raka yang berbesar hati menerima status istrinya bahkan tanpa malu dan ragu menunjukkan rasa cintanya pada Tara. Seolah-olah dia memuja wanita yang dia pilih menjadi pendamping hidupnya.

Setelah resepsi, Raka dan Tara menginap di hotel tempat mereka menyelenggarakan resepsi. Lagi-lagi ini rencana mamanya, katanya biar Bagas segera punya adik, karena Raka bersikeras tidak menginginkan bulan madu.

Setelah Raka selesai menemui Rangga, dia berbalik ke kamarnya dan melihat istrinya masih menggunakan gaun pengantin walau hiasan rambutnya sudah dilepas dan riasannya sudah dihapus.

"Kenapa kamu gak ganti baju?" tanya Raka heran.

"Gak ada baju yang bisa aku pakai mas." Jawab Tara sambil menunjuk tas yang sudah disiapkan mama mertuanya.

Raka berjalan ke arah tas yang dimaksud dan benar saja. Isinya hanya potongan-potongan kain gombal atau bahasa kerennya lingerie. Apa-apaan mamanya ini, benar-benar penuh persiapan. Raka mengambil kain berwarna merah yang menurutnya paling tertutup, tapi bagaimana bisa dibilang tertutup kalau belahan dadanya sangat rendah dan panjangnya tidak sampai lutut Tara. Tapi paling tidak itu yang paling mending diantara yang lain yang hanya bra dan cd kurang bahan. 

" Kamu pakai ini sebagai dalaman terus pakai jubah mandi, atau mau pakai bajuku?" pertanyaan bodoh yang membuat Raka menyesal dan segera mengkoreksi ucapannya.

"Lebih baik kamu pake jubah mandi aja", kata Raka sembari menyerahkan kain itu. Dia tidak bisa membayangkan Tara yang memakai kaosnya pasti akan terlihat sangat seksi.

Tara mengangguk dan membalik badannya, "Mas bisa minta tolong bukakan gaunku? Maaf karena reslitingnya dibelakang, tanganku gak sampai."

Dengan kaku, Raka menarik resliting gaun Tara sampai pinggul. Dia melihat punggung mulus istrinya yang seketika membuat gairahnya naik. Astaga, cobaan apalagi ini Tuhan. Sepertinya dia harus mandi air dingin untuk mendinginkan badannya yang sudah panas.

BerahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang